Kerangka Berfikir LANDASAN TEORI

Games Tournament pada siswa kelas X Akuntansi SMK Widya Praja Ungaran tahun ajaran 20122013.

2.9 Kerangka Berfikir

Pengertian belajar menurut Slameto 2010:2 adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh setiap individu yang berdampak pada perubahan perilaku pada individu tersebut. Proses belajar merupakan proses di mana dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga pokok yaitu penerima pesan siswa, komponen pengirim pesan guru, dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Akuntansi adalah suatu proses yang meliputi pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan penyajian laporan mengenai transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan Somantri,1994:9. Akuntansi merupakan pelajaran yang memadukan dua hal yaitu teori dan praktik. Seorang siswa terlebih dahulu paham dan menguasai teori akuntansi, setelah itu siswa dituntut untuk mempraktikkan teori yang telah dikuasainya sebagi tindakan nyata penerapan akuntansi. Hasil belajar merupakan tolok ukur untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami pelajaran akuntansi. Hasil belajar siswa akuntansi siswa kelas X Akuntansi SMK Widya Praja Ungaran masih tergolong rendah. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya kemauan siswa dalam belajar akuntansi. Selain itu siswa menganggap akuntansi sulit, ini berarti siswa belum bisa memahami dan mengkonstruksi ide atau gagasan terhadap konsep-konsep yang diajarkan sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai ulangan harian akuntansi kompetensi dasar persamaan dasar akuntansi pada tahun sebelumnya. Namun, hasil belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu metode pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Kejenuhan siswa seringkali ditemukan dalam kelas, hal ini terjadi karena siswa cenderung bosan dengan metode mengajar guru yang lebih banyak berceramah dan hanya mengerjakan tugas. Seorang guru harus mempunyai inovasi dalam mengajar siswanya agar siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran di kelas. Kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran membuat hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan yang maksimal. Menurut Suprijono 2010:46Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Pemilihan model pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dalam setiap pembelajaran dapat diterapkan berbagai model pembelajaran, namun pemilihan suatu model pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran. Menuru Wena 2009:189 melalui pembelajaran kooperatif seorang siswa akan menjadi sumber belajar bagi teman yang lain. Berdasarkan penelitian Lie 2002 dalam Wena 2009:189 menunjukan bahwa pembelajaran oleh rekan sebaya peer teaching melalui pembelajaran kooperatif ternyata lebih efektif daripada pembelajaran oleh pengajar. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT siswa saling belajar dan bekerja sama dengan temannya, pembelajaran sebaya lebih eefektif memunculkan keaktifan siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat. Selain itu pemberian bantuan oleh teman akan memberikan pemahaman materi secara merata kepada semua siswa karena di dalam kelompok terdapat siswa yang memiliki kemampuan akademik yang berbeda-beda, siswa yang cepat dalam memahami materi dapat mengajari temannya yang masih rendah kemampuan akademiknya. Siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda akan saling belajar dan mengajari, sehingga siswa belajar tidak hanya memahami materi saja tetapi juga belajar berinteraksi sosial dan bertanggung jawab. Dalam hal ini peneliti membuat mekanisme pembelajaran dengan menggunakan dua model pembelajaran yang diterapkan pada dua kelas yang berbeda yaitu kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran Teams Games Tournament dan kelas kontrol menggunakan metode konvensional untuk kompetensi dasar persamaan dasar akuntansi. Pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional yang diterapkan oleh guru mata diklat selama ini, dalam pembalajaran aktifitas belajar lebih didominasi oleh guru, guru lebih banyak berbicara dan pemberian soal secara individu. Sebelum diberi perlakuan kedua kelas tersebut terlebih dahulu diberikan pre tes, hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Setelah pre tes dilakukan kemudian kedua kelas akan diberikan perlakuan yang berbeda. Pembelajaran di kelas eksperimen guru menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament TGT. Sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran yang digunakan guru selama ini yaitu ceramah dan laithan soal. Selanjutnya, dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Teams Games Tournament memungkinkan siswa untuk belajar lebih rileks di samping menumbuhkan rasa tanggungjawab, kerjasama, persaingan sehat, dan keterlibatan siswa. Siswa dikelompokan menjadi beberapa kelompok belajar yang masing- masing kelompok beranggotakan 4-5 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi jurnal penyesuaian dan siswa bekerja dalam kelompok mereka. Setalah itu guru memberikan Lembar Kerja Siswa LKS yang berisi soal-soal akuntansi kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikann dikerjakan bersama anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang belum paham terhadapmateri maka anggota kelompok yang lainnya bertanggungjawab untuk memberikan jawaban dan memberi penjelasan, sebelum pertanayaan itu diajukan kepada guru. Untuk memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah menguasai materi pelajaran, maka siswa diberikan permainan akademik. Dalam permainan akademik siswa akan dibagi kedalam meja tournament, di mana setiap meja turnamen terdiri dari 4-5 orang siswa yang merupakan wakil dari kelompok masing-masing yang memiliki kemampuan sama. Selanjutnya permainan dimulai dengan siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapatkan skor. Setiapkelompok berlomba-lomba untuk meraih skor yang tinggi dalam permainan ini. Pemberian penghargaan didasarkan atas peroleha skor yang tertinggi yang didapat oleh kelompok tersebut. Hasil belajar dan kefektifan dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament diharapkan akan memberikan hasil yang lebih baik dari pada siswa yang diberikan model pembelajaran konvensional. Penelitian Noto 2010 Menyimpulkan bahwa hasil pelaksanaan model pembelajaran TGT menunjukan pembelajaran efektif dengan indikator sebagai berikut: pembelajaran kooperatif model TGT berhasil menuntaskan prestasi belajar baik secara individual maupun individu pada batas KKM 65 dan batas ketuntasan klasikal sebesar 75, keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif model TGT secara nyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Keaktifan dan keterampilan siswa dalam pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif model TGT secara nyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan pengaruh yang tinggi. Hasil belajar siswa akibat pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif model TGT diharapkan lebih tinggi dibandingkan prestasi belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Mekanisme kerangka berfikir di atas digambarkan dalam gambar berikut: Gambar 1. Kerangka Berpikir Pembelajaran akuntansi pada kompetensi dasar persamaan dasar akuntansi Kelas eksperimen Pembelajaran akuntansi pada kompetensi dasar persamaan dasar akuntansi dengan metode pembelajaran TGT Kelas kontrol Pembelajaran akuntansi pada kompetensi dasar persamaan dasar akuntansi dengan metode pembelajaran konvensional Tes Kemampuan Akhir Siswa post test Tes Kemampuan Akhir Siswa post test Metode pembelajaran Teams Games Tournament TGT diharapkan lebih tinggi daripada model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar akuntansi pada kompetensi dasar persamaan dasar akuntansi. ≥KKM Tes kemampuan awal siswa pre test Tes kemampuan awal siswa pre test di ba nd in gk an

2.10 Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt ( Teams Games Tournament ) Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Gerak Pada Manusia

0 6 145

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI PADA KOMPETENSI DASAR JURNAL KHUSUS SISWA KELAS XI IPS SMA N 1

0 7 202

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA.

0 2 28

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

0 1 202