35 Tabel 6 Laju Pertumbuhan Penduduk di Banten
KabupatenKota 1961-1971 1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2005
Kab: 1. Pandeglang
2,66 2,17 2,14 1,71 1,81 2. Lebak
2,48 2,51 2,49 1,72 2,05
3. Tangerang 4,07 4,07 5,00 4,35 3,63
4. Serang 2,69 2,63 2,54 2,98 2,46
Kota: 5. Tangerang
2,96 4,11 8,77 3,83 3,00 6. Cilegon
2,59 4,71 4,85 2,79 2,54
Banten 2,25 3,12 4,04 3,21 2,83
Sumber: Sensus penduduk 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan Susenas 2005
Kepadatan penduduk Banten mencapai 1.058 orang per kilometer persegi. Kota Tangerang masih merupakan daerah terpadat, yaitu sebesar 8.355 orang
per kilometer persegi, sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Lebak yang hanya sebesar 398 orang per kilometer persegi.
Jumlah rumah tangga pada tahun 2005 di Banten mencapai 2.504.330. Berdasarkan hasil registrasi jumlah warga negara asing pada tahun 2005 tercatat
sebanyak 16.871 jiwa yang terdiri dari warga negara asing Cina 12.141 dan sisanya 4.730 warga negara asing lainnya.
4.4. Tenaga Kerja
Gambaran umum tingkat pendidikan tenaga kerja di Banten menunjukkan bahwa lebih dari separuhnya hanya berpendidikan sekolah dasar ke bawah, yaitu
56,6 tahun 2001, berkurang menjadi sekitar 53,2 tahun 2003 dan 48,6 tahun 2004. Penurunan persentase tenaga kerja berpendidikan rendah tersebut
mengindikasikan adanya perbaikan kualitas tenaga kerja dari sisi pendidikan. Untuk jenjang satu tingkat di atasnya SLTP, porsinya sebesar 13,7
tahun 2001 dan mengalami peningkatan setiap tahunnya, sehingga pada tahun 2004 telah mencapai 17,6. Harapan tenaga kerja agar mampu menghadapi
tingkat persaingan yang makin kompetitif, akan sangat bertumpu pada mereka yang memiliki tingkat pendidikan minimal SLTA di samping memiliki keterampilan
dan keahlian sesuai tuntutan pasar kerja. Tenaga kerja berpendidikan SLTA pada tahun 2004 telah mencapai 27,0 dan meningkat cukup signifikan
dibanding tahun 2001 yang besarnya baru mencapai 23,1. Sementara itu tenaga kerja yang berpendidikan tinggi PT masih relatif rendah, hanya sebesar
6,8.
36 Sektor ketenagakerjaan merupakan salah satu sektor penting
pembangunan ekonomi khususnya dalam upaya pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan. Hal ini disebabkan karena tenaga kerja adalah
modal utama bagi geraknya roda pembangunan. Tahun 2004 dari jumlah penduduk Banten 9,08 juta jiwa ternyata 7,12 juta jiwa 78,46 diantaranya
merupakan penduduk usia kerja PUK. Dari sejumlah PUK tersebut 3,9 juta jiwa 55,11 merupakan angkatan kerja dan 3,19 44,88 bukan angkatan kerja.
Tingkat partisipasi angkatan kerja TPAK Banten pada tahun 2004 sebesar 55,11, meningkat dibanding tahun sebelumnya 55,07. TPAK menurut
kabupatenkota tidak jauh berbeda dibanding tahun sebelumnya. TPAK tertinggi di Kabupaten Lebak 58,62 dan terendah di Kota Tangerang 52,65.
Tingkat pengangguran di Provinsi Banten mencapai 19,85. Tingkat pengangguran menurut kabupatenkota tertinggi berada di Kabupaten
Pandeglang 23,29 dan Kota Cilegon 20,76, sementara terendah di Kota Tangerang 16,55.
Proporsi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha biasanya dipakai sebagai salah satu ukuran untuk melihat potensi sektor perekonomian dalam
menyerap tenaga kerja. Di Provinsi Banten, lapangan usaha pertanian termasuk di dalamnya perikanan budidaya merupakan sektor yang paling dominan dalam
menyerap tenaga kerja, yaitu 25,80 dari total penduduk yang bekerja. Kemudian diikuti oleh industri 25,23 dan perdagangan 20,58. Perikanan
budidaya sendiri menyerap tenaga kerja sebesar 15.469 orang atau hanya 1,89 dari total tenaga kerja di sektor pertanian secara agregat.
4.5. Investasi Pembangunan