Tabel 4.10 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Penalaran Induktif
Matematis Siswa Siklus 2
Interval kelas f
fk fk
Rata-rata
65-70 5
5 21,74
81,96 71-76
2 7
53,85 77-82
6 13
56,52 83-88
3 16
69,57 89-94
3 19
82,61 95-100
4 23
100
Berdasarkan hasil perhitungan tes kemampuan penalaran induktif matematis pada tabel di atas diperoleh rata-rata kemampuan penalaran induktif matematis
siswa pada siklus 2 adalah 81,96. Skor rata-rata tersebut menunjukan adanya peningkatan rata-rata kemampuan penalaran induktif matematis dari 72,83 pada
siklus 1 menjadi 81,96 pada siklus 2. Pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing berakhir disiklus 2,
karena skor rata-rata kemampuan penalaran induktif matematis siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan peneliti yaitu
≥ 75. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis penemuan
terbimbing dapat meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematis siswa. Kemampuan masing-masing indikator kemampuan penalaran induktif
matematis siswa dapat dilihat dari hasil perolehan skor tiap soal yang mewakili indikator tersebut. Berikut adalah tabel persentase skor masing-masing indikator
kemapuan penalaran indukt if matematis siklus 2:
Tabel 4.11 Rata-rata Masing-masing Indikator Penalaran Induktif Matematis Siklus 2
No. Indikator Kemampuan Penalaran Induktif
Matematis Rata-rata
1. Menganalisis situasi dan menyusun konjektur.
83,70 2.
Memberi penjelasan dengan membuat daftargambartabel untuk mengetahui hubungan
atau pola yang ada. 82,07
3. Memperkirakan jawaban dengan menjelaskan
alasan dan proses solusi. 80,98
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa tiap indikator kemampuan penalaran indukt if matematis siswa umumnya mengalami peningkatan
dibandingkan pada siklus 1. Rata-rata masing-masing indikator mengalami peningkatan dibandingkan siklus 1. Pada siklus 1 indikator 2 memberi
penjelasan dengan membuat daftargambartabel untuk mengetahui hubungan atau pola yang ada memperoleh rata-rata tertinggi yaitu sebesar 75,00, sedangkan pada
siklus 2 indikator 1 menganalisis situasi dan menyusun konjektur memperoleh rata-rata tertinggi diantara dua indikator lainnya yaitu sebesar 83,70. Perbedaan
ini dikarenakan pada tes akhir siklus 2 soal yang mewakili indikator 2 dibuat sedikit lebih rumit dibandingkan soal yang mewakili indikator 1, sehingga siswa
yang menjawab soal indikator 2 dengan benar lebih banyak dibandingkan siswa yang menjawab soal yang mewakili indikator 1. Siswa juga umumnya sudah
terbiasa dengan pembelajaran matematika menggunakan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing, sehingga dalam menyelesaikan soal-soal pada tes akhir
siklus 2 lebih baik dibandingkan pada saat mengerjakan soal-ssoal pada siklus 1. Berikut adalah gambar perbandingan jawaban siswa yang mewakili indikator
1 menganalisis situasi dan menyusun konjektur : Jawaban benar
Jawaban Salah
Gambar 4.13 Perbandingan Jawaban Siswa pada Tes Kemampuan Penalaran
Induktif MatematisIndikator Ke-1 Siklus 2
Pada siklus 2 diberikan soal yang mewakili indikator 1 menganalisis situasi dan menyusun konjektur. Berdasarkan hasil tes akhir siklus 2 diperoleh
peningkatan rata-rata indikator tersebut yaitu 70,11 pada siklus 1 menjadi 83,70 pada siklus 2. Hal ini menunjukkan kemampuan siswa dalam menganalisis situasi
dan menyusun konjektur mengalami peningkatan. Pada indikator 2 memberi penjelasan dengan membuat daftargambartabel
untuk mengetahui hubungan yang ada, kemampuan siswa meningkat dari 75,00 pada siklus 1 menjadi menjadi 82,07 pada siklus 2. Rata-rata perolehan tersebut
tergolong baik, hanya saja dalam penyelesaian siswa masih ada yang tidak teliti dalam menghitung sehingga terjadi kesalahan.
Berikut adalah perbandingan jawaban siswa pada indikator 2 memberi penjelasan dengan membuat daftargambartabel untuk mengetahui hubungan
yang ada:
Jawaban benar
Jawaban salah
Gambar 4.14 Perbandingan Jawaban Siswa pada Tes Kemampuan Penalaran
Induktif Matematis Indikator ke-2 Siklus 2
Pada siklus 2 diberikan soal yang mewakili indikator 3 yaitu memperkirakan jawaban dengan menjelaskan alasan dan proses solusi.
Kemampuan siswa pada indikator ini secara umum mengalami peningkatan yaitu 73,91 pada siklus 1 menjadi 80,98 pada siklus 2.
Berikut adalah perbandingan jawaban siswa indikator 3 memperkirakan jawaban dengan menjelaskan alasan dan proses solusi:
Jawaban benar Jawaban tidak lengkap
Gambar 4.15 Perbandingan Jawaban Siswa pada Tes Kemampuan Penalaran
Induktif Matematis Indikator ke-3 Siklus 2
Pada indikator ini, siswa dilatih untuk memperkirakan jawaban. Hampir sebagian besar siswa mampu memperkirakan dengan benar. Tetapi, masih ada
beberapa siswa yang tidak bisa menunjukan proses solusi secara lengkap seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.15. Angka peningkatan tersebut telah mencapai
kriteria keberhasilan.
d. Refleksi
Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus 2 mengungkapkan bahwa aktivitas siswa dalam menganalisis kasusmasalah, menyusun konjektur, membuat
kesimpulan, dan mengaplikasikan temuan mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus 1, ditambah lagi antusias siswa dalam belajar lebih meningkat
dibandingkan siklus 1, terbukti adanya peningkatan interaksi antar siswa pada siklus 2. Hal ini tidak terlepas dari perbaikan-perbaikan yang diperoleh
berdasarkan hasil refleksi siklus 1. Perbaikan kalimat pada bahan ajar memudahkan siswa dalam memahami masalahkasus, menyusun konjektur,
membuat kesimpulan, dan mengaplikasikan temuan. Hal ini didukung dengan meningkatnya aktivitas siswa pada siklus 2 yaitu sebesar 85,4.
Respon siswa pada pembelajaran siklus 2 juga mengalami peningkatan ke arah positif. Siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran menggunakan bahan ajar
berbasis penemuan terbimbing yang diberikan oleh peneliti. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penyebaran jurnal harian siklus 2 dengan hasil persentase respon
positif sebesar 81,52. Siswa lebih memahami materi yang dipelajari, dan lebih lama mengingat kesimpulankonsep umum yang ditemukan oleh siswa sendiri.
Hampir seluruh siswa mengatakan bahwa pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing membantu dalam memahami materi pelajaran. Hal
ini tidak terlepas dari perbaikan-perbaikan yang dilakukan peneliti yaitu dengan memberi motivasi kepada siswa setiap kali akan memulai pembelajaran.
Hasil akhir tes kemampuan penalaran indukt if matematis siswa pada siklus 2 menunjukkan rata-rata 81,96 hasil ini meningkat dari hasil tes sebelumnya dengan
rata-rata sebesar 72,83. Masing-masing indikator penalaran induktif matematis, secara umum meningkat dibandingkan dengan hasil tes pada siklus 1. Hal ini
tidak terlepas dari perbaikan yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan refleksi siklus 1. Perbaikan ini diantaranya pemberian kuis, membimbing dan
mengarahkan siswa dengan lebih baik lagi sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan terutama pada saat mengerjakan latihan
soal pada bahan ajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematis siswa.
B. Analisis Data
Tahap analisis data dilakukan setelah data dikumpulkan dari hasil penelitian pada siklus 1 dan siklus 2. Data-data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan
tindakan dianalaisis dan diolah. Data-data tersebut terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. Data dianalisis untuk mengetahui perkembangan penelitian
setelah dilakukan pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing. Selama proses pelaksanan tindakan siklus 1 dan siklus 2 diperoleh
data presentase aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing. Aktivitas siswa siklus 1 dan 2 dapat
dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.12 Perbandingan Aktivitas Pembelajaran Matematika Siswa
Siklus 1 dan Siklus 2
No. Aspek yang diamati
Rata-rata Siklus 1
Rata-rata Siklus 2
1. Siswa menganalisis, mencari informasi atau
fakta dari masalahkasus yang disediakan pada bahan ajar.
78,3 89,1
2. Siswa melakukan interaksi dengan siswa
lain, dan guru terkait materi yang dipelajari.
76,1 88,0
3. Siswa menjawab pertanyaan yang disediakan
pada bahan ajar berdasarkan analisis kasus menyusun konjektur.
73,9 84,8
4. Siswa menarik kesimpulan sesuai konjektur
yang disusun. 70,7
80,4 5.
Siswa mengaplikasikan kesimpulan yang diperoleh pada situasi yang baru
mengerjakan soal latihan.
73,9 84,8
Rata-rata
74,6 85,4
Dari Tabel 4.12 terlihat bahwa aktivitas pembelajaran matematika siswa siklus 1 dan siklus 2 dengan menggunakan bahan ajar berbasis penemuan
terbimbing meningkat dari rata-rata 74,6 pada siklus 1 menjadi 85,4 pada siklus 2. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran matematika siswa
menggunakan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing berjalan dengan baik, diikuti dengan perbaikan yang dilakukan peneliti pada bahan ajar dan perbaikan
pada kegiatan pembelajaran yaitu peneliti membimbing dan mengarahkan siswa dengan lebih baik dari siklus 1 sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti
pembelajaran, dan lebih memahami materi pembelajaran. Berikut diagram perbandingan hasil aktivitas pembelajaran matematika siklus 1 dan siklus 2 :
Gambar 4.16 Diagram Perbandingan Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Berdasarkan Gambar 4.16 terlihat bahwa persentase aktivitas belajar matematika siswa pada siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 10,8 dari siklus
1. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan-perbaikan yang dilakukan pada siklus 2 dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis kasus, menyusun
konjektur, membuat kesimpulan, dan mengaplikasikan hasil temuan. Hal ini juga didukung dengan pernyataan siswa yang senang belajar menggunakan bahan ajar
berbasis penemuan terbimbing, pernyataan tersebut mereka tuliskan pada jurnal harian. Siswa menjadi lebih percaya diri dalam menuliskan kesimpulan dengan
bahasanya sendiri sesuai data yang diperoleh dari pengamtan kasus. Siswa terlihat lebih antusias dalam belajar, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya persentase
aspek interaksi antar siswa dalam mendiskusikan materi pembelajaran. Siswa yang berkemampuan rendah bisa berdiskusi dengan siswa yang berkemampuan
tinggi tanpa harus dibatasi oleh suatu kelompok belajar, begitu pula dengan siswa
0.00 50.00
100.00
Siklus 1 Siklus 2
74.60 85,40
Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 dan Siklus 2
yang berkemampuan sedang. Respon siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing mengalami peningkatan
pada siklus 2. Berikut perbandingan persentase respon siswa berdasarkan jurnal harian siswa pada siklus 1 dan siklus 2 :
Tabel 4.13 Perbandingan Persentase Respon Siswa Siklus 1 dan Siklus 2
No. Kategori
Rata-rata Siklus 1
Rata-rata Siklus 2
1. Positif
66,30 81,52
2. Netral
19,57 10,87
3. Negatif
14,13 7,61
Tabel 4.13 disajikan berdasarkan hasil analisis jurnal harian siswa. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa respon positif siswa meningkat 15,22 yaitu dari
66,30 pada siklus 1 menjadi 81,52 pada siklus 2. Pada jurnal harian siswa menuliskan kesan senang belajar menggunakan bahan ajar berbasis penemuan
terbimbing lebih banyak karena bahan ajar lebih berwarna, dan banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa tidak bosan dalam belajar. Pada
kategori netral respon siswa mengalami penurunan sebasar 8,7 yaitu dari 19,57 pada siklus 1 menjadi 10,87 pada siklus 2. Hal ini menunjukkan siswa
yang memberikan respon netral berkurang dibandingkan pada siklus 1. dan pada kategori negatif respon siswa juga mengalam penurunan sebesar 6,52 yaitu dari
14,13 pada siklus 1 menjadi 7,61 pada siklus 2. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang merespon negatif terhadap pembelajaran menggunakan bahan ajar
berbasis penemuan terbimbing menurun dibandingkan pada siklus 1. Dapat disimpulkan bahwa di kelas VIII A lebih banyak siswa yang menyukai
pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing dibandingkan dengan siswa yang tidak menyukai pembelajaran tersebut. Berikut
diagram perbandingan respon siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan bahan ajar berbasis penemuan terbimbing pada siklus 1 dan siklus
2: