Hubungan Antara Stres Kerja dengan Perilaku Produktif

j. Teknologi Apabila teknologi yang dipakai adalah tepat dan sudah lebih maju tingkatannya maka memungkinkan : 1 Tepat waktu dalam penyelesaian proses produksi 2 Jumlah produksi yang dihasilkan lebih banyak dan bermutu 3 Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa Pada dasarnya perilaku produktif perusahaan merupakan akumulasi dari perilaku produktif individu-individu karyawan-karyawan sehingga untuk memperbaiki perilaku produktif perusahaan diperlukan komitmen perbaikan yang seimbang antara aspek manusia motivasi dan aspek teknik teknologi. Peningkatan perilaku produktif perusahaan harus dimulai dari tingkat individu.

6. Hubungan Antara Stres Kerja dengan Perilaku Produktif

Stres tidak dengan sendirinya harus buruk walaupun stres lazimnya dibahas dalam konteks negatif, stres juga mempunyai nilai positif. Stres merupakan suatu peluang bila stres itu menawarkan perolehan yang potensial. Perhatikan, misalnya perilaku yang unggul yang ditunjukkan oleh seorang atlet atau aktris dalam situasi-situasi yang ” mencekam ”. Individu semacam itu sering menggunakan stres secara positif untuk meningkatkan kesempatan dan bekerja atau mendekati maksimum mereka. Hubungan stres kerja dengan perilaku produktif juga tidak lepas dari pengaruh iklim kerja. Iklim kerja mempengaruhi ini dengan membentuk harapan pegawai tentang konsekuensi yang timbul dari berbagai tindakan. Para karyawan mengharapkan imbalan, kepuasan, prestasi atas dasar persepsi mereka terhadap iklim kerja. Universitas Sumatera Utara Iklim kerja merupakan kondisi psiko-sosial yang dialami oleh karyawan di lingkungan kerja masing-masing, ini berarti tingkat stres akan mempengaruhi perilaku produktif karyawan juga tidak terlepas dari lingkungan kerjanya. Iklim dapat berada disalah satu tempat yang kontinu bergerak dari baik sampai dengan tidak baik. Para manajer maupun karyawan tentu menginginkan iklim kerja yang lebih baik karena akan dapat mempengaruhi perilaku produktif. Seperti pengertian menurut Moekijat 1995 : 42 mengatakan bahwa ”iklim kerja adalah hal-hal yang menguntungkan dan tidak menguntungkan bagi orang-orang dalam organiasi ”. Jika kondisi dalam perusahaan menguntungkan bagi karyawan maka akan membuat tingkat stres menjadi stabil yang akan berpengaruh terhadap perilaku produktif dan sebaliknya jika kondisi perusahaan tidak menguntungkan maka perilaku produktif karyawan juga tidak akan lahir. Sejumlah riset telah menyelidiki hubungan stres-perilaku produktif yang mendorong produktivitas. Pola yang paling mudah dipelajari dalam literature stres-produktivitas adalah hubungan U-terbalik, yang tergambar berikut ini : Gambar 2.2 kurve hubungan U-terbalik antara stres dan produktivitas Tinggi Produktivitas Rendah Stres Tinggi Sumber : Robbins 1996 : 227 Kriteria melihat kurve hubungan U-terbalik yaitu : a. Stres rendah mengakibatkan produktivitas tinggi Universitas Sumatera Utara b. Stres sedang mengakibatkan produktivitas tinggi c. Stres tinggi mengakibatkan produktivitas rendah Menurut Wilford 1973 dalam Fraser 1992 : 27, stres terjadi apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan di kondisi optimum yang tidak dapat dengan mudah diperbaiki sehingga mengakibatkan suatu ketidak seimbangan antara tuntutan kerja dan kemampuan pekerjaan. Model yang luas diterima untuk menentukan hubungan ini ialah hipotesis ” U-terbalik”, yang menunjukkan bahwa sementara prestasi meningkat stres juga meningkat sampai batas tertentu. Bila stres terus meningkat hingga melampaui batas itu, prestasi akan menurun. Ada banyak pertimbangan yang perlu diperhatikan karyawan untuk mencapai suatu perilaku produktif yang tentunya tak pernah lepas dari masalah stres pekerjaan yaitu dengan kemampuan bekerja yang baik seorang karyawan harus dapat memikul tanggung jawab pribadi untuk mengurangi tingkat stres. Kualitas kerja yang tinggi akan membuat atasan dan rekan kerja senang sehingga hubungan baik dengan rekan kerja dan lingkungan sekitar tidak akan mengalami kesulitan, produktivitas disini diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah diselesaikan oleh karyawan dengan tepat waktu dan yang terakhir yaitu komunikasi harus tetap terpelihara dengan baik sehingga tidak akan terjadi stres yang berlarut-larut dengan alasan yang klise akibat adanya miss communication didalam lingkungan kerja itu sendiri. Universitas Sumatera Utara BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan