yang berasal dari interaksi antar elemen, seperti aliran bahan, aliran informasi, yang terjadi pada level yang sama.
Keuntungan menggunakan DSM adalah sebagai berikut: 1.
Sederhana Elemen-elemen dan interaksi yang terdapat didalam sebuah sistem dapat
dipresentasikan dengan menggunakan suatu susunan yang ringkas dan sederhana sehingga lebih mudah dimengerti.
2. Mudah dibaca DSM menghasilkan suatu matriks yang mudah dibaca dan berisi informasi
tentang keseluruhan dari suatu sistem, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan mudah.
3. Mudah dimengerti 4. Mudah dianalisis
5. Fleksibel Penambahan elemen atau informasi dapat dilakukan dengan mudah dan cepat
jika dibandingkan dengan metode lainnya.
3.5.2. Tahapan DSM
Penyusunan DSM terbagi atas 5 tahapan penting yaitu sebagai berikut: 1. Dekomposisi
Memecah sistem kedalam bentuk elemen yang lebih sederhana berdasarkan level hierarki sistem.
Universitas Sumatera Utara
2. Identifikasi Mengidentifikasi hubungan-hubungan yang terjadi antar elemen-elemen
sistem. 3. Analisis
Menyusun kembali elemen-elemen dan hubungan dalam matriks sehingga didapatkan pemahaman yang lebih baik dari sistem tersebut.
4. Display Membuat suatu representasi dari model DSM, yang bertujuan untuk
menunjukkan hubungan yang penting dalam suatu sistem. 5. Improve
Melakukan improvisasi dan perbaikan terhadap hasil dari perbaikan sistem tersebut sehingga terjadi continuous improvement.
Sumber: Epingger, Steven. Design Structure Matrix and Applications
Gambar 3.4. Tahap-tahap DSM
3.5.3. Hubungan Antar Elemen
4 jenis hubungan yang dapat terjadi antar tiap elemen sistem yaitu: 1.
Hubungan sekuensial Hubungan sekuensial merupakan hubungan yang terjadi antar 2 elemen atau
lebih dimana output dari aktivitas sebelumnya merupakan prasyarat bagi berjalannya kegiatan selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Epingger, Steven. Design Structure Matrix and Applications
Gambar 3.5. Skema Hubungan Dalam DSM
2. Hubungan parallel
Hubungan parallel merupakan hubungan yang bersifat independen satu dan yang lainnya dan tidak terdapat hubungan baik dari input maupun dari output
kedua elemen. 3.
Hubungan berpasangan Hubungan berpasangan merupakan hubungan yang bersifat saling tergantung
satu sama lainnya, dimana elemen pertama memerlukan output dari elemen kedua dan sebaliknya. Hubungan berpasangan biasanya terjadi pada aktivitas
yang saling memiliki ketergantungan terutama dalam proses analisis, verifikasi, validasi, serta tahap pengujian.
4. Hubungan kondisional
Hubungan kondisional merupakan hubungan terjadi apabila kegiatan berikutnya hanya dapat dilakukan apabila elemen f telah diselesaikan ataupun
elemen g dan elemen h telah diselesaikan secara bersama-sama
Universitas Sumatera Utara
IV-1
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Prima Indah Saniton yang bergerak di bidang manufaktur produk sanitasi. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Kebun Lada,
Gang Purwodadi, Binjai.
4.2. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yaitu suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik, faktual dan
akurat tentang fakta-fakta dan sifat suatu objek atau populasi tertentu. Penelitian ini juga termasuk jenis action research yaitu merupakan penelitian dengan tujuan
untuk mendapatkan suatu solusi yang akan diaplikasikan pada perusahaan sebagai bentuk perbaikan dari sistem semula.
4.3. Rancangan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Studi pendahuluan untuk mengetahui kondisi perusahaan seperti proses
produksi, produk dihasilkan serta informasi pendukung yang diperlukan untuk membantu penelitian.
2. Pengumpulan terhadap data yang diperlukan.
Universitas Sumatera Utara