Analisis Data DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.17 Diagram Perbandingan Respon Siswa
Pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing membuat siswa merasa lebih percaya diri, dan bebas mengutarakan pendapat.
Siswa merasa terbiasa dan senang belajar menggunakan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing. Karena bahan ajar dikemas lebih menarik dan sesuai
dengan kebutuhan siswa di sekolah. Siswa juga senang dan nyaman selama pembelajaran karena peneliti membimbing dan mengarahkan siswa dengan baik
sehingga siswa tidak takut untuk bertanya dan tidak tegang dalam belajar. Siswa juga merasa bisa bertanya kepada teman yang lain tidak dibatasi oleh kelompok
tertentu. Dalam pembelajaran siswa juga diminta untuk membuat kesimpulan sendiri berdasarkan pengamatan pada kasus dan penyusunan konjektur, hal
tersebut juga membantu siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajari. Peningkatan rata-rata hasil tes kemampuan penalaran induktif matematis
siswa pada siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada diagram berikut ini:
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
Positif Netral
Negatif Siklus 1
66.30 19.57
14.13 Siklus 2
81.52 10.87
7.61
Persentase Respon Siswa Siklus 1 dan Siklus 2
Gambar 4.18 Diagram Perbandingan Persentase Rata-rata Kemampuan Penalaran
Induktif Matematis Siswa
Berdasarkan Gambar 4.18 diperoleh informasi bahwa rata-rata skor kemampuan penalaran induktif matematis siswa mengalami peningkatan, yaitu
sebesar 9,13 dari 72,83 pada siklus1 menjadi 81,96 pada siklus 2. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus 2 dapat
meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematis siswa. Masing-masing indikator penalaran indukt if matematis siswa juga mengalami
peningkatan. Indikator tersebut antara lain : 1 Menganalisis situasi dan menyusun konjektur, 2 Memberi penjelasan dengan membuat
daftargambartabel untuk mengetahui hubungan atau pola yang ada, 3 Memperkirakan jawaban dengan menjelaskan alasan dan proses solusi. Berikut
adalah diagram perbandingan persentase masing-masing indikator kemampuan penalaran induktif matematis siswa pada siklus 1 dan siklus 2:
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
Siklus 1 Siklus 2
Rata-rata 72.83
81.96
Persentase Rata-rata Kemampuan Penalaran Induktif Matematis Siswa
Gambar 4.19 Diagram Perbandingan Masing-masing Indikator Kemampuan
Penalaran Induktif Matematis Siswa
Berdasarkan Gambar 4.19 terlihat bahwa masing-masing indikator mengalami peningkatan pada siklus 2. Pada siklus 1 rata-rata indikator 1 hanya
70,11, kemudian meningkat pada siklus 2 menjadi 83,70. Begitu pula dengan indikator 2 dan 3. Skor rata-rata tiap indikator pada siklus 2 sudah tergolong
dalam kategori baik, dan menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing dapat meningkatkan kemampuan penalaran
induktif matematis siswa. C.
Pembahasan
Pembahasan yang dilakukan didasarkan atas observasi aktivitas belajar siswa selama pembelajaran melalui lembar observasi aktivitas belajar matematika,
respon siswa melalui jurnal harian siswa, dan melihat rata-rata hasil tes kemampuan penalaran induktif matematis siswa pada siklus 1 dan siklus 2.
Berdasarkan pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing pada siklus 1 dan siklus 2, secara keseluruhan
kemampuan penalaran induktif matematis siswa mengalami peningkatan. Rata- rata tes kemampuan penalaran induktif matematis siswa pada siklus 2 mengalami
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
Indikator 1 Indikator 2
Indikator 3 Series1
70.11 75.00
73.91 Series2
83.70 82.07
80.98
Rata-rata Indikator Kemampuan Penalaran Induktif matematis siswa Siklus 1 dan Siklus 2
peningkatan dibandingkan siklus 1 dan nilai ulangan harian siswa sebelum penelitian. Rata-rata nilai ulangan harian siswa sebelum penelitian adalah 65,43,
kemudian meningkat pada tes akhir siklus 1 dengan rata-rata hasil tes kemampuan penalaran induktif matematis sebesar 72,83, dan lebih meningkat lagi pada siklus
2 dengan rata-rata hasil tes kemampuan penalaran induktif matematis sebesar 81,96. Angka peningkatan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran
menggunakan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing mampu meningkatkan kemmapuan penalaran indukt if matematis siswa.
Masing-masing indikator kemampuan penalaran induktif matematis siswa juga mengalami peningkatan. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan
bahan ajar berbasis penemuan terbimbing mampu meningkatkan tiga indikator kemampuan penalaran induktif matematis, diantaranya:
a Pemberian kasusmasalah kepada siswa diawal pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis situasi kasusmasalah. b
Pemberian pertanyaan yang mengarah pada penemuan konsep secara umum dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun konjektur.
c Pada sub pokok materi tertentu pemberian pertanyaan dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam memberi penjelasan dengan membuat daftargambartabel untuk mengetahui hubungan atau pola yang ada. Misalkan
pada sub pokok materi menyatakan suatu relasi, dan grafik fungsi. d
Mengaplikasikan kesimpulan umum yang telah diperoleh siswa dengan mengerjakan soal latihan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
memperkirakan jawaban dengan menjelaskan alasan dan proses solusi. Siswa dapat memperkirakan jawaban tanpa proses perhitungan terlebih dahulu
berdasarkan konsep yang telah ditemukan, dan siswa mampu menyertakan proses solusi untuk membuktikan bahwa siswa tidak hanya mampu
memperkirakan, tetapi juga mampu memahami konsep temuannya dengan baik.
Peningkatan masing-masing indikator penalaran induktif juga terlihat pada siklus 1 dengan persentase rata-rata 70,11 dan meningkat pada siklus 2 dengan
perolehan skor rata-rata sebesar 83,70. Siswa sudah dapat memberi penjelasan
dengan membuat daftargambartabel untuk mengetahui hubungan atau pola yang ada. Hal ini ditunjukkan dengan siswa sudah dapat menyatakan suatu fungsi,
menyatakan perubahan fungsi dalam bentuk tabel, dan membuat grafik dari suatu fungsi. Siswa juga sudah dapat memperkirakan jawaban dengan menjelaskan
alasan dan proses solusi. Hal ini ditunjukkan dengan siswa sudah dapat memperkirakan suatu jawaban sebelum melakukan perhitungan terlebih dahulu,
siswa dapat memperkirakan jawaban dengan benar berdasarkan pemahamannya terhadap suatu konsep. Siswa juga sudah dapat menyertakan proses solusi secara
sistematis, walaupun masih ada beberapa siswa yang tidak teliti dalam perhitungan. Secara keseluruhan kemampuan penalaran indukt if matematis siswa
telah meningkat. Dilihat dari persentase nilai siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal
KKM juga meningkat dibandingkan sebelum pelaksanaan tindakan. Pada prapenelitian siswa yang mencapai KKM hanya 47,83 dari 23 siswa, kemudian
meningkat pada siklus satu dengan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 73,91, kemudian kembali meningkat pada siklus 2 dengan persentase sebesar
91,30. Hal ini dapat terjadi karena penggunaan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing dalam pembelajaran. Peningkatan tersebut tidak telepas dari perbaikan
yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 2 yaitu perbaikan kalimat pada bahan ajar agar lebih mudah dipahami siswa, Peneliti lebih membimbing dan
mengarahkan siswa dalam menyusun konjektur, dan membuat kesimpulan, memberikan motivasi lebih pada siswa dalam pembelajaran, dan pemberian kuis
untuk melatih kemampuan penalaran indukt if matematis siswa. Pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing dapat
membuat siswa menjadi aktif, karena pada pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing siswa tidak hanya pasif dan menerima apapun
yang diberikan guru, tetapi siswa dibimbing dan diarahkan untuk dapat menemukan sendiri kesimpulan secara umum melalui konjektur-konjektur yang
disusun oleh siswa sendiri berdasarkan pengamatan pada kasus yang diberikan sehingga siswa mampu menggali kemampuannya sendiri, lebih aktif, dan lebih
memahami konsep pembelajaran. Pembelajaran matematika menggunakan bahan
ajar berbasis penemuan terbimbing membuat siswa merasa senang karena siswa berperan aktif dalam pembelajaran, siswa juga tidak bosan belajar karena bahan
ajar yang digunakan lebih berwarna dan menarik. Selain itu peran peneliti sebagai guru kelas juga sangat mempengaruhi, siswa lebih berani bertanya dan
menyampaikan pendapatnya, tidak merasa malu atau takut salah.
85