Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan cara yang dapat di tempuh oleh manusia dalam mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. Melalui pendidikan, manusia akan terbentuk menjadi pribadi dan masyarakat yang terdidik dengan memiliki kecerdasan intelegensi, emosional, dan spiritual terbentuk dalam aktivitas yang terampil kreatif dan inovatif. dalam satu usaha pemerintah dalam meningkatkan pendidikan yang berkualitas yaitu melalui perbaikan di berbagai sektor pendidikan, khususnya yang menyangkut kualitas pendidikan. Berdasarkan hal tersebut di atas pemerintah mempunyai tanggung jawab besar meningkatkan kualitas pendidikan di indonesia sebagai mana telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar UUD 1945 berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 BAB I ketentuan umum pasal 1 2006: 2 menyebutkan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” Sejalan dengan hal di atas, maka pendidikan adalah usaha sadar dan terencana guna mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kecerdasan spiritual keagamaan, pengendalian diri, dan semua keterampilan yang dibutuhkan untuk dirinya, masyarakat bangsa, dan negara dimana hal tersebut secara tersirat sudah menjadi tujuan pendidikan itu sendiri. Dalam suatu upaya 2 untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut melalui pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Adapun, empat keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Tarigan, 1981: 1 Menurut pendapat Burhan Nurgiantoro 2001: 273, menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif sehingga penulis harus memiliki kemampuan dalam menggunakan kosakata, tata tulis, dan struktur bahasa. Antar Semi 1993: 47, mengartikan keterampilan menulis sebagai tindakan memindahkan pikiran dan perasaan kedalam bahasa tulis dengan menggunakan lambang- lambang bahasa. Menurut Suparno dan Mohamad Yunus 2006: 1-3, menulis merupakan kegiatan menyampaikan pesan komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu. Menulis dikatakan keterampilan karena diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus menerus. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang memberikan pengelaman belajar untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil pembelajaran bahasa khususnya menulis cerita selama ini belum mencapai seperti yang diharapkan. Pengajaran keterampilan menulis merupakan bagian integral dari pengajaran bahasa Indonesia yang 3 memberikan tujuan agar siswa mampu menuangkan gagasan dalam bahasa tulis yang baik. Pada hasil penelitian menunjukan bahwa keterampilan menulis cerita siswa kelas IV SD Negeri Bakalan Sewon Bantul prestasi belajar dalam menulis cerita masih rendah di bandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Permasalahan dalam pembelajaran keterampilan menulis cerita ditemui pada siswa kelas IV SD Negeri Bakalan Sewon Bantul. Situasi dan kondisi belajar yang menempatkan siswa dalam keadaan pasif, aktifitas belajar mengajar guru masih kurang mengunakan alat peraga atau media pembelajaran menulis cerita. Keterampilan menulis cerita dirasakan penting untuk diteliti di SD Negeri Bakalan Sewon Bantul, karena sampai sekarang masih banyak keluhan dari beberapa guru, bahwa keterampilan menulis cerita siswa masih belum maksimal. Padahal menulis merupakan bagian yang vital untuk bagian dari pendidikan, karena menulis adalah dasar untuk berpikir. Kebutuhan menulis cerita merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap orang yang terlibat dalam kegitan sosial, ekonomi teknologi dan lain-lain. Berdasarkan pernyataan di atas juga ditambah dengan nilai mata pelajaran bahasa Indonesia di Kelas IV SD Negeri Bakalan Sewon Bantul masih kurang. Pembelajaran keterampilan menulis cerita di SD Negeri Bakalan Sewon Bantul jarang menggunakan media gambar. Guru menggunakan media gambar tetapi belum digunakan secara maksimal, disamping itu, dalam pembelajaran menulis cerita siswa masih banyak 4 mempunyai kesulitan dalam pemilihan katadiksi, siswa membuat struktur kalimat belum tepat, dan siswa masih melakukan kesalahan dalam menggunakan ejaan yang disempurnakan EYD yang tepat. Guru tidak memberikan contoh cerita sehingga pengembangan dalam pembelajaran menulis cerita masih rendah. Berdasarkan pernyataan di atas mengakibatkan proses pembelajaran tidak menarik dan membosankan. Menulis sebagai salah satu aspek kemampuan berbahasa wajib dikuasai dan dimiliki oleh siswa menurut Henry Guntur Tarigan 1987: 187 bahwa pelajar dituntut terampil menulis. Siswa harus dapat menulis suatu cerita. Ketidakmampuan siswa menggunakan kosakata yang benar seperti dalam menulis cerita, sehingga siswa masih banyak kesalahan. Aspek-aspek kesalahan meliputi: bidang ejaan, diksi, kalimat dan pengorganisasian paragraf. Kesalahan-kesalahan itu pada umumnya merupakan kesalahan yang tergolong dalam kesalahan menulis, yaitu disebabkan oleh ketidaktahuan akan pembatasan kaidah, dan penerapan kaidah yang tidak sempurna. Pada umunya siswa mengalami hambatan ketika mereka diberi tugas oleh guru untuk menulis cerita. Siswa masih mangalami kesulitan dalam menyusun kalimat, kurang memahami unsur cerita, guru jarang menggunakan media gambar dalam pembelajaran keterampilan menulis cerita secara maksimal,siswa kurang tertarik dalam menulis cerita karena media gambar digunakan oleh guru kurang menarik, nilai menulis cerita yang diperoleh siswa masih rendah. Kesulitan tersebut menyebabkan siswa kurang mampu 5 menyampaikan pikiran, gagasan dengan baik sehingga siswa menjadi enggan menulis cerita. Berbagai hal yang muncul tersebut terkait dengan kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran menulis cerita. Menerapkan suatu keadaan yang membangkitkan semangat siswa untuk belajar menulis cerita sehingga tercipta ide yang mampu membangun kemampuan berpikir siswa. Suatu cara untuk membangkitkan semangat menulis cerita pada media gambar yang efektif untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Dalam mengatasi hal tersebut di atas, perlu diupayakan bentuk pembelajaran menulis yang lebih memberdayakan siswa, yakni pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Media gambar dijadikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran keterampilan menulis cerita. Media gambar dalam menulis cerita diharapkan dapat membantu siswa dalam memecahkan suatu permasalahan dan membereskan peluang siswa untuk menemukan ide, gagasan, pendapat dan pengetahuan secara tertulis serta siswa memiliki kegemaran menulis. 6

B. Identifikasi Masalah