3.6 Analisis Perangkat Tes
1. Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid
atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrument yang tidak
valid atau
tidak sahih
mempunyai validitas
rendah Suharsimi,2006:168.
Rumus yang digunakan untuk mencari validitas adalah sebagai berikut:
Suharsimi,2006:72 Keterangan:
r
xy
: koefisien korelasi antara X dan Y X
: skor tiap butir soal Y
: skor total yang benar dari tiap subjek N
: jumlah peserta tes Kriteria pengujian: Jika
dengan taraf nyata 5 maka alat ukur dikatakan valid Suharsimi,2002:79.
Hasil perhitungan dari hasil soal uji coba menunjukan soal yang termasuk valid adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17,
18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 39, dan
40. Sedangkan soal yang tidak valid adalah 13, 19, 30, 34, dan 38. Sehingga soal yang tidak valid tersebut tidak dipakai atau bisa dibuang
karena sudah ada yang mewakili.
2. Reliabilitas
Untuk menentukan reliabilitas soal tes pilihan ganda, digunakan rumus K-R.20 yaitu:
r
11
=
2 2
1 S
pq S
n n
Keterangan : r
11
= reliabilitas tes secara keseluruhan p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
N = banyaknya item
S
2
= Varians total Suharsimi,2002:100
Kriteria apabila r
11
r
tabel
dengan taraf signifikan 5, maka tes instrument tersebut reliabel. Berdasarkan perhitungan diperoleh r
11
= 0,88 dan r
tabel
= 0,329. Sehingga soal ini bisa dikatakan reliabel.
3. Tingkat Kesukaran Soal
Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran Suharsimi,2007:207. Untuk menguji tingkat
kesukaran soal digunakan rumus sebagai berikut: P =
Keterangan: P
= Indeks kesukaran B
= banyak siswa yang menjawab soal dengan benar Js
= jumlah seluruh siswa peserta tes Indeks kesukaran ini diklasifikasikan menjadi beberapa kategori,
yaitu : 1 . Soal sukar jika P = 0,00 sampai 0,30
2. Soal sedang jika P = 0,30 sampai 0,70 3. Soal mudah jika P = 0,70 sampai 1,00
Soal yang dianggap baik jika soalnya termasuk kategori sedang, yaitu dengan P = 0,30 sampai 0,70 Suharsimi, 2007 : 210.
Setelah dilakukan analisis taraf kesukaran pada soal uji coba pada penelitian ini diperoleh hal sebagai berikut:
a. Yang termasuk kriteria sukar yaitu soal nomor 13, 38, b. Yang termasuk kriteia sedang yaitu soal nomor 8, 15, 19, 20, 21, 22, 26,
27, dan 31.
c. Yang termasuk kriteria mudah yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 16, 17, 18, 20, 23, 24, 25, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37,
39, 40
4. Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang pandai berkemapuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan
rendah. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan: D
= Daya Pembeda JB a = jumlah jawaban benar kelompok atas
JB b = jumlah jawaban benar kelompok bawah JS a = jumlah jawaban salah kelompok atas
Klasifikasi daya pembeda: D = 0,00 - 0,20 = jelek
D = 0,20- 0,40 = cukup D = 0,40- 0,70 = baik
D = 0,70 - 1, 00= baik sekali D negatif, semuanya tidak baik, jadi semua soal yang memiliki D
negatif sebaiknya dibuang . Suharsimi, 2007:218. Setelah dilakukan analisis daya beda soal pada soal uji coba dalam
penelitian ini diperoleh hal sebagai berikut:
a. Yang termasuk kriteria jelek yaitu soal nomor 1, 6, 7, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 25, 29, 30, 38, 39, 40
b. Yang termasuk criteria cukup yaitu soal nomor 2, 3, 4, 5, 8, 10, 11, 20, 21, 24, 26, 32, 34, 35, 37
c. Yang termasuk kriteria baik yaitu soal nomor 9, 14, 15, 22, 23, 27, 28, 31, 33, 36
3.7 Metode Analisis Data