Berdasarkan persentase respon siswa pada Tabel 4.4 di atas, diperoleh informasi bahwa respon positif siswa pada pertemuan ke-1 sampai pertemuan ke-
4 selalu meningkat dengan rata-rata sebesar 66,30. Respon netral mengalami penurunan pada pertemuan ke-3 dengan persentase rata-rata sebasar 19,57.
Sedangkan respon negatif siswa mengalami penurunan pada pertemuan ke-2 dan ke-4 dengan persentase rata-rata sebesar 14,13. Hal ini menunjukkan bahwa
lebih dari sebagian siswa menyukai pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing. Pembelajaran dengan menggunakan bahan
ajar berbasis penemuan terbimbing masih perlu ditingkatkan, karena masih ada siswa yang merespon negatif dan merespon netral. Data respon siswa yang
diperoleh pada siklus 1 akan dijadikan bahan refleksi untuk tindakan pembelajaran pada siklus 2.
Selain lembar observasi dan jurnal harian yang diberikan kepada siswa, peneliti juga memberikan instrumen tes kepada siswa untuk mengukur
kemampuan penalaran indukt if matematis siswa. Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil tes kemampuan penalaran induktif matematis siswa pada
siklus 1:
Tabel 4.5 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Penalaran Induktif
Matematis Siswa Siklus 1
Interval kelas f
fk fk
Rata-rata
55-60 3
3 13,04
72,83 61-66
3 6
26,09 67-72
6 12
52,17 73-78
4 16
69,57 79-84
3 19
82,61 85-90
4 23
100
Berdasarkan perhitungan hasil tes kemampuan penalaran induktif matematis di atas, diperoleh skor rata-rata kemampuan penalaran induktif matematis siswa
siklus 1 adalah 72,83. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus 1 adalah 90, dan nilai terendahnya adalah 55. Dari hasil tes siklus 1 diperoleh informasi
bahwa 73,91 siswa sudah mencapai Kriteria ketuntasan minimal KKM, dan
hanya 26,09 siswa yang belum mencapai KKM. Hal ini menunjukan bahwa persentase siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM mengalami
peningkatan sebesar 26,08 dibandingkan sebelum pelaksanaan tindakan. Rata-rata masing-masing indikator kemampuan penalaran indukt if matematis
siswa dapat dilihat berdasarkan hasil perolehan skor yang diperoleh pada siklus 1, sebagai berikut :
Tabel 4.6 Rata-rata Masing-masing Indikator Penalaran Induktif Matematis
No. Indikator Kemampuan Penalaran Induktif Matematis
Rata-rata
1. Menganalisis situasi dan menyusun konjektur.
70,11 2.
Memberi penjelasan dengan membuat daftargambartabel untuk mengetahui hubungan atau
pola yang ada. 75,00
3. Memperkirakan jawaban dengan menjelaskan alasan dan
proses solusi. 73,91
Indikator kemampuan penalaran induktif matematis siswa yang dinyatakan pada tabel di atas terlihat hampir merata. Indikator memberi penjelasan dengan
membuat daftargambartabel untuk mengetahui hubungan atau pola yang ada memperoleh rata-rata terbesar yaitu 75,00. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan siswa dalam menjelaskan pola hubungan melalui daftartabelgambar sudah cukup baik. Indikator menganalisis situasi dan menyusun konjektur
memperoleh rata-rata terendah. Hal ini dikarenakan siswa masih belum terbiasa menganalisis, dan menjelaskan alasan dari tabelgambardaftar yang disajikan.
Indikator memperkirakan jawaban dengan menjelaskan alasan dan proses solusi memperoleh rata-rata sebesar 73,91, pada indikator ini hampir seluruh siswa dapat
memperkirakan jawaban dengan benar, tetapi dalam perhitungan untuk memperoleh solusi siswa masih ada yang tidak teliti dalam perhitungan aljabar
sehingga solusi yang diperoleh tidak tepat. Berikut adalah perbandingan jawaban siswa pada tes kemampuan penalaran
induktif siklus 1 indikator ke-1.
Soal
Jawaban benar dan alasan benar
Jawaban benar dan alasan tidak lengkap
Jawaban Benar dan alasan tidak benar
Gambar 4.9 Perbandingan Jawaban Siswa pada Tes Kemampuan Penalaran Induktif
Siklus 1 Indikator ke-1
Pada indikator ke-1 yaitu menganalisis situasi dan menyusun konjektur, siswa masih belum terbiasa menganalisa, dan menjelaskanmengungkapkan alasan dari
tabelgambardaftar yang disajikan. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.9 jawaban ketiga, jawaban siswa tidak benar karena siswa tidak menjelaskan alasan
dengan benar mengapa grafik I dan III merupakan fungsi. Jawaban siswa pada Gambar 4.9, jawaban kedua tidak lengkap karena siswa tidak menjelaskan alasan
mengapa grafik 1 dikatakan suatu fungsi. Berikut adalah perbandingan hasil pengerjaan siswa pada tes kemampuan
penalaran induktif siklus 1 indikator ke-2. Soal
Jawaban dinyatakan dengan tabelgambardaftar dan penyelesaian benar
Jawaban dinyatakan dengan tabelgambardaftar dan kurang lengkap
Jawaban tidak dinyatakan tabelgambardaftar
Gambar 4.10 Perbandingan JawabanSiswa pada Tes Kemampuan Penalaran Induktif
Siklus 1 Indikator ke-2
Indikator kemampuan penalaran induktif matematis yang ke-2 yaitu membuat daftargambartabel untuk mengetahui hubungan atau pola yang ada. Pada
indikator ini sebagian besar siswa dapat menyelesaikan dengan baik, walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang teliti terhadap perhitungan yang
diperlihatkan pada Gambar 4.10 jawaban kedua yang mengakibatkan hasil akhir menjadi tidak benar, sedangkan pada Gambar 4.10 jawaban ketiga terlihat bahwa
siswa tidak menjawab sesuai dengan instruksi dari soal dan tidak sesuai dengan indikator kemampuan penalaran induktif yang ke-2 yaitu siswa tidak menyatakan
jawaban dengan tabelgambardaftar. Berikut adalah perbandingan hasil pengerjaan siswa pada tes kemampuan
penalaran induktif siklus 1 indikator ke-3. Soal
Perkiraan benar dan proses solusi benar
Perkiraan benar, proses solusi kurang lengkap
Perkiraan benar, proses solusi tidak benar
Gambar 4.11 Perbandingan Jawaban Siswa pada Tes Kemampuan Penalaran Induktif
Siklus 1 Indikator ke-3
Pada indikator ke-3 yaitu memperkirakan jawaban dengan menjelaskan alasan dan proses solusi, siswa mengalami kesalahan pada proses perhitungan
aljabar. Seperti terlihat pada Gambar 4.11 jawaban kedua terlihat bahwa siswa tidak teliti, -6-1 = -5 seharusnya -6-1 = -7. Pada jawaban siswa yang ketiga
terlihat bahwa siswa salah menghitung operasi perkalian dalam pecahan.
d. Refleksi
Tahap refleksi ini dilakukan oleh peneliti setelah melakukan analisis pada siklus 1. Berdasarkan hasil analisis pada observasi aktivitas belajar siswa,
observasi respon siswa, dan tes akhir siklus 1 diperoleh beberapa kekurangan pada proses pembelajaran siklus 1, diantaranya sebagai berikut :
1 Berdasarkan pengamatan peneliti secara langsung selama proses
pembelajaran siklus 1, beberapa siswa terlihat kesulitan memahami beberapa kalimat pada bahan ajar, terutama pada bagian pertanyaan yang mengarah
pada penyusunan konjektur. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan kalimat pada bahan ajar agar lebih mudah dipahami siswa.
2 Berdasarkan pengamatan aktivitas belajar siswa, kemampuan siswa dalam
membuat kesimpulan secara umum masih perlu ditingkatkan karena hasil persentase aktivitas siswa dalam membuat kesimpulan menunjukan angka
paling rendah. Oleh karena itu, Peneliti harus lebih membimbing dan mengarahkan siswa dalam menyusun konjektur, dan membuat kesimpulan.
Selain itu, peneliti juga menambahkan petunjuk pada tahap menyusun konjektur agar siswa lebih terarah dalam mebuat kesimpulan pada bahan ajar.
3 Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap respon siswa, terlihat masih
banyak siswa yang merespon netral, dan negatif. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan perbaikan dari peneliti untuk meningkatkan respon positif
siswa terhadap pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing. Salah satu cara yang akan dilakukan peneliti pada siklus 2 adalah
dengan memberikan motivasi lebih pada siswa dalam pembelajaran. 4
Kemampuan penalaran induktif matematis siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan peneliti yaitu
≥ 75. Berdasarkan
pengamatan pada hasil tes siklus 1, peneliti perlu mengingatkan kembali siswa tentang operasi aljabar agar tidak terjadi kesalahan perhitungan.
3. Deskripsi Tindakan Siklus 2
Tindakan pembelajaran pada siklus 2 merupakan hasil dari refleksi tindakan pada siklus 1. Tindakan pada siklus 2 ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut adalah tahapan-tahapan tindakan pada pembelajaran siklus 2 :
a. Perencanaan
Proses pembelajaran pada siklus 2 ini dilakukan sebagai bentuk perbaikan dari proses pembelajaran yang sudah dilalui pada siklus 1. Ada beberapa
perbaikan yang dilakukan peneliti untuk proses pembelajaran siklus 2 ini. Berikut adalah perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus 2 :
1 Perbaikan kalimat pada bahan ajar agar lebih mudah dipahami siswa.
2 Membimbing dan mengarahkan siswa dalam menyusun konjektur, dan
membuat kesimpulan. 3
Menambahkan petunjuk pada tahap menyusun konjektur agar siswa lebih terarah dalam mebuat kesimpulan pada bahan ajar.
4 Memberikan motivasi lebih pada siswa dalam pembelajaran.
5 Membimbing dan mengarahkan siswa dengan lebih baik lagi sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan. 6
Pemberian kuis untuk melatih kemampuan penalaran induktif matematis siswa.
Selain itu, Pada tahap perencanaan ada beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum memulai pelaksanaan tindakan, diantaranya menyiapkan rencana
pelaksanaan pembelajaran RPP yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian tindakan penggunaan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing. Selain
itu, peneliti juga menyiapkan lembar observasi guru, lembar observasi siswa, jurnal harian siswa, soal kuis yang ditambahkan pada bahan ajar, dan instrumen
tes siklus 2 berupa soal kemampuan penalaran induktif matematis yang sudah terlebih dahulu diuji cobakan pada siswa kelas IX A, dan alat dokumentasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Proses pembelajaran pada siklus 2 dimulai pada tanggal 18 September 2014 sampai 29 September 2014, dan tes kemampuan penalaran induktif matematis
siklus 2 pada tanggal 30 September 2014. Rincian waktu penelitian sebagai berikut :
Tabel 4.7 Rincian Waktu Penelitian Tindakan Kelas Siklus 2
Hari, tanggal Alokasi Waktu
Kamis, 18 September 2014 1 x 40 menit
Senin, 22 September 2014 2 x 40 menit
Selasa, 23 September 2014 2 x 40 menit
Kamis, 25 September 2014 1 x 40 menit
Senin, 29 September 2014 2 x 40 menit
Selasa, 30 September 2014 2 x 40 menit
Berikut adalah uraian proses pembelajaran pada siklus 2: 1
Pertemuan ke-6 Kamis, 18 September2014 Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-6 berlangsung selama 1 x 40
menit 1 jam pelajaran di kelas VIII A. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membaca do’a yang dipimpin oleh ketua kelas, kemudian peneliti mengabsen
seluruh siswa, dan menyiapkan siswa untuk memulai pembelajaran. Pada pertemuan pertama ini seluruh siswa hadir yaitu sebanyak 23 siswa.
Materi yang dipelajari hari ini adalah menentukan banyaknya pemetaan yang mungkin dari 2 himpunan. Sebelum masuk pada materi yang akan dipelajari,
peneliti mengajak siswa mengingat tentang operasi aljabar, dan syarat fungsi agar memudahkan siswa dalam menentukan banyaknya pemetaan yang mungkin dari
dua buah himpunan. Peneliti juga memberitahu apa tujuan pembelajaran hari ini yaitu siswa dapat menentukan banyaknya pemetaan yang mungkin dari dua
himpunan, peneliti juga memberikan motivasi belajar kepada siswa. Peneliti memberikan motivasi belajar kepada siswa agar siswa lebih antusias dan giat
belajar, peneliti menampilkan salah satu manfaat dari materi yang akan dipelajari hari ini dengan menggunakan power point. Peneliti juga memberitahu pentingnya
belajar pada siswa. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah memberikan bahan
ajar berbasis penemuan terbimbing kepada siswa, peneliti memberitahu siswa petunjuk belajar menggunakan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing.
Selanjutnya peneliti meminta siswa untuk mulai membaca dan memahami kasus yang disediakan pada bahan ajar. Peneliti berkeliling mengamati aktivitas belajar
siswa secara langsung. Peneliti meminta salah satu dari siswa yang berkemampuan rendah untuk membacakan kesimpulan yang ia buat. Siswa
tersebut menyimpulkan dengan benar, dan seluruh siswa lain juga setuju dengan kesimpulan yang dibuat. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memahami cara
menentukan banyaknya pemetaan yang mungkin dari dua himpunan. Waktu pada pertemuan kali ini sangat singkat, sehingga siswa tidak sempat mengerjakan
latihan yang disediakan. Oleh karena itu, peneliti meminta siswa untuk mengerjakan latihan tersebut di rumah, dan akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya. Kemudian peneliti mengucapkan Alhamdulillah, dan salam untuk mengakhiri pembelajaran.
2 Pertemuan ke-7 Senin, 22 September 2014
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-7 berlangsung selama 2 x 40 menit 2 jam pelajaran di kelas VIII A. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan
membaca do’a yang dipimpin oleh ketua kelas. Peneliti mengabsen seluruh siswa, dan menyiapkan siswa untuk memulai pembelajaran. Pada pertemuan
pertama ini seluruh siswa hadir yaitu sebanyak 23 siswa. Pertemuan kali ini merupakan lanjutan dari pertemuan minggu lalu,
dikarenakan minggu lalu waktunya tidak cukup untuk menyelesaikan pembelajaran pada LKS 05. Materi yang akan dipelajari hari ini adalah
banyaknya korespondensi satu-satu yang mungkin dari dua himpunan. Sebelum membagikan bahan ajar, peneliti terlebih dahulu membagikan hasil tes siklus 1