Pertemuan kedelapan Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan

2. Nilai tes hasil belajar

Tes hasil belajar siswa pada akhir siklus II mengenai segiempat menunjukan bahwa nilai rata-rata kelas siswa 68, modus 70, dan standar deviasi 11,40. Hal berarti nilai rata-rata kelas telah memenuhi KKM dan siswa yang memenuhi KKM berjumlah 33 orang atau sama dengan 77 dari jumlah seluruh siswa di kelas yang juga berarti ketuntasakan kelas telah tercapai. Berikut tabel frekuensi hasil belajar siswa siklus II. Tabel 4.8. Hasil Belajar Siswa Siklus I Nilai Frekuensi ≥ ≥ 41 – 50 2 2 4,44 51– 60 13 15 33,33 61 – 70 21 36 80 71 – 80 8 44 97,78 81 – 90 1 45 100

3. Observasi tindakan

Dari pengamatan yang dilakukan peneliti dan guru sebagi observer, diperoleh data keterlaksanaan proses pembelajaran SSCS yang disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.5. Data keterlaksanaan proses pembelajaran SSCS siklus II No Aspek yang diamati Pertemuan ke Juml ah Dalam persen 6 7 8 9 1 Siswa aktif mencari informasi 3,5 3,5 3,5 3,5 12 88 2 siswa aktif menyelesaikan masalah 3 3,5 3,5 3,5 11,5 84 3 siswa aktif menyusun bahan presentasi 3 3,5 3 3 10 78 4 siswa berani mengajukan pendapat 3 3,5 3 3 11,5 75 5 Siswa menghargai presentasi temannya 3 3 3 3 11,5 78 6 siswa mempresentasikan hasil kerja 2,5 3 3 3 10,5 72 7 siswa berani menanggapi hasil kerja temannya 3 3 3 3 11 75 Jumlah 17 19 21 20,5 77,5 79 Dalam persen 75 80 80 79 79 Persentase keberhasilan proses pembelajaran SSCS siklus II mencapai 78,1 dan seluruh kegiatan mengalamai peningkatan dari siklus I. Ini menunjukan bahwa refleksi yang dilakukan peneliti telah berhasil meningkatkan keterlaksanaan proses pembelajaran SSCS. d. Refleksi Siklus II Berdasarkan uraian data hasil pelaksanakan tindakan siklus II diatas, dapat kita lihat bahwa pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini telah mencapai persentase 78,1. Siswa yang memiliki nilai disposisi matematika lebih besar sama dengan 70 sebanyak 73 dari jumlah seluruh siswa, dan 77 siswa telah memenuhi KKM. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian, yaitu lebih dari 70 siswa memenuhi KKM dan lebih dari 70 siswa mendapat skor disposisi lebih besar sama dengan 70. Baik hasil belajar dan skor disposisi matematis, keduanya mengalami peningkatan dari siklus I sampai akhir siklus II. Karena indikator keberhasilan penelitian telah tercapai, maka penelitian tindakan dihentikan. B. Pembahasan Data Penelitian 1. Lembar Observasi Siswa Data mengenai aktivitas belajar matematika siswa salah satunya diperoleh dari lembar observasi siswa. Rata-rata persentase aktivitas belajar matematika dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.10. Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I dan Siklus II Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II Siswa aktif mencari informasi 75,0 87,5 siswa aktif menyelesaikan masalah 71,9 84,4 siswa aktif menyusun bahan presentasi 65,6 78,1 siswa berani mengajukan pendapat 68,8 75,0 Siswa menghargai presentasi temannya 71,9 78,1 siswa mempresentasikan hasil kerja 62,5 71,9 siswa berani menanggapi hasil kerja temannya 68,8 75,0 Jumlah 69,2 78,6 Berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan pada tabel di atas, diperoleh data bahwa aktivitas siswa telah mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan peneliti pada siklus II dapat memperbaiki dan meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran SSCS. Pada siklus I, banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahami perintah dalam LKS sehingga bingung apa yang harus dilakukan. Setelah peneliti berkali-kali menjelaskan tugas apa yang harus dilakukan, siswa akhirnya mengerti dan menyelesaikan tugas tersebut. Saat siswa diminta membuat gambar dan menyusun hasil kerja untuk dipresentasikan, banyak siswa yang malas mengerjakannya. Banyak siswa yang hanya melihat dan menyalin pekerjaan temannya. selain kedua hal tersebut, pada siklus I siswa masih malu untuk mengajukan pendapat sendiri dan malu mempresentasikan hasil kerja mereka sehingga peneliti harus terus meyakinkan siswa agar tidak takut salah dan berani mencoba. Agar kekurangan pada siklus I dapat diperbaiki maka pada siklus II peneliti melakukan: 1 membagi kelompok baru yang heterogen berasarkan tes hasil belajar dan skor angket disposisi matematis, 2 memberi pemahaman kepada siswa untuk tidak takut salah di setiap pertemuan, 3 menegaskan kembali pada siswa bahwa mereka harus menyelesaikan tugas pada setiap tahap kegiatan SSCS untuk penilaian, 3 meminta siswa untuk mencari soal yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari sebagai pekerjaan rumah kemudian ditukar dengan teman yang lain untuk diselesaikan di tahap solve. Kegiatan ini bertujuan agar pengetahuan siswa mengenai matematika bertambah sehingga ketertarikan mereka terhadap matematika meningkat. Selanjutnya, kegiatan ini juga bertujuan agar siswa dapat menyelesaikan soal yang bervariatif sehingga pemahaman, hasil belajar, dan kepercayaan diri siswa bisa mengingkat. Soal yang bervariatif juga membuat proses pembelajaran SSCS pada tahap share memberikan kesempatan kepada lebih banyak siswa karena kasus yang mereka berbeda. Melihat bahwa masih ada siswa yang belum memenuhi KKM maka peneliti memberikan tugas untuk menyelesaikan soal sebagai pekerjaan rumah disamping tugas mencari soal.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pmbelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

3 13 162

Pengaruh model search, solve, create and share terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis

1 18 214

PENGEMBANGAN MEDIA SCAFFOLDING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE

5 23 101

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) BERBANTUAN KARTU MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA KELAS VIII

0 40 387

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) BERBANTUAN PhET UNTUK MENINGKATKAN STRATEGI METAKOGNITIF DAN PEMAHAMAN KONSEP

34 161 158

Pengaruh Model Pembelajaran Search Solve Create And Share (SSCS) dan Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa

0 5 15

Penerapan Model Pemecahan Masalah Matematis Tipe Search, Solve, Create and Share (SSCS) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Dasar.

1 2 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

0 0 44

Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP Pada Topik Cahaya.

4 12 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREAT, DAN SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KREATIF DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA BERDASARKAN DISPOSISI MATEMATIKA PADA SISWA SMP - repo unpas

0 0 9