4.3 Pembahasan
Setelah dilakukan pengolahan data dan analisis data hasil penelitian, pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil temuan penelitian. Pembahasan tersebut
difokuskan pada hasil analisis data hasil tes lisan kemampuan komunikasi lisan matematis siswa, hasil belajar siswa, dan kegiatan pembelajaran Missouri
Mathematics Project MMP.
4.3.1 Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa dan aktivitas guru. Aktivitas siswa pada pembelajaran Missouri Mathematics Project MMP
menunjukkan aktivitas yang bagus. Siswa telah melakukan serangkaian kegiatan yang telah direncanakan selama pembelajaran. Faktor pendukung terciptanya
aktivitas siswa yang bagus adalah keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam menyampaikan gagasannya, serta suasana belajar yang kondusif.
Aktivitas guru juga menunjukkan akivitas yang bagus. Langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan pembelajaran Missouri Mathematics Project MMP
telah dilaksanakan dengan baik. Faktor pendukung bagusnya aktivitas guru tidak terlepas dari bagusnya aktivitas siswa. Selain itu, suasana belajar yang kondusif juga
menjadi faktor pendukung aktivitas guru.
4.3.2 Ketuntasan Belajar Siswa
Kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapatkan tes untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa. Hasil tes ini kemudian diuji ketuntasan belajarnya
dengan menggunakan uji proporsi. Dengan taraf signifikansi 5 dan uji proporsi
pihak kanan, kelas eksperimen telah mencapai ketuntasan klasikal, dengan lebih dari 85 siswa mencapai ketuntasan individu. Hal ini telah dilihat dari nilai
0,5 −�
1,79 1,61. Pada kelas kontrol dengan taraf signifikansi 5 dan uji proporsi pihak kanan kelas kontrol juga telah mencapai ketuntasan klasikal dengan
85 siswa mencapai ketuntasan individu. Dilihat dari ketuntasan klasikal, kelas eksperimen lebih baik daripada kelas
kontrol dalam hal ketuntasan belajarnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis yang mengatakan lebih dari 85 siswa pada kelas eksperimen mencapai
ketuntasan individu. Untuk proporsi ketuntasan individu kelas eksperimen adalah 97. Sedangkan pada kelas kontrol 85 siswa yang mencapai ketuntasan individu.
Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen akan dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada kelas kontrol. Pengujian yang pertama dilakukan adalah uji
normalitas. Pengujian normalitas dengan uji Shapiro Wilk memberikan simpulan hasil belajar siswa berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian
selanjutnya adalah uji homogenitas. Pengujian homogenitas dengan uji Levene memberikan simpulan hasil belajar siswa memiliki varian yang sama.
Hasil belajar siswa berdistribusi normal dan homogen, untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar siswa digunakan uji t independent sample test.
Pengujian dengan uji t memberikan simpulan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol.
Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen yang menggunakan
pembelajaran Missouri Mathematics Project MMP lebih intensif dalam
memeberikan latihan-latihan. Latihan-latihan ini membuat siswa menjadi trampil dalam menyelesaikan suatu kasus yang diberikan. Selain itu, pada kelas eksperimen
siswa juga mendapatkan tugas rumah yang akan digunakan sebagai review pada pertemuan selanjutnya. Pada tugas rumah ini siswa menyelesaikan kasus yang belum
diajarkan tetapi kasus yang diberikan masih berada dalam daerah perkembangan terdekat mereka. Hal ini sesuai dengan pandangan Vygotsky 1978 tentang Zone of
Proximal Development ZPD. Tetapi kelas kontrol tidak mendapat semua kegiatan tersebut. Sehingga hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan pembelajaran
Missouri Mathematics Project MMP lebih baik daripada kelas kontrol.
4.3.3 Ketrampilan Komunikasi Lisan