suatu kemampuan berpikir matematis siswa dalam memperoleh kesimpulan pembentukkan konsep matematika secara umum berdasarkan fakta-fakta yang
diamati.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian relevan yang sudah dilakukan antara lain:
1.
Maria C. Canadas, Encarnacion Castro and Enrique Castro, “Using A Model to Describe Student Inductive Reasoning in Problem Solving”
Department of Didactics of Mathematics, University of Granada, Granada
No. 17 vol 71 2009. Dalam penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa
untuk menyelesaikan masalah matematika kemampuan pemecahan masalah
membutuhkan kemampuan penalaran induktif matematika.
2.
Ria Intan P dan Edi Prajitno, “Pengembangan Student Worksheet Berbasis Penemuan Terbimbing pada Materi Trigonometri Untuk Siswa
SMA RSBI Kelas X”
. Universitas Negeri Yogyakarta edisi 4 Vol.4, Desember 2012. Hasil penelitian ini berupa student worksheet berbasis
penemuan terbimbing pada materi trigonometri untuk siswa SMA RSBI kelas X. Kualitas student worksheet berbasis penemuan terbimbing ditinjau dari
aspek keefektifan menunjukkan bahwa student worksheet berbasis penemuan terbimbing efektif digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan
oleh persentase ketuntasan belajar sebesar 93,55 berdasarkan hasil tes
tertulis termasuk dalam kategori sangat baik.
3.
Latifah Mutmainah, Abdul Muin dan M. Hamzah, “Strategi Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Induktif Matematis Tipe
Generalisasi”. Pendidikan Matematika 2013, FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Respon Positif siswa dalam pembelajaran matematika menunjukkan peningkatan sebesar 69,61 pada siklus I dan menjadi 90,13
pada siklus II yang termasuk kategori cukup baik. Kemampuan Penalaran Induktif Matematis siswa juga meningkat dan telah memenuhi hasil
intervensi yang diharapkan dengan presentase pada siklus I 66,30 menjadi 76,47 pada siklus 2.
C. Kerangka Berpikir
Kemampuan penalaran induktif matematis harus dimiliki oleh setiap siswa, karena dengan kemampuan penalaran induktif matematis yang baik mampu
meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep, prinsip, atau aturan matematika, sehingga siswa dapat mencari penyelesaian suatu masalah
matematika dengan mandiri dan aktif. Bahan ajar siswa memiliki peran yang sentral terhadap keberhasilan
pembelajaran. Bahan ajar yang cocok untuk meningkatkan kemampuan penalaran indukt if matematis adalah bahan ajar berbasis penemuan terbimbing,
karena dengan pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing siswa dilatih untuk menganalisis masalah, menyusun konjektur,
membuat kesimpulan secara umum dengan bahasa sendiri, dan mengaplikasikan kesimpulan dalam situasi yang baru.
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
“Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Penemuan Terbimbing dapat Meningkatkan
Kemampuan Penalaran Induktif Matematis Siswa”.
Penalaran Induktif Matematis Bahan Ajar Berbasis Penemuan
Terbimbing
Pemberian kasusmasalah kepada siswa diawal pembelajaran
Pemberian pertanyaan yang mengarah pada penemuan konsep secara umum
Pemberian pertanyaan yang menggunakan pola hubungan
Mengaplikasikan kesimpulan umum yang telah diperoleh siswa dengan
mengerjakan soal latihan
Kemampuan siswa dalam menganalisis situasi
Kemampuan siswa dalam menyusun konjektur
Kemampuan siswa dalam memberi penjelasan dengan membuat
daftargambartabel Kemampuan siswa dalam
memperkirakan jawaban dengan menjelaskan alasan dan proses solusi
Meningkatkan
23
BAB III Metodologi Penelitian
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Terpadu Al-Maka. Jl. Peta Selatan No.1 Kalideres Jakarta Barat 11840. Pelaksanaan penelitian dilakukan di kelas
VIII A pada semester ganjil tahun pelajaran 20142015.
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Kegiatan Pelaksanaan Tindakan
Mei Jun
Jul Agst
Sept Okt
Persiapan dan Pelaksanaan √
√ √
Observasi Prapenelitian √
√ Pelaksanaan Penelitian
√ Analisis Data
√ Laporan Penelitian
√
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.
1
1
Zainal Aqib, siti Jaiyaroh, eko diniati, khusnul khotimah, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru MP, SMA, SMK”, Bandung: CV.Yrama Widya, 2008. h. 3
Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan prapenelitian dan akan dilanjutkan dengan
dua siklus. Dalam prapenelitian tersebut peneliti melakukan observasi terhadap guru dan siswa tentang proses pembelajaran matematika. Pelaksanaan PTK
dilakukan dalam bentuk siklus atau putaran. Siklus atau putaran dalam PTK adalah satu kali proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah
disusun.
2
1. Perencanaan
Dalam setiap siklus atau putaran PTK dilakukan empat kegiatan pokok,
antara lain :
Dalam setiap siklus disusun perencanaan pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran. Perencanaan bukan hanya berisi tentang tujuan atau
kompetensi yang harus dicapai, akan tetapi juga harus lebih ditonjolkan perlakuan khususnya oleh guru dalam proses pembelajaran, ini berarti
perencanaan yang disusun harus dijadikan pedoman seutuhnya dalam proses pembelajaran.
3
2. Melaksanakan tindakan action
Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan guru berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Tindakan inilah yang menjadi inti dari PTK
sebagai upaya meningkatkan kinerja guru untuk menyelesaikan masalah. Tindakan dilakukan dalam program pembelajaran apa adanya. Artinya,
tindakan itu tidak direkayasa untuk kepentingan penelitian. 3.
Observasi Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses
pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telah disusun melalui pengumpulan informasi, observer dapat mencatat berbagai kelemahan
dan kekuatan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan, sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan refleksi untuk
penyusunan rencana ulang memasuki putaran atau siklus berikutnya. 4.
Refleksi Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan
guru selama tindakan. Dari hasil refleksi, guru dapat mencatat berbagai kekurangan yang perlu diperbaiki, sehingga dapat dijadikan dasar dalam
penyusunan rencana ulang.
4
2
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009. h.77
3
Ibid. h. 78
4
Ibid. h. 79-80