20
Cara mengajar sama saja, yaitu dengan menterjemahkan kata demi kata ke dalam bahasa daerah, kemudian menerangkan maksudnya.
Kitab-kitab pelajaran yang dipakai pada pondok pesantren itu hampir sama juga dengan kitab-kitab pelajaran yang dipakai di surau-surau di
Sumatra. Karena memang sumber dan pusatnya satu, yaitu Mekkah tanah tanah suci tempat pendidikan dan pengajaran Islam bagi seluruh
alim ulama Indonesia pada masa itu.
b. Pondok Pesantren Modern
Seiring dinamika zaman, banyak pesantren NU yang sistem pendidikan asalnya salaf berubah total menjadi pesantren modern. Ciri
khas pesantren modern adalah prioritas pendidikan pada sistem sekolah formal dan penekanan bahasa Arab modern lebih spesifik
pada speakingmuhawarah. Sistem pengajian kitab kuning, baik pengajian sorogan wetonan maupun madrasah diniyah, ditinggalkan
sama sekali. Atau minimal kalau ada, tidak wajib diikuti. Walaupun demikian, secara kultural tetap mempertahankan ke-NU-annya seperti
tahlilan, qunut, yasinan, dan lain-lain. Namun demikian, beberapa unsur yang menjadi ciri khas pondok
pesantren modern adalah sebagai berikut: 1.
Penekanan pada bahasa Arab percakapan. 2.
Memakai buku-buku literatur bahasa Arab kontemporer bukan klasikkitab kuning.
3. Memiliki sekolah formal di bawah kurikulum Diknas danatau
Kemenag dari SDMI MTSSMP MASMA maupun sekolah tinggi.
4. Tidak lagi memakai sistem pengajian tradisional seperti sorogan,
bandongan dan wetonan. Kriteria-kriteria di atas belum tentu terpenuhi semua pada sebuah
pesantren yang mengklaim modern. Pondok Modern Gontor, inventor dari istilah pondok modern, umpamanya, yang ciri modern-nya terletak
21
pada penggunaan bahasa Arab kontemporer percakapan secara aktif dan cara berpakaian yang meniru Barat. Tapi, tidak memiliki sekolah
formal yang kurikulumnya diakui pemerintah.
27
C. Kerangka Berfikir
Metode adalah merupakan suatu cara kerja yang sistematik dan umum, seperti cara-cara kerja ilmu pengetahuan. Ia merupakan jawaban
atas pertanyaan “Bagaimana”. Atau juga bisa disebut cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan pembelajaran
guna mencapai tujuan yang ditentukan. Adapun peranan metode tidak hanya sebagai alat yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Akan tetapi, mempunyai peranan lain diantaranya: metode berperan sebagai strategi mengajar,
metode sebagai seni dalam mengajar dan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.
Karena metode merupakan salah satu faktor pendukung dalam keberhasilan proses belajar mengajar, maka pilihan metode yang tepat
menjadi suatu keharusan mengingat metode banyak sekali ragamnya. Metode sorogan merupakan metode yang bersifat individual,
dimana santri menghadap guru seorang demi seorang dengan membawa kitab yang akan dipelajarinya. Kyai membacakan pelajaran bahasa Arab
itu kalimat demi kalimat, kemudian menerjemahkan dan menerangkan maksudnya. Santri menyimak dan memberi catatan pada kitabnya.
Sedangkan metode bandongan adalah metode yang bersifat kelompok besar, dimana santri mengikuti pelajaran dengan duduk di
sekeliling kyai yang menerangkan pelajaran secara kuliah. Santri menyimak kitab masing-masing dan membuat catatan pada kitabnya.
Kedua metode ini masih sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran di pondok pesantren khususnya dalam mempelajari kitab
27
http:www.makalahpendidikan-irfawaldi.blogspot.com201204pesantren-salafiyah- dan-pesantren.html