Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

55 berkesinambungan dimana mereka memandang dirinya sendiri dan kehidupanya sebagai sesuatu yang real, benar, dan mempunyai arti. Memberikan kesempatan kepada peneliti untuk memandang konteksnya dimana ada dunia nyata bagi subyek dan responden juga memberikan suasana, keadaan, dan perasaan tertentu. d. Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan, manusia sudah mempunyai pengetahuan yang cukup sebagai bekal dalam mengadakan penelitian dan memperluas kembali berdasarkan pengalaman-pengalaman praktisnya. e. Memperluas data secepatnya, manusia dapat memproses data secepatnya setelah diperolehnya, menyusunya kembali, mengubah arah inkuiri atas dasar penemuanya, merumuskan hipotesis kerja di lapangan, dan mengetes hipotesis kerja itu pada respondenya. f. Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasikan dan mengikhtisarkan, manusia memiliki kemampuan untuk menjelaskan sesuatu yang kurang difahami oleh subyek atau responden. Manusia juga memiliki kemampuan untuk mengikhtisarkan informasi yang sangat banyak yang diceritakan oleh responden dalam wawancara. g. Memanfaatkan kesempatan untuk mencari respons yang tidak lazim dan idiosinkratik, manusia memiliki kemampuan untuk menggali informasi yang lain dari yang lain,yang tidak direncanakan semula, yang tidak diduga sebelumnya, atau yang tidak lazim terjadi. 56 2. Pedoman wawancara Menurut Suharsimi Arikunto 2002:132, Secara umum pedoman wawancara dibedakan menjadi dua yaitu: a. Pedoman wawancara terstruktur yaitu pedoman wawancara yang terdiri dari serentetan pertanyaan dimana pewawancara tinggal memberikan check √ pada pilihan jawaban yang telah disiapkan. b. Pedoman wawancara tidak testruktur yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat secara garis besar apa yang akan ditanyakan, tentu saja kreativitas pewawancara sangat dibutuhkan bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara, pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden. Berdasarkan uraian diatas, peneliti menggunakan pedoman wawancara terstruktur karena kesempatan dan ketersediaan waktu responden atau subyek yang diteliti. Adapun kisi-kisi yang dijadikan pedoman ada pada lampiran. 3. Pedoman observasi Menurut Suharsimi Arikunto 2002:133, observasi atau yang di sebut juga pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi, yaitu: a. Observasi non-sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan. 57 b. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati dalam proses observasi. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menggunakan pedoman observasi sistematis. Observasi ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan kondisi lokasi penelitian, pelaksanaan pembelajaran, penyusunan materi pelajaran, aktivitas guru muatan lokal bahasa Jawa saat mengajar dan mendampingi peserta didiknya serta evaluasi pelaksanaan pembelajaran di SMP Se-Kecamatan Depok Sleman Yogyakarta. Tabel 1. Kisi-kisi Observasi N o Aspek yang di teliti Keterangan 1 Kondisi lokasi penelitian Sekolah, Kepala Sekolah, Wakil Kepala sekolah urusan kurikulum, Guru bahasa Jawa 2 Proses pembelajaran Guru bahasa Jawa, Siswa, kelas, sarana prasarana 3 Evaluasi pelaksanaan pembelajaran Guru bahasa Jawa , lembar kerja siswa, nilai 4. Pedoman studi dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto 2002:135, dokumentasi asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Dokumen di bagi atas dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan,