1.5.5 Siswa
Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Demak merupakan sampel penelitian.
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Secara garis besar penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir, yang masing -masing diuraikan sebagai berikut.
1.6.1 Bagian Awal
Bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar dan daftar lampiran.
1.6.2 Bagian Isi
Bagian ini merupakan bagian pokok skripsi yang terdiri dari 5 bab, yaitu: BAB I
: Pendahuluan, berisi latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat, penegasan istilah dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Tinjauan pustaka, berisi landasan teori, kerangka berpikir dan
hipotesis. BAB III
: Metode penelitian, berisi metode penentuan subjek penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data, instrumen dan analisis data.
BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan.
BAB V : Penutup, berisi simpulan hasil penelitian dan saran-saran peneliti.
1.6.3 Bagian Akhir
Bagian ini terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
12
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Belajar
Teori belajar yang dimaksud dalam skripsi ini adalah teori belajar yang mendukung pembelajaran Missouri Matematics Project MMP. Menurut Slavin
2007:31, pembelajaran Missouri Matematics Project MMP merupakan bagian dari pembelajaran Cooperative Learning. Oleh karena itu teori belajar yang
mendukung pembelajaran Cooperative Learning, juga mendukung pembelajaran Missouri Matematics Project MMP. Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif
adalah teori konstruktivisme yang dikembangkan oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky.
2.1.1 Teori Piaget
Piaget sebagaimana dikutip oleh Slavin 2003 memandang bahwa setiap anak memiliki rasa ingin tahu bawaan yang mendorongnya untuk berinteraksi
dengan lingkungannya. Baik lingkungan fisik maupun sosialnya. Piaget meyakini bahwa
pengalaman secara
fisik dan
pemanipulasian lingkungan
akan mengembangkan kemampuannya. Ia juga mempercayai bahwa interaksi sosial
dengan teman sebaya, khususnya dalam mengemukakan ide dan berdiskusi akan membantunya memperjelas hasil pemikirannya dan menjadikan hasil pemikirannya
lebih logis. Melalui pertukaran ide dengan teman lain, seorang anak yang sebelumnya memiliki pemikiran subyektif terhadap sesuatu yang diamati akan
merubah pemikirannya menjadi obyektif. Aktivitas berpikir anak seperti itu