68
2. Deskripsi Informan Penelitian
Informan penelitian dalam hal ini adalah sesuatu atau seseorang yang akan memberikan atau memberikan informasi atau keterangan dalam pelaksanaan
penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, yang dilakukan kepada 12 informan.
Informan dalam penelitian ini adalah 3 tiga orang kepala sekolah di SMP 5 Kepala Sekolah sedang mengalami kecelakaan sehingga peneliti tidak bisa
mencari keterangan terkait data yang di butuhkan, 4 empat orang wakil kepala sekolah urusan kurikulum dan 5 lima guru bahasa Jawa.
Peneliti memilih informan kepala sekolah karena kepala sekolah adalah kunci pengampu kebijakan yang menggerakkan berbagai komponen dan dimensi
di sekolah tersebut. Peneliti juga memilih wakil kepala sekolah urusan kurikulum sebagai informan karena wakil kepala sekolah urusan kurikulum membantu
kepala sekolah dalam menentukan dan merumuskan kebijkan terkait kurikulum di suatu sekolah. Selain kepala sekolah dan wakil kepala sekolah urusan kurikulum,
peneliti juga memilih guru bahasa Jawa sebagai sumber informan karena guru yang berhubungan langsung dengan siswa dan guru sebagai perencana, pelaksana
sekaligus pengevaluasi pembelajaran bahasa Jawa di kelas.
3. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti manajemen kurikulum muatan
lokal bahasa Jawa di SMP Negeri se- Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta. Hal ini dilakukan karena
pentingnya pembelajaran muatan lokal bahasa Jawa bagi peserta didik untuk memberikan bekal pengetahuan, ketrampilan dan sikap hidup
69
agar memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan dan masyarakat sesuai dengan nilai yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan
pembangunan daerah serta pembangunan nasional. Keberhasilan atau kegagalan implementasi kurikulum di sekolah sangat
bergantung pada guru dan kepala sekolah, karena dua figur tersebut merupakan kunci yang menentukan serta menggerakkan berbagai komponen dan dimensi
sekolah maka diperlukan strategi implementasi kurikulum di sekolah yang efektif dan efisien, serta kemandirian guru dan kepala sekolah yang berkaitan dengan
perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian terutama dalam mengoptimalkan kualitas pembelajaran bahasa Jawa. Karena bagaimana pun baiknya sebuah
kurikulum efektivitasnya sangat ditentukan dalam implementasinya di sekolah, khususnya di kelas.
Penelitian dilaksanakan pada bulan November hingga bulan Desember 2010. Instrumen yang digunakan berupa pedoman wawancara. Pedoman
wawancara yang digunakan ada 2 macam, untuk kepala sekolah dan wakil kepala sekolah urusan kurikulum, serta untuk guru muatan lokal bahasa Jawa. Pedoman
wawancara untuk kepala sekolah dan wakil kepala sekolah urusan kurikulum terdiri dari 23 butir soal, yang meliputi perencanaan kurikulum 12 butir,
pelaksanaan kurikulum 8 butir, evaluasi kurikulum 3 butir. Untuk guru muatan lokal Bahasa Jawa terdiri dari 31 butir soal, yang meliputi perencanaan kurikulum
11 butir, pelaksanaan kurikulum 12 butir, evaluasi kurikulum 8 butir. Peneliti memperoleh data mentah dari kegiatan observasi, wawancara dan dokumentasi.
70
Kemudian data tersebut diolah yang kemudian menyajikannya dalam deskripsi hasil penelitian sebagai berikut:
1. Manajemen Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Jawa di SMP Negeri 1
Depok Sleman a.
Perencanaan Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Jawa di SMP Negeri 1 Depok Sleman
Berdasarkan data dari kepala sekolah dan wakil kepala sekolah urusan kurikulum, setiap tahun ajaran kalender pendidikan di SMP N 1 Depok
menyesuaikan dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY yang memuat antara lain: Permulaan dan akhir tahun ajaran, penerimaan siswa baru dan
persiapan tahun ajaran, kegiatan pada hari-hari pertama masuk sekolah, hari-hari belajar efektif, hari-hari libur umum dan khusus, semesteran, dan ujian akhir.
Perencanaan kegiatan sekolah terkait pelaksanaan muatan lokal Bahasa Jawa di kelas diserahkan pada guru untuk membuat program mingguan, semester,
dan tahunan. Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah urusan kurikulum tidak mengalami kesulitan dalam mengawasi guru menyusun persiapan kurikulum
bahasa Jawa di sekolah karena ada Musyawarah Guru Mata Pelajaran bahasa Jawa, begitu pula dalam mengawasi guru menyusun perencanaan pengelolaan
belajar mengajar bahasa Jawa karena ada buku kendali administrasi guru yang berfungsi untuk menyusun perencanaan pengelolaan belajar mengajar bahasa
Jawa, mengevaluasi rencana kurikulum, dan mengevaluasi rencana pembelajaran bahasa Jawa yang dibuat oleh guru. Sekolah memfasilitasi semua kebutuhan guru.
Sarana prasarana penunjang pembelajaran bahasa Jawa sudah di sediakan seperti alat peraga wayang, buku peganganmodul, majalah, dan lain-lain.