Perencanaan Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Jawa di SMP Negeri se-

91 harus disusun karena untuk membuat target atau kompetensi yang ingin dicapai setiap semester. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi; perencanaan kurikulum muatan lokal bahasa Jawa di SMP Negeri se- Kecamatan Depok Sleman dibedakan menjadi dua, yakni di tingkat pusat dan yang dilaksanakan di sekolah. Tugas sekolah dalam perencanaan kurikulum adalah; Merumuskan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, pengembangan materi ajar, menyusun silabus, dan mengembangkan instrumen penilaian. Merencanakan program meliputi ; mengikuti workshop untuk menyusun silabus, mempelajari dan mengkaji KTSP, menetapkan Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar. Setelah merencanakan program kemudian kegiatan yang dilakukan adalah merumuskan program, yang meliputi; penyusunan program semesteran dan tahunan, penyusunan persiapan mengajar muatan lokal bahasa Jawa, membuat persiapan mengajar yang sesuai antara tujuan dengan materi pelajaran. SMP Negeri 1 Depok tidak mengalami kesulitan, tetapi guru SMP Negeri 2, 4 dan 5 masih mengalami kesulitan dalam menyusun silabus. Guru terbantu dengan adanya Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Jawa.

b. Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Jawa di SMP Negeri se-

Kecamatan Depok Sleman Menurut E. Mulyasa 2009:178, pelaksanaan kurikulum merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu aktivitas pembelajaran sehingga peserta didik memiliki perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap, sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. 92 Secara garis besar implementasi kurikulum mencakup tiga kekuatan pokok, yaitu pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi. Di SMP Negeri se-Kecamatan Depok Sleman pengembangan program mencakup pengembangan program tahunan, program semester, program modul pokok bahasan, program mingguan dan harian, program pengayaan dan remedial serta program bimbingan dan konseling. Evaluasi hasil belajar di SMP Negeri se- Kecamatan Depok Sleman dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, serta penilaian program. Menurut E. Mulyasa 2009:180 implementasi KTSP akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, yakni bagaimana agar isi atau pesan-pesan kurikulum SKKD dapat dicerna oleh peserta didik secara tepat dan optimal. Guru harus berupaya agar peserta didik dapat membentuk kompetensi dirinya sesuai dengan apa yang digariskan dalam kurikulum SKKD, sebagaimana dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Menurut E.Mulyasa 2009:153 rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan bagian penting yang harus diperhatikan dalam penerapan KTSP, yang akan menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan dan menentukan kualitas pendidikan serta kualitas sumber daya manusia SDM, baik sekarang maupun di masa depan. Oleh karena itu, dalam kondisi dan situasi bagaimanapun, guru tetap harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, karena perencanaan merupakan pedoman pembelajaran. Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga kegiatan, yakni pembukaan, pembentukan kompetensi, dan penutup. 93 1 Pembukaan Pembukaan adalah kegiatan awal yang harus dilakukan guru untuk memulai atau membuka pembelajaran. Membuka pembelajaran merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal, agar mereka memusatkan diri sepenuhnya untuk belajar. Untuk kepentingan tersebut, guru dapat melakukan upaya-upaya sebagai berikut: a Menghubungkan kompetensi yang telah dimiliki peserta didik dengan materi yang akan disampaikan. b Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang akan dipelajari. c Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. d Mendayagunakan media dan sumber belajar yang bervariasi sesuai materi yang disajikan. e Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman peserta didik maupun untuk menjajagi kemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari. 2 Pembentukan kompetensi Pembentukan kompetensi peserta didik merupakan kegiatan inti pembelajaran, antara lain mencakup penyampaian informasi tentang materi pokok atau materi standar, membahas materi standar untuk membentuk kompetensi peserta didik, serta melakukan tukar pengalaman dan pendapat dalam membahas materi standar atau memecahkan masalah yang dihadapi bersama. Dalam 94 pembelajaran, peserta didik dibantu oleh guru untuk membentuk kompetensi, serta mengembangkan dan memodifikasi kegiatan pembelajaran. Pembentukan kompetensi peserta didik perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan. Hal itu tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Pembentukan kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik, maupun sosialnya. Pembentukan kompetensi mencakup berbagai langkah yang perlu ditempuh oleh peserta didik dan guru sebagai fasilitator untuk mewujudkan standar kompetensi dan kompetensi dasa. Hal ini ditempuh melalui beberapa cara: a Guru menjelaskan standar kompetensi minimal SKM yang harus dicapai peserta didik dan cara belajar untuk mencapai kompetensi tersebut. b Memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya sampai materi standar benar-benar dapat dikuasai. c Membagikan sumber belajar berupa hand out dan fotocopi beberapa bahan yang akan dipelajari. d Membagikan lembaran kegiatan untuk setiap peserta didik. e Guru memantau dan memeriksa kegiatan peserta didik dalam mengerjakan lembar kegiatan, sekaligus memberikan bantuan dan arahan bagi yang menghadapi kesulitan belajar. f Setelah selesai diperiksa bersama-sama dengan cara menukar pekerjaan dengan teman lain, lalu guru menjelaskan setiap jawabannya. g Kekeliruan dan kesalahan jawaban diperbaiki oleh peserta didik.