57 struktur input yang memperlihatkan besarnya barang dan jasa yang digunakan
oleh suatu sektor ekonomi untuk memproduksi output sektor bersangkutan. Dengan tersedianya informasi pada struktur antara dan input primer yang
disajikan pada kwadran I dan III maka dapat dihitung koefisien input Lampiran 2 yang merupakan nilai fundamental untuk merumuskan formulasi analisis tabel
I-O, sehingga lebih lanjut diperoleh matriks multiplier yang merupakan dasar analisis untuk melihat dampak ekonomi dan ekologi dari pembangunan
perikanan budidaya.
5.3.1. Analisis Income Multiplier
Income multiplier atau pengganda pendapatan didefinisikan sebagai besarnya dampak yang ditimbulkan oleh adanya perubahan dalam permintaan
akhir pada sektor tertentu terhadap pendapatan sektor tersebut. Artinya, apabila permintaan terhadap suatu sektor tertentu meningkat sebesar satu juta rupiah,
maka akan meningkatkan pendapatan masyarakat yang bekerja pada sektor tersebut sebesar nilai pengganda pendapatan sektor yang bersangkutan. Angka
pengganda ini menunjukkan seberapa besar kontribusi sektor tersebut terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.
Untuk mengetahui besarnya peningkatan pendapatan rumah tangga perikanan budidaya terhadap masing-masing sektor ekonomi maka perlu
diketahui besarnya pengganda pendapatan terlebih dahulu. Melalui proses matriks pengganda pendapatan sederhana dapat diperoleh pendapatan tipe-I
yang disajikan dalam Gambar 9.
0.0000 0.5000
1.0000 1.5000
2.0000 2.5000
Pe rta
ni an
P. Bu
did ay
a Tmb
ng G
al i
In du
st ri
Li st
rk Ai
r Ko
ns tru
ks i
Dg ng
,H tl,R
es t
Tr an
sK om
ke ua
nga n
Ja sa
K o
e fis
ie n
In c
o m
e M
u lt
ip lie
r
Gambar 9 Income Multiplier Tipe-I Menurut Sektor Kegiatan di Provinsi Banten
58 Gambar 9 menunjukkan bahwa sektor perikanan budidaya mempunyai
angka pengganda pendapatan sebesar 2,1959 yang berada di atas rata-rata pembentukan pendapatan masyarakat secara sektoral sebesar 1,5820 dan
menempati urutan ke-2 setelah sektor industri. Nilai pengganda pendapatan 2,1959, artinya jika terdapat permintaan akhir atas sektor perikanan budidaya
sebesar satu juta rupiah, maka pendapatan masyarakat nelayan akan meningkat sebesar 2,1959 kali. Informasi ini memberi petunjuk bahwa, dari sisi pengganda
pendapatan sektor perikanan budidaya cukup andal dalam menciptakan pendapatan masyarakat nelayan.
5.3.2. Analisis Employment Multiplier
Dalam suatu proses produksi, tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang memiliki peranan cukup penting. Pengeluaran untuk tenaga kerja
oleh produsen merupakan salah satu komponen input primer antara lain berupa upah dan gaji, tunjangan dan bonus serta hasil usaha seperti sewa, bunga,
keuntungan, baik berupa uang mupun barang. Definisi tenaga kerja dalam tabel input-output, yaitu penduduk berumur 10
tahun ke atas yang bekerja dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan, sekurang-kurangnya satu jam secara tidak terputus
dalam seminggu. Dalam banyak analisis makro tenaga kerja sering juga dihubungkan dengan kesempatan kerja atau lapangan kerja.
Employment multiplier atau pengganda tenaga kerja menunjukkan kemampuan suatu sektor untuk menyerap tenaga kerja, apabila pada sektor
tersebut terjadi peningkatan satu juta rupiah output sebagai akibat adanya injeksi perubahan permintaan akhir. Semakin besar pengganda tenaga kerja maka
makin besar kesempatan kerja yang terdapat pada sektor tersebut. Dalam pelaksanaan pembangunan perikanan budidaya diperlukan input
tenaga kerja sebagai human resources yang akan menghasilkan output perikanan budidaya. Seberapa besar kebutuhan tenaga kerja sebagai input dari
pembangunan perikanan budidaya dapat dilihat dari Gambar 10 berikut.
59
0.0000 0.5000
1.0000 1.5000
2.0000 2.5000
3.0000 3.5000
4.0000
Per tani
an P.
B udi
da ya
Tm bng
G al
i Indus
tri Li
st rk
Ai r
Ko ns
tru ks
i D
gng,H tl,
R es
t Tr
ans Ko
m ke
uangan Ja
sa
K o
e fis
ie n
E m
p lo
y m
e n
t M
u lt
ip li
e r
Gambar 10 Employment Multiplier Menurut Sektor Kegiatan di Provinsi Banten Nilai pengganda tenaga kerja sektor perikanan budidaya adalah sebesar
1,1693 berada di bawah rata-rata total pembentukan tenaga kerja secara sektoral yang sebesar 1,5732 dan menempati urutan ke-6 klasifikasi 10 sektor.
Nilai pengganda tenaga kerja 1,1693, mengindikasikan bahwa untuk menghasilkan output satu juta rupiah bagi sektor perikanan dibutuhkan tenaga
kerja 1,1693 orang. Informasi ini memberi petunjuk bahwa, dari sisi pengganda tenaga kerja sektor perikanan budidaya belum cukup andal dalam menciptakan
kesempatan kerja pada masyarakat nelayan. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus dikarenakan upah dan gaji yang diterima oleh tenaga kerja di sektor
tersebut relatif lebih rendah dibandingkan dengan surplus usaha yang diterima oleh pengusaha, meskipun diketahui ternyata sektor ini mampu memberikan
income multiplier yang cukup andal. Namun demikian, sektor ini ternyata belum cukup andal dalam menciptakan kesempatan kerja.
5.4. Aspek Ekologi