Perikanan Budidaya GAMBARAN UMUM

37 sebesar 120 juta rupiah pada tahun anggaran 20022003. Investasi tersebut dialokasikan di beberapa subsektor pertanian, kehutanan, perikanan termasuk perikanan budidaya untuk meningkatkan produksi di subsektor tersebut. Tabel 7 memperlihatkan bahwa sektor industri merupakan sektor utama, karena paling banyak diminati oleh perusahaan penanam modal yaitu mendapat investasi mencapai 1.356.264,62 juta rupiah atau 78,49. Kemudian diikuti oleh sektor listrik, perdagangan dan jasa mencapai 297.555,00 juta rupiah atau 17,22. Tabel 7 Realisasi Investasi Pembangunan di Provinsi Banten Tahun Anggaran 20022003 Juta Rp Sektor Dana Anggaran 1. Pertanian, Kehutanan, Perikanan 120,00 2. Pertambangan 70.650,00 3. Industri 1.356.264,62 4. Angkutan 3.411,00 5. Listrik, Perdagangan Jasa 297.555,00 Total 1.728.000,62 Sumber: BPS Provinsi Banten 2005 Sebagai provinsi baru yang sedang membangun, Banten membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Di samping usaha memobilisasi dana dari dalam negeri, dana investasi dari luar negeri di luar pinjaman pemerintah juga terus diupayakan. Dalam upaya untuk menarik minat investor menanamkan modalnya di Banten, pemerintah daerah terus meningkatkan kegiatan promosi.

4.6. Perikanan Budidaya

Selama masa krisis moneter melanda kawasan Asia, sektor perikanan telah menunjukkan kemampuannya sebagai salah satu sektor yang mampu bertahan dari krisis, bahkan menunjukkan peningkatan nilai ekspor. Hal ini disebabkan karena sektor ini mempunyai kandungan impor yang relatif kecil dibandingkan nilai ekspor yang dihasilkan. Kegiatan perikanan dapat dibedakan menjadi dua yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Mengingat semakin banyaknya areal penangkapan yang mulai menunjukkan gejala over fishing di beberapa wilayah perairan Indonesia termasuk Provinsi Banten, maka perikanan budidaya dapat memberikan peluang usaha guna mensuplai makanan laut dalam jumlah besar dan berkualitas tinggi. 38 Perkembangan luas areal dan tempat pemeliharaan ikan dapat dilihat pada Tabel 8. Dari tabel tersebut tampak bahwa selama periode tahun 2004-2005 luas areal pemeliharaan ikan di Provinsi Banten khususnya tambak memiliki luas areal mencapai 8.010,55 ha, sedangkan budidaya laut memiliki luas areal efektif mencapai 11.882,00 ha DKP 2006 yang tersebar di perairan pesisir Provinsi Banten. Sementara untuk tingkat kabupatenkota luas areal tambak tertinggi berada di Kabupaten Serang, yaitu 5.141,67 ha 64,19 dan terendah di Kabupaten Lebak 37,50 ha 0,47. Tabel 8 Luas Areal dan Tempat Pemeliharaan Ikan di Banten dalam ha KabupatenKota Budidaya Laut Budidaya Tambak Kab: 1. Pandeglang 6.317,69 354,00 2. Lebak 1.250,68 37,50 3. Tangerang 751,20 2.477,38 4. Serang 3.187,58 5.141,67 Kota: 5. Tangerang - - 6. Cilegon 374,85 - Banten 11.882,00 8.010,55 Sumber: BPS Provinsi Banten 2006 DKP 2006 Lokasi areal pengembangan budidaya perikanan terdapat di Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak. Sementara itu Kota Cilegon dan Kota Tangerang tidak memiliki areal pengembangan, karena lebih didominasi oleh fungsi areal industri dan permukiman. Perkembangan produksi perikanan budidaya dapat dilihat dari Tabel 9. Hasil produksi perikanan budidaya di Provinsi Banten pada periode tahun 2004-2005 mengalami peningkatan. Tingkat produksi budidaya tambak mengalami peningkatan sebesar 14,09 dari 9.424,10 ton di tahun 2004 menjadi 10.970,70 ton. Budidaya laut juga mengalami peningkatan produksi sebesar 51,06, menjadi 5.840,00 ton yang sebelumnya di tahun 2004 mencapai 2.858,00 ton. 39 Tabel 9 Produksi Ikan Menurut Tempat Pemeliharaan dalam Ton KabupatenKota Budidaya Laut Budidaya Tambak Kab: 1. Pandeglang 3.010,00 429,30 2. Lebak - 80,40 3. Tangerang 2.830,00 7.309,50 4. Serang - 3.151,50 Kota: 5. Tangerang - - 6. Cilegon - - Banten 5.840,00 10.970,70 Sumber: BPS Provinsi Banten 2006 Dilihat dari kabupatenkota, produksi tertinggi untuk budidaya tambak berada di Kabupaten Tangerang yang mencapai 7.309,50 ton 66,63 dan terendah di Kabupaten Lebak yang hanya mencapai 80,40 ton 0,73. Sementara untuk budidaya laut, Kabupaten Pandeglang memiliki produksi tertinggi yang mencapai 3.010,00 ton 51,54 kemudian diikuti oleh Kabupaten Tangerang sebesar 2.830,00 ton 48,46. Nilai produksi perikanan budidaya dapat dilihat pada Tabel 10. Nilai produksi perikanan di Provinsi Banten ternyata budidaya tambak memiliki nilai produksi mencapai 179.343 juta rupiah. Sementara budidaya laut memiliki nilai produksi mencapai 12.728 juta rupiah. Jika dilihat dari produktivitas tiap jenis usaha perikanan budidaya, maka budidaya tambak memiliki nilai produktivitas 1,37 tonha sementara budidaya laut memiliki nilai produktivitas 0.49 tonha. Hal ini perlu mendapat perhatian mengingat potensi budidaya laut yang lebih besar dari budidaya tambak, memungkinkan produktivitas budidaya laut lebih besar dari budidaya tambak. Tabel 10 Nilai Produksi Ikan Menurut Tempat Pemeliharaan dalam Juta Rupiah KabupatenKota Budidaya Laut Budidaya Tambak Kab: 1. Pandeglang 1.408 14.777 2. Lebak - 809 3. Tangerang 11.320 133.389 4. Serang - 30.368 Kota: 5. Tangerang - - 6. Cilegon - - Banten 12.728 179.343 Sumber: BPS Provinsi Banten 2006 40 Dalam rangka menguatkan daya saing daerah pada era otonomi, maka perlu dikembangkan berbagai jenis komoditas unggulan perikanan dari usaha budidaya sesuai dengan keunggulan masing-masing kabupaten. Berbagai jenis komoditas unggulan perikanan budidaya yang layak untuk dikembangkan di Provinsi Banten adalah : • Kabupaten Serang : udang dan bandeng • Kabupaten Pandeglang : udang, patin dan kerapu • Kabupaten Tangerang : udang dan patin • Kabupaten Lebak : udang, bandeng dan patin Selain itu, rencana tata ruang wilayah Provinsi Banten menyebutkan bahwa lokasi budidaya yang dianggap tepat adalah kawasan pesisir sekitar Pulau Panaitan, kawasan pesisir Ujung Kulon, kawasan pesisir antara Labuan dan Panimbang, serta Pulau-pulau kecil di bagian utara dan selatan Provinsi Banten.

4.7. Ekosistem Hutan Mangrove