18 Kedua faktor diatas memiliki pengaruh terhadap keberhasilan
menulis sesorang. Dalam latar belakang inilah yang dapat menyebabkan setiap orang memiliki kemampuan menulis yang
berbeda. Pada kegiatan manusia juga harus dimulai dari kesiapan menulis, maka seseorang harus memiliki beberapa hal. Menurut titik
W,S, dkk, 2003: 26-27 kesiapan tersebut: 1 bakat 2 kemauan 3 luas wawasan 4 kaya imajinasi 5 disiplin 6 kreatif 7 persepsi 8
tangguh, tidak mudah putus asa 9 menguasai teknik menulis 10 memahami bahasa.
6. Pengertian Cerita
Cerita sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa
yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu Gorys Keraf, 2007: 136. Sedangkan, cerita anak adalah cerita yang ditulis dengan menggunakan
sudut pandang anak, yaitu menempatkan anak sebagai pembaca sehingga cerita dibangun atas berbagai unsur harus sesuai dengan pengetahuan
anak. Landasan sudut pandang anak dideskripsikan dalam cerita melalui: tokoh, latar, alur, tema, bahasa, dan pesan. Oleh karena itu, cerita anak
adalah cerita yang disampaikan secara narasi yang tokoh, latar, alur, tema, bahasa, dan pesannya sesuai dengan pengetahuan anak Heru Kurniawan
2013: 77. Selanjutnya, Atar Semi 1990: 29 cerita merupakan percakapan atau
tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian
19 peristiwa atau pengelaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu
kewaktu. Cerita adalah kisahan kurang dari 10.000 kata yang dimaksudkan memberikan kesan tunggal yang dominan Panuti Sudjiman,
1984: 15 dalam KKBI, 2008: 263 dikatakan bahwa cerita adalah kisahan cerita yang terdiri dari 10.000 kata yang memberikan kesan
tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada suatu tokoh dalam satu situasi pada suatu ketika.
a. Ciri-ciri cerita
Aminudin, 2009: 32 menyebutkan bahwa ciri-ciri cerita, sebagai berikut.
1 Ceritanya dapat kita baca hanya dengan sekali duduk. Maksudnya
kita bisa dapat membacanya dengan langung bisa selasai dalam waktu itu juga. Berbeda dengan novel yang bisa selesai dibaca
dalam beberapa jam bahkan beberapa hari. 2
Tokoh-tokoh yang ada dalam cerita lebih sedikit dibandingkan dengan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita.
Cerita seperti telah dipaparkan di atas memiliki banyak fungsi menurut Aminudin, 2009: 33
1 Menulis cerita akan membantu menemukan siapa diri kita.
2 Menulis cerita akan bantu menumbuhkan rasa percaya diri.
3 Dapat mengenal pendapat diri sendiri yang ada dalam tulisan.
4 Menjadi seorang yang maju
20 5
Menulis cerita akan membantu meningkatkan kreativitas dan ilmu pengetahuan
6 Dapat berbagi pengalaman dengan orang lain
7 Membantu menyalurkan emosi perasaan
b. Tujuan Bercerita
Adapun tujuan bercerita bagi siswa yaitu menanamkan pesan- pesan atau nilai-nilai sosial, moral dan agama yang terkandung dalam
sebuah cerita, sehingga siswa dapat menghayati dan manjalakan kehidupan sehari-hari.
Guru dapat memberikan informasi tentang lingkungan fisik dan lingkungan sosial yang perlu diketahui olah siswa. Lingkungan fisik
berkaitan dengan segala sesuatu yang ada disekitar siswa selain manusia. Lingkungan sosial berkaitan dengan peri kehidupan manusia
yang meliputi orang yang ada dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan bercerita dengan tema yang akan dipilih oleh guru akan memberi acuan dalam
melaksanakan kegiatan lain. Guru memiliki kebebasan untuk manentukan
bentuk cerita
yang dipilih,
sepanjang bisa
menggambarkan isi cerita dengan baik. Bahan dan alat yang dipergunakan dalam kegiatan bercerita sangat bergantung kepada
bentuk cerita yang dipilih sebelumnya. Sedangkan untuk mengetahui ketercapaian tujuan, dapat dilaksanakan penilaian dengan cara
21 mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan isi
cerita untuk menumbuhkan pemahaman siswa dengan isi cerita yang
telah disampaikan tersebut Muhfathurrohman, 2013.
c. Jenis-Jenis Cerita
Menurut Subyantoro 2007: 11, terdapat jenis-jenis cerita yang diklasifikasikan menurut asal usulnya yaitu: 1 isinya, 2 bentuk
penulisannya, 3 fungsinya, dan 4 bahannya. Berdasarkan isinya, cerita anak-anak dapat berasal dari satra
tradisional, fantasi modern, fiksi realitas, fiksi sejarah, dan puisi. Menurut bentuk penulisannya, buku bacaan bergambar, komik, buku
ilustrasi, dan novel. Dilihat dari fungsinya, adapula buku untuk pemula disebut sebagai buku konsep, buku partisipasi, dan toybooks.
Sedangkan, jenis-jenis cerita tersebut berupa mite, legenda, dan dongeng.
1 Mite
Mite adalah cerita prosa rakyat yang benar-benar dianggap terjadi serta dianggap suci oleh yang mempunyai cerita. Mite ditokohkan
oleh para dewa atau makhluk setengah dewa 2
Legenda Legenda adalah cerita prosa rakyat yang hampir mirip dengan mite,
yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi dianggap tidak suci.
22 3
Dongeng Dongeng adalah prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar
terjadi oleh yang mempunyai cerita dan tidak terkait oleh tempat dan waktu.
Ahmad Rofi’udin dan Darmiyati Zuhdi 1999: 162, dalam kurikulumGaris Besar Program Pengajaran GBPP Bahasa
Indonesia 1994 SD untuk kelas-kelas tinggi sebagai berikut. a
Menyampaikan informasipesan dan menyatakan perasaan, pendapat kepada teman secara tertulis.
b Membuat laporan dari kegiatan mengamati:
Menentukan hal-hal yang diamati, 1
Mengamati lingkungan, 2
Mencatat hal-hal yang diamati, 3
Membuatmenyusun laporan, 4
Memperhatikan keruntutan kalimat, 5
Member saran pembentukan kalimat, 6
Menyempurnakan laporan berdasarkan saran-saran. 7
Menulis surat pribadi kepada temanyang berisi cerita tentang pengelaman atau khayalan.
8 Menyusun cerita atau menggambarkan dengan jelas
deskripsi tentang orangtanaman. c
Membuat laporan dalam beberapa paragraf pendek dan membacakannya.
23 Ahmad Rofi’udin dan Darmiyati Zuhdi 1999: 164, cerita
nonfiksi pada dasarnya adalah semua jenis cerita yang menyajikan informasi, gagasan, ide, keinginan, yang dikemukakan berdasarkan
pengetahuan serta pengalaman empiris. Dalam cerita nonfiksi ini pengarang menyajikan isi ceritanya tidak dengan imajinasinya,
melainkan dengan kemampuan bernalarnya. Perbedaan utama antara cerita fiksi dan nonfiksi ini adalah pada hakikat realitas yang
disajikan oleh pengarang. Dalam karangan fiksi, realitas yang sajikan pengarang adalah ralitas, imajiner, dalam arti bahwa
realitas itu berada dalam rekaan pengarannya. Pada realitas yang disajikan dalam cerita nonfiksi, adalah realitas yang aktual, yaitu
yang benar-benar terjadi secara nalar. Pada jenis-jenis cerita tersebut dapat dinyatakan seperti
berikut, fantasi modern, fiksi realitas, fiksi realitis kontemporer. Fantasi modern adalah cerita yang ditulis oleh pengarang. Cerita
ini berupa dongeng-dongeng modern yang banyak mengambil elemen-elemen cerita rakyat, fantasi ilmiah ataupun cerita fantasi
lain mengenai hewan atau robot. Fiksi realitas berisi tentang cerita petualangan, detektif, misteri atau humor dan sebagainya. Dalam
cerita tersebut dibedakan lagi kedalam fiksi realitis komtemporer yang berisi masalah-masalah yang dahulu bersifat tabu seperti
peceraian, kematian, seksual, narkoba dan lainnya.
24 Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan, bahwa cerita
adalah sebagai sarana penyampaian nilai pendidikan yang dikemas secara menarik bagi siswa. Pada kondisi tersebut, siswa lebih dapat
bersikap positif karena pengaruh cerita yang disampaikan. Berdasarkan kenyataan di atas dalam penelitian ini lebih
difokuskan jenis penelitian nonfiksi, jenis cerita disajikan dalam cerita yang aktual, yaitu benar-benar terjadi secara nalar.
d. Unsur-unsur Cerita
Unsur intriksik adalah pembangunan cerita yang berasal dari dalam cerita itu sendiri. Berikut macam-macam unsur intriksik.
1 Tema
Stanton dan Kenny Burhan Nurgiyantoro, 2005: 66 mengartikan tema sebagai makna yang dikandung oleh sebuah
cerita. Makna tersebut secara khusus menerangkan sebagian unsurnya dengan cara sederhana. Usaha menemukan tema suatu
karya sastra harus dilakukan melalui pemahaman terhadap unsur cerita. Kejelasan pengertian tema yang digunakan sebagai dasar
analisis akan memudahkan penafsiran dan pembuatan pernyataan tema.
Lukens, Eny Zubaidah. 2012: 63 tema dalam sastra ide-ide yang membangun sebuah cerita, seperti masyarakat, atau sifat-sifat
manusia. Dalam hal tersebut dinyatakan bahwa tema adalah permasalahan pokok dalam cerita.
25 Limpkins, Eny Zubaidah 2012: 63 tema adalah makna
tersirat dari cerita dan menunjukan kebenaran bahwa tema adalah makna tersirat dan menunjukan kebenaran umum tentang sifat
manusia. Tema adalah titik tolak pengarang dalam menyusun sebuah cerita pengarang menentukan tema sebelum mengarang
pembaca menentukan tema setelah membaca seluruh cerita. Menurut beberapa pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa
tema merupakan dasar pemikiran yang melandasi suatu karya sastra. Melalui tema inilah pengarang mengungkapkan apa yang ia lihat,
dengar, serta ia rasakan sehingga dapat dinikmati oleh pembaca. 2
Alurplot Menurut Burhan Nurgiantoro 2005: 12-14 plot adalah urutan
kejadianperistiwa dalam sebuah cerita yang disusun oleh pengarang berdasarkan urutan kaitan sebab akibat. Lukens Eny
Zubaidah 2012: 72 alur atau plot adalah urutan peristiwa yang menunjukan perilaku tokoh. Pernyataan tersebut didukung
Tompkins Eny Zubaidah: 2012: 72 alur atau plot adalah urutan kejadian yang melibatkan tokoh dengan situasi konflik.
Alurplot adalah rangkaian kejadian atau peristiwa yang disusun berdasarkan hukum sebab akibat. Jenis alur: alur maju, alur
mundur, dan alur campuran. Tahap alur: a pengenalan situasi ceritapermulaan, b pengungkapan peristiwa, c menuju pada
26 adanya konflik, d tahap perumitan, e tahap puncak konflik, f
tahap peleraian, g tahap penyelesaian. Jadi alur dalam cerita yaitu jalinan peristiwa dalam sebuah
cerita yang memperhatikan hubungan sebab akibat sehingga cerita itu merupakan keseluruhan yang padu, bulat, dan utuh.
3 Tokoh dan penokohan
Jones Burhan Nurgiantoro, 2005: 165 menyatakan bahwa penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang
seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penokohan meliputi pelaku cerita, perwatakan tokoh, dan pelukisan tokoh.
Tokoh dan penggambaran karakter tokoh yang terdapat dalam cerita bersifat terbatas. Baik karakter fisik maupun sifat tokoh tidak
digambarkan secara khusus, hanya tersirat dalam cerita yang di sampaikan sehingga pembaca harus mengkontruksikan sendiri
yang lebih lengkap tentang tokoh itu. Eny Zubaidah 2012: 67 menyatakan bahwa tokoh cerita
adalah sebagai pelaku cerita. Ia memiiki sifat, kebiasaan, dan tingkah laku yang secara keseluruhan mampu menggambarkan
seseorang. Tompkins dan Hoskinson Eny Zubaidah, 2012: 67 tokoh cerita mempunyai peranan tertentu dalam jalinan
penceritanya. tokoh utama dalam cerita banyak didominasi oleh tokoh anak-anak, tokoh benda, dan tokoh binatang. Tompkins dan
Hoskinson mengistilahkan ini sebagai manusia atau binatang yang
27 dipersonifikasi yang terlibat dalam cerita. Tokoh merupakan
elemen penting dalam cerita. Jenis-jenis tokoh: a tokoh protagonis: mendukung cerita
tokoh utamabaik b tokoh antagonis: penentang cerita tokoh musuhjahat c tokoh tritagonis: tokoh pembantu, baik
protagonisantagonis. Penokohan adalah proses pengarang dalam menampilkan
tokoh cara pengarang menampilkan perwatakan tokoh: a ciri-ciri fisik tokoh, b percakapan antara pelaku, c lingkungan sosial, d
gambar tempat tinggal tokoh, e pemaparan sifat tokoh. Kedudukan tokoh a orang pertama: pelaku utama,
pengarang sebagai pengamat tindak langsung, pengarang sebagai pengamat langsung, b orang ketiga: sudut pandang serba tahu,
sudut pandang terarah. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan tokoh
adalah individu rekaan pengarang yang bersifat fiktif yang mengembang peristiwa dalam cerita. Sehubungan dengan hal itu,
dalam menulis cerita tokoh merupakan unsur yang pengting karena tanpa adanya tokoh tidak akan terjalin sebuah cerita.
4 Latarsetting
Abrams Burhan Nurgiantoro, 2005: 216 menyatakan bahwa latar adalah landasan tumpu yang menyaran pada pengertian
tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial terjadinya
28 peristiwa. Pelukisan latar cerita dalam cerita jumlah terbatas. Cerita
tidak memerlukan detail-detail khusus tentang keadaan latar. Penggambaran latar dilakukan secara garis besar dan bersifat
implisit, namun tetap memberikan suasana tertentu yang dimaksudkan. Ahmad Rofi’udin 1999: 154 peristiwa-peristiwa
yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam suatu cerita, tentu terjadi disuatu tempat, pada suatu waktu dan dalam suasana tertentu.
Semua keterangan, peran, dan uraian yang menunjukan waktu terjadi peristiwa tersebut latar atau seting.
Pada setting atau latar yaitu tempat atau waktu terjadinya cerita. Setting atau latar dalam cerita meliputi segala keterangan,
petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan lingkungan terjadinya peristiwa tersebut dalam cerita.
5 Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca, baik, baik tersurat maupun tersirat amanat
disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi cerita. Berdasarkan pernyataan di atas dapat dinyatakan bahwa
unsur cerita adalah tokoh, alur, setting disebut pokok pembicaraan yang mendasari cerita. Alur merupakan serangkaian peristiwa yang
membentuk sebuah cerita, tokoh merupakan pelaku pada sebuah cerita. Tiap-tiap tokoh biasanya memiliki watak, sikap, sifat, dan
kondisi fisik yang disebut dengan perwatakan atau karakter.
29 Penokohan merupakan pemberian sifat pada pelaku-pelaku
cerita. Sifat yang diberikan akan tercermin pada pikiran, ucapan,dan pandangan tokoh terhadap sesuatu. Latar merupakan
keterangan yang menyebutkan waktu, ruang, dan suasana terjadinya pada sebuah karya sastra.
e. Manfaat Bercerita
Pembelajaran bercerita kepada anak-anak memiliki beberapa fungsi yang amat penting, yaitu: 1 membangun kedekatan emosional
antara pendidik dengan anak 2 media penyampaian pesannilai moral dan agama yang efektif 3 pendidikan imajinasifantasi 4
menyalurkan dan mengembangkan emosi 5 membantu proses peniruan perbuatan baik tokoh dalam cerita 6 memberikan dan
memperkaya pengalaman batin 7 sarana hiburan dan menarik perhatian 8 menggugah minat baca 9 sarana membangun watak
mulia Nurakrom, 2011. f.
Langkah-Langkah Menulis Cerita Sebelum melaksanakan kegiatan bercerita, guru telebih dahulu
harus merancang kegiatan bercerita berupa langkah-langkah yang harus ditempuh secara sistematis diataranya: 1 menetapkan tema dan tujuan
cerita 2 menetapkan bentuk bercerita yan dipilih 3 menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita 4
menetapkan rancangan langkah-langkah dengan mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita, mengatur tempat duduk, melaksanaan kegiatan
30 pembukaan, mengembangkan cerita, menetapkan teknik bertutur, dan
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita, 5 menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.
7. Pengertian Media