Uraian Proses Proses Produksi

2.6.1.3.Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan bercampur dengan bahan baku untuk membentuk produk jadi yang siap untuk dipasarkan, dapat berupa kemasan ataupun aksesoris. Bahan tambahan yang digunakan pada proses produksi yaitu: 1. Label, digunakan untuk memberikan merek pada hasil produkkloset. 2. Cat, digunakan untuk memberikan warna pada kloset.

2.6.2. Uraian Proses

Proses produksi kloset jongkok terdiri atas 8 tahap utama yaitu bagian pencampuran, bagian pengadukan, bagian, penyaringan, bagian pencetakan, bagian pengerokan, bagian pengecatan, bagian pembakaran, dan bagian pengepakan. Universitas Sumatera Utara Pencampuran Tanah Pengadukan Penyaringan Adonan Pengerokan Pengamplasan Pengecatan Pembakaran Pengepakan Sumber: PT Prima Indah Saniton Gambar 2.4. Blok Diagram Pembuatan Kloset Jongkok 2.6.2.1.Proses Pencampuran Bahan Baku Bahan baku yang digunakan pada proses produksi kloset pada PT. Prima Indah Saniton membutuhkan yaitu Tanah Kalimantan, Sodium Feldspar, Tanah Thailand, Pasir Kuarsa, Tanah Kaulin, Batu Kasar dan air. Bahan baku selain air diangkut dari gudang penyimpanan bahan baku ke tempat pencampuran. Sedangkan air disalurkan melalui pipa yang tersedia. Bahan baku yang telah diangkut ke tempat pencampuran beserta air kemudian dituangkan ke dalam mesin molen atau mesin ball mill yang berfungsi untuk mengaduk bahan baku Universitas Sumatera Utara tersebut supaya tercampur dengan rata dan siap untuk digunakan sebagai bahan yang siap untuk dicetak menjadi kloset. Proses pengadukan bahan baku ini memerlukan waktu selama 12 jam untuk menghasilkan kualitas adonan yang bagus. 2.6.2.2.Proses Penyaringan dan Pemasakan Campuran Bahan Baku Bahan baku yang telah diaduk dengan mesin molen selama 12 jam kemudian disalurkan ke dalam sebuah mesin penyaring melalui pipa yang menghubungkan mesin molen dengan mesin saring getar. Mesin saring getar berfungsi agar material yang tidak tercampur dengan baik seperti gumpalan- gumpalan tanah tidak ikut digunakan sebagai campuran bahan baku untuk proses pencetakan. Campuran bahan baku yang telah disaring akan disalurkan ke dalam sumur penampungan melalui pipa. Kemudian, campuran tersebut dimasak selama 2 malam di dalam sumur penampungan sehingga bahan baku tersebut siap digunakan dalam proses pencetakan selanjutnya. 2.6.2.3.Proses Pencetakan Proses percetakan dapat dikerjakan setelah hal-hal berikut telah diselesaikan : 1. Mempersiapkan cetakan yang akan digunakan, dalam hal ini cetakan terdiri dari 2 bagian yaitu cetakan atas dan cetakan bawah. 2. Menggabungkan cetakan atas dengan cetakan bawah. Universitas Sumatera Utara 3. Cetakan yang telah menjadi satu dikunci agar cetakan tersebut tidak bergeser pada saat pencetakan. 4. Memasangkan corong pada cetakan pada tempat yang telah tersedia dalam cetakan supaya mempermudah proses penuangan campuran bahan baku ke dalam cetakan. 5. Penutupan lubang bagian belakang cetakan dengan menggunakan kayu penyumbat sehingga pada waktu penuangan, bahan baku tersebut tidak mengalir keluar. Sumber: PT Prima Indah Saniton Gambar 2.5. Bagian Pembuatan Mal Campuran bahan baku yang telah siap dipakai dipompa ke dalam tower dengan menggunakan mesin pompa atau wilden pump yang kemudian disalurkan dari tower ke tempat pencetakan melalui pipa yang telah dibuat sebelumnya. Proses pencetakan dapat dikerjakan dengan penyaluran bahan baku ke dalam cetakan yang dituang melalui corong. Cetakan yang terisi dengan olahan bahan baku didiamkan selama 120 menit atau 2 jam agar bahan baku tersebut dapat mengeras di dalam cetakan. Universitas Sumatera Utara Penyumbat kayu yang tadinya dipasang di bagian belakang cetakan kemudian harus dibuka untuk mengeluarkan bahan baku cetakan yang berlebih kadang- kadang operator menuangkan bahan baku cetakan yang terlalu banyak. Setelah itu cetakan harus didiamkan lagi selama 2 jam agar cetakan tersebut benar-benar keringkeras. Cetakan bagian atas dipisahdibuka dari cetakan bawah dan dibalik untuk dapat mengeluarkan produk hasil cetakan dimana hasil cetakan didiamkan kembali selama 2 jam. Sumber: PT Prima Indah Saniton Gambar 2.6. Proses Pencetakan 2.6.2.4.Proses Pengerokan Tahapan ini terdiri dari beberapa proses yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Hasil cetakan yang telah kering diangkut ke bagian pengerokan. 2. Kualitas dari hasil cetakan diperiksa pada proses ini. Universitas Sumatera Utara 3. Cetakan yang tidak begitu bagus akan dikerok dengan menggunakan scraper tujuan untuk lebih rapi dan sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan. Sumber: PT Prima Indah Saniton Gambar 2.7. Proses Pengerokan 2.6.2.5.Proses Pengamplasan Cetakan yang telah selesai dikerok akan diangkut ke bagian pengamplasan dimana mengalami beberapa tahapan proses yaitu : 1. Penggunaan kertas pasir dalam pengamplasan bertujuan untuk memperhalus permukaan cetakan. 2. Penggunaan busa untuk membersihkanmenggosok cetakan. 3. Hasil cetakan dibersihkan dengan air dan dikeringkan. 4. Hasil cetakan dijemur selama 2 hari. Universitas Sumatera Utara Sumber: PT Prima Indah Saniton Gambar 2.8. Proses Pengamplasan 2.6.2.6.Proses Pengecatan Tahapan ini terdiri dari beberapa proses yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Hasil cetakan yang kering diangkut ke bagian pengecatan. 2. Pada bagian pencetakan terdapat sebuah meja yang telah didesain sedemikian rupa sehingga cocok untuk peletakan hasil cetakan. Hasil cetakan diangkat ke meja tersebut. 3. Penempelan label produk perusahaan “Champion” pada bagian ujung kloset. 4. Proses pengecatan dikerjakan dengan menggunakan mesin kompresor sesuai dengan warna yang diinginkan. 5. Produk dilap supaya tidak terdapat bintik-bintik cat yang tersisa. Terdapat 8 macam warna cat dan komposisinya sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Daftar Komposisi Cat Warna Bahan BCS TRS CMC Air Bahan 1 Jumlah Bahan 2 Jumlah Bahan 3 Jumlah Putih 3 kg 25g 2 gelas Biru Muda 2,1 kg 0,9 kg 2 gelas 14N144 60 g Pink 2,1 kg 0,9 kg 25 gr 2 gelas 14M200 250 g Maron 0,5 kg 2,5 g 25 g 2 gelas GC-17 0,3 kg 14E44 3 g Biru tua 0,5 kg 2,5 kg 25 g 2 gelas 14N144 0,135 kg 14LL79 0,3 kg 14E44 3 g Abu-abu 2,7 kg 0,3 kg 25 g 2 gelas 14T158 4,5 g 14T192 69 g 14E44 2 g Beige 2,7 kg 0,3 kg 25 g 2 gelas 14M200 0,12 kg 14H674 32 g 14 T192 12 g Hijau 2,1 kg 0,9 kg 24 g 2 gelas 14H674 385 g 14 T158 210g Sumber: PT Prima Indah Saniton Sumber: PT Prima Indah Saniton Gambar 2.9. Bagian Pengecatan 2.6.2.7.Proses Pembakaran Proses pembakaran hasil cetakan yang telah diberi warna dimasukkan ke dalam mesin kiln untuk dibakar. Untuk proses pembakaran, mesin kiln memerlukan empat buah tabung gas. Tahapan pembakaran terdiri dari beberapa proses yang berkelanjutan yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Produk dibakar dengan tinggi api 40 psi dengan suhu 0-300 o C selama 1,5 jam. Universitas Sumatera Utara 2. Produk dibakar dengan suhu 300-600 o C selama 2 jam. 3. Produk dibakar dengan suhu 600-1000 o C selama 2 jam. 4. Produk dibakar dengan suhu 1000-1100 o C selama 1 jam. 5. Produk dibakar dengan suhu 1100-1180 o C selama 1 jam. Produk yang telah selesai dibakar tidak akan langsung dikeluarkan karena panasnya produk tersebut. Produk akan tetap di dalam mesin pembakaran selama 7 jam dengan kondisi bahwa mesin kiln telah dinonaktifkan. Produk yang telah didinginkan 7 jam di dalam mesin namun produk tersebut tetap saja sangat panas sehingga dibawa ke tempat penampungan untuk didinginkan lagi secara alami. Sumber: PT Prima Indah Saniton Gambar 2.10. Kloset yang akan Dimasukkan ke dalam Mesin 2.6.2.8.Proses Pengepakan Proses pengepakan merupakan proses yang terakhir dimana produk di tempat penampungan akan dimasukkan ke dalam rak kayu yang telah dibuat oleh operator. Pada produk kloset jongkok, 4 buah kloset dapat dimasukkan ke dalam 1 kotak namun pada kloset duduk dan wastafel hanya dapat diletakkan 1 buah pada Universitas Sumatera Utara 1 kotak. Setelah itu, produk diangkut ke tempat penampungan. Jika telah terdapat pemesanan, maka produk tersebut akan diantar keluar melalui mobil pick up. Sumber: PT Prima Indah Saniton Gambar 2.11. Pengepakan 2.6.3. Mesin dan Peralatan 2.6.3.1.Mesin Produksi

Dokumen yang terkait

Perbaikan Rancangan Produk dengan Metode Concurrent Function Deployment dan TRIZ

3 100 53

Pendekatan Concurrent Engineering Tools pada Proses Perancangan Produk dengan Metode Quality Function Deployment dan Design Structure Matrix

17 194 186

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227

Perbaikan Rancangan Produk Spring Bed dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment dan Axiomatic Design

11 63 139

PERANCANGAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT FOR ENVIRONMENT (QFDE).

0 0 7