12
Seorang pendidik tidak hanya harus pandai dalam memilih metode, tetapi perlu diperhatikan juga didalam penerapan metode. Karena
meskipun metode belajar yang dipilih telah sesuai, namun apabila dalam penerapan kurang benar, maka tidak akan didapatkan efektifitas didalam
menerapkan metode mampu menciptakan suasana belajar menjadi suasana yang menyenangkan, karena dengan suasana tersebut belajar akan lebih
efektif.
3. Pengertian Metode Sorogan
Pengertian kata “sorogan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yakni kata “sorogan” berasal dari kata “sorog” yang bermakna
kayu panjang untuk menjolok buah.
7
Kata sorogan sebenarnya berasal dari bahasa Jawa sorog yang berarti menyodorkan kitab kehadapan kyai para pembantunya. Jadi yang
dimaksud metode sorogan adalah bentuk pengajaran bersifat individual, dimana para santri satu persatu datang menghadap kyai atau para
pembantunya dengan membawa kitab tertentu.
8
Dengan cara sorogan ini, pelajaran diberikan oleh pembantu kyai yang disebut badal. Mula-mula badal tersebut membacakan materi yang
ditulis dalam bahasa Arab, kemudian menerjemahkan kata demi kata dalam bahasa daerah dan menerangkan maksudnya, setelah itu santri
disuruh membaca dan mengulangi pelajaran tersebut satu persatu sehingga setiap santri menguasainya.
9
Sistem ini amat bagus untuk mempercepat sekaligus mengevaluasi penguasaan santri terhadap kandungan kitab yang dikaji.
10
Dengan sistem sorogan ini memungkinkan hubungan kyai dengan santri sangat dekat,
7
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia ..., op. cit., h. 957
8
Abdullah Syukri Zarkasyi, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, h.73
9
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996, Cet. II, h. 145
10
Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren: Pendidikan Alternatif Masa Depan, Jakarta: Gema Insani Press, 1997, Cet. I, h.83
13
karena kyai dapat mengetahui kemampuan pribadi santri satu persatu. Akan tetapi, sistem ini membutuhkan kesabaran, ketekunan, ketaatan dan
kedisiplinan yang tinggi dari santri. Dalam metode sorogan ini diharapkan santri memantapkan diri
sebelum dapat mengikuti pendidikan selanjutnya di pesantren. Sebab, pada dasarnya hanya murid-murid yang telah menguasai sistem sorogan sajalah
yang dapat memetik keuntungan dari sistem bandongan di pesantren. Metode sorogan terbukti sangat efektif sebagai taraf pertama
seorang murid yang bercita-cita menjadi seorang alim. Metode ini memungkinkan seorang guru untuk menguasai, menilai serta membimbing
secara maksimal kemampuan seorang murid dalam menguasai bahasa Arab.
4. Pengertian Metode Bandongan
Bandongan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu pengajaran dalam bentuk kelas pada sekolah agama
11
. Bandongan juga bisa berarti belajar secara kelompok yang diikuti oleh seluruh santri.
Biasanya kyai menggunakan bahasa daerah setempat dan langsung menerjemahkan kalimat demi kalimat dari kitab yang dipelajarinya.
12
Metode bandongan atau wetonan identik dengan metode kuliah. Metode ini dikenal dengan istilah weton. Istilah ini berasal dari kata wektu Jawa
yang berarti waktu, karena pengajaran ini diberikan pada waktu-waktu tertentu, biasanya pada saat sebelum dan sesudah melaksanakan shalat
fardhu.
13
Di Jawa Barat, metode ini disebut dengan bandongan, sedang di Sumatra dipakai istilah halaqah.
14
Jadi, yang dimaksud metode bandongan adalah sistem pengajaran yang diberikan secara berkelompok yang diikuti oleh seluruh santri.
Seorang guru membaca suatu kitab pada waktu tertentu, santri
11
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia ..., op. cit., h. 87.
12
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994, h.61
13
Zarkasi, op. cit., h.75
14
Raharjo, op. cit., h.88