Ekosistem Hutan Mangrove GAMBARAN UMUM

40 Dalam rangka menguatkan daya saing daerah pada era otonomi, maka perlu dikembangkan berbagai jenis komoditas unggulan perikanan dari usaha budidaya sesuai dengan keunggulan masing-masing kabupaten. Berbagai jenis komoditas unggulan perikanan budidaya yang layak untuk dikembangkan di Provinsi Banten adalah : • Kabupaten Serang : udang dan bandeng • Kabupaten Pandeglang : udang, patin dan kerapu • Kabupaten Tangerang : udang dan patin • Kabupaten Lebak : udang, bandeng dan patin Selain itu, rencana tata ruang wilayah Provinsi Banten menyebutkan bahwa lokasi budidaya yang dianggap tepat adalah kawasan pesisir sekitar Pulau Panaitan, kawasan pesisir Ujung Kulon, kawasan pesisir antara Labuan dan Panimbang, serta Pulau-pulau kecil di bagian utara dan selatan Provinsi Banten.

4.7. Ekosistem Hutan Mangrove

Ekosistem mangrove merupakan kawasan pasang surut di muara sungai yang ditumbuhi vegetasi khas mangrove dan memiliki nilai ekonomi, ekologis dan sosial yang tinggi. Ekosistem mangrove ini tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia, namun luasan mangrove juga terus mengalami perubahan yang disebabkan oleh berkurangnya luasan di alam karena konversi. Provinsi Banten yang memiliki luas wilayah 943.833 ha memiliki luas hutan mangrove sebesar 2.214,45 ha yang tersebar di Kabupaten Tangerang Teluknaga, Mauk, Pakuhaji, Kronjo, Kabupaten Serang Sepanjang pesisir sebelah selatan hingga timur Pulau Panjang, pesisir selatan, timur hingga utara Pulau Merak Besar dan Pulau Merak Kecil serta Kabupaten Pandeglang Pulau Panaitan, pesisir Teluk Pamegaran, Teluk Linto, Tanjung Waton, dan bagian timur laut Tanjung Karangjajar, pesisir Teluk Paraja dan Lorogan Cilintang DKP 2006. Secara ekologis, mangrove merupakan daerah asuhan, tempat berkembang biak dan mencari makan dari berbagai jenis ikan dan udang. Selain itu, mangrove juga merupakan sumberdaya yang memiliki potensi ekonomi dan sosial yang tinggi. Ekosistem mangrove menjadi salah satu kawasan andalan untuk berbagai bentuk kegiatan ekonomi produktif, seperti wisata, penghasil bahan bakar, kawasan perikanan, dan sebagainya yang menyebabkan banyak masyarakat yang kehidupannya tergantung secara sosial dan ekonomi pada keberadaan mangrove tersebut. 41 Arahan pengelolaan kawasan ekosistem mangrove di Provinsi Banten antara lain BAPEDA 2002: 1. Kegiatan yang tidak menunjang perlindungan terhadap flora dan fauna di kawasan ini dilarang. 2. Kegiatan yang sudah ada, yang tidak menunjang perlindungan terhadap flora dan fauna di kawasan ini secara bertahap dipindahkan dengan penggantian yang layak. 3. Kegiatan tambak dan kegiatan lain yang berhubungan dengan aktivitas kelautan diperkenankan. 4. Penanaman kembali tanaman bakau pada daerah-daerah yang rawan terhadap bahaya banjir dan abrasi pantai. Berdasarkan arahan pengelolaan maka pemanfaatan lahan mangrove untuk budidaya harus tetap memperhatikan kelestarian ekosistem mangrove. Hal ini disebabkan karena lahan mangrove bermanfaat untuk penyedia pakan alami dan sumber benih bagi areal tambak yang ada di sekitarnya. Selain itu mangrove dapat berfungsi sebagai penyaring dan mengendapkan limbah yang berasal dari kawasan budidaya. Mengingat perikanan budidaya mampu memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional yang tidak kecil dan menyadari arti pentingnya kawasan mangrove, maka pengembangan tambak di daerah mangrove membutuhkan pertimbangan yang komprehensif dan penuh kehati-hatian serta pemilihan lokasi yang paling sesuai. Dengan demikian, pemanfaatan areal tambak nantinya dapat menghasilkan panen yang optimal, sekaligus meminimumkan kuantitas pembukaan lahan mangrove yang sia-sia. Menurut informasi dari Dinas Kehutanan dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten, hutan mangrove yang ada tidak semua diprogramkan untuk kepentingan konservasi ataupun jalur hijau sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan perikanan budidaya. Pemanfaatan mangrove harus dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa aspek teknis dan sesuai dengan kebutuhan. Salah satu cara untuk memadukan dua kepentingan yaitu pengembangan areal perikanan budidaya dengan pelestarian mangrove adalah bentuk silvofishery. Dengan teknik ini maka kegiatan budidaya dapat dipadukan dengan konservasi mangrove.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN