Pertemuan ketiga Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan

Dari analisis data disposisi matematis siswa pada akhir siklus I diperoleh bahwa skor rata-rata kelas disposisi matematis adalah 68, standar deviasi 7,62 dan modus 70. Selanjutnya peneliti menemukan bahwa siswa yang nilai disposisi matematiknya mencapai lebih besar sama dengan 70 sebanyak 27 orang siswa atau 60 dari seluruh jumlah siswa di kelas VII H. Sedangkan masing-masing nilai rata-rata disposisi matematik yang diperoleh siswa setiap aspeknya disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.3. Data Disposisi Matematis Siswa Siklus I No Aspek Disposisi Matematis Rata- rata SD Nilai min Nilai maks 1 Katertarikan 65 11,56 38 92 2 Kepercayaan Diri 60 11,06 29 83 3 Kegigihan 73 10,78 50 88 4 Fleksibilitas 72 8,44 50 88 5 Metakognisi 67 9,58 44 84 Disposisi Matematis Siswa 69 7,62 53 85 Dalam data di atas, nilai rata-rata yang paling rendah ditemukan pada aspek kepercayaan diri sebesar 60 kemudian dilanjutkan dengan aspek ketertarikan, metakognisi, fleksibilitas dan kegigihan dengan nilai tertinggi.

2. Nilai tes hasil belajar

Tes hasil belajar siswa pada akhir siklus I mengenai segitiga menunjukan bahwa nilai rata-rata kelas siswa 66, modus 65, dan standar deviasi 8,29. Hal berarti nilai rata-rata kelas telah memenuhi KKM. Namun demikian, siswa yang memenuhi KKM hanya berjumlah 29 orang atau 64 dari jumlah seluruh siswa di kelas yang juga berarti ketuntasakan kelas belum tercapai. Berikut tabel frekuensi hasil belajar siswa siklus I. Tabel 4.4. Hasil Belajar Siswa Siklus I Nilai Frekuensi ≥ ≥ 41 – 50 2 2 4,44 51– 60 13 15 33,33 61 – 70 21 36 80 71 – 80 8 44 97,78 81 – 90 1 45 100

3. Observasi tindakan

Dari pengamatan yang dilakukan peneliti dan guru sebagi observer, diperoleh data keterlaksanaan proses pembelajaran SSCS yang disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.5. Data Keterlaksanaan Proses Pembelajaran SSCS Siklus I No Aspek yang diamati Pertemuan ke- juml ah Dalam persen 1 2 3 4 1 Siswa aktif mencari informasi 3 3 3 3 12 75 2 siswa aktif menyelesaikan masalah 2,5 3 3 3 11,5 72 3 siswa aktif menyusun bahan presentasi 2 2 3 3 10 63 4 siswa berani mengajukan pendapat 2,5 3 3 3 11,5 72 5 Siswa menghargai presentasi temannya 2,5 3 3 3 11,5 72 6 siswa mempresentasikan hasil kerja 2,5 2,5 3 2,5 10,5 66 7 siswa berani menanggapi hasil kerja temannya 2,5 2,5 3 3 11 69 Jumlah 17 19 21 20,5 77,5 69 Dalam persen 61 68 75 73 69 Data yang disajikan menunjukan bahwa persentase keberhasilan proses pembelajaran SSCS siklus I mencapai 69. Dari pertemuan pertama sampai ketiga, persentase keterlaksanaan proses pembelajaran SSCS mengalami peningkatan. Sayang, di pertemuan keempat persentase menurun sebanyak 2, penurunan ini disebabkan karena padatahap share siswa tidak seantusias di pertemuan sebelumnya atau pertemuan ketiga. Aspek yang paling rendah terlihat pada aktifitas menyusun bahan presentasi atau pada tahap create. Peneliti menemukan bahwa dipertemuan pertama dan kedua banyak siswa yang bercanda saat membuat gambar dan merangkum materi yang telah dipelajari walaupun sudah berkali-kali ditegur oleh peneliti sehingga banyak siswa yang belum menyelesaikan tugas pada setiap tahap kegiatan SSCS. Namun pada pertemuan selanjutnya siswa sudah mulai mau menyelesaikan tugas tersebut meski dengan melihat pekerjaan teman yang lain. Aktifitas yang persentasenya masih di bawah 70 selanjutnya adalah siswa mempresentasikan hasil kerja di depan kelas atau pada tahap share. Peneliti menemukan bahwa siswa kurang percaya diri untuk menjelaskan hasil kerja mereka sendiri, ini terlihat saat siswa terlebih dahulu harus dibujuk berkali-kali untuk maju ke depan, dan saat ditanya mengapa tidak ada yang mau maju, serempak mereka menjawab takut salah, bu. Selanjutnya adalah siswa berani menanggapi hasil kerja temannya. Aktifitas ini masih terdapat pada tahap share. Dalam aktifitas ini, peneliti juga menyimpulkan bahwa lagi-lagi kepercayaan diri siswa yang masih rendah menjadi penyebabnya, tidak jauh berbeda dengan penyebab kurangnya antusias siswa mempresentasikan hasil kerja.

d. Refleksi Siklus I

Dari data yang disajikan sebelumnya, dapat kita katakan bahwa penelitian pada akhir siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian sehingga penelitian perlu dilanjutkan ke siklus II. Sebelum dilakukan siklus II, peneliti berdiskusi dengan guru untuk membahas keterlaksanan tindakan dan hasil tes serta hasil engket disposisi matematis untuk mencari kekurangan yang bisa diperbaiki di siklus II agar indikator keberhasilan bisa tercapai. Berdasarkan analisis data di atas, pada siklus II peneliti melakukan modifikasi tindakan perbaikan sebagai berikut: 1 Peneliti membagi kelompok baru yang heterogen berasarkan tes hasil belajar dan skor angket disposisi matematis. 2 Peneliti memberi pemahaman kepada siswa untuk tidak takut salah di setiap pertemuan, 3 Peneliti menegaskan kembali pada siswa bahwa mereka harus menyelesaikan tugas pada setiap tahap kegiatan SSCS untuk penilain kelompok. 4 Peneliti meminta siswa untuk mencari soal yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari sebagai pekerjaan rumah kemudian ditukar dengan teman yang lain untuk diselesaikan di tahap solve. Kegiatan ini bertujuan

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pmbelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

3 13 162

Pengaruh model search, solve, create and share terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis

1 18 214

PENGEMBANGAN MEDIA SCAFFOLDING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE

5 23 101

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) BERBANTUAN KARTU MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA KELAS VIII

0 40 387

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) BERBANTUAN PhET UNTUK MENINGKATKAN STRATEGI METAKOGNITIF DAN PEMAHAMAN KONSEP

34 161 158

Pengaruh Model Pembelajaran Search Solve Create And Share (SSCS) dan Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa

0 5 15

Penerapan Model Pemecahan Masalah Matematis Tipe Search, Solve, Create and Share (SSCS) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Dasar.

1 2 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

0 0 44

Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP Pada Topik Cahaya.

4 12 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREAT, DAN SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KREATIF DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA BERDASARKAN DISPOSISI MATEMATIKA PADA SISWA SMP - repo unpas

0 0 9