Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Jawa di SMP Negeri 4

83

4. Manajemen Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Jawa di SMP Negeri 5

Depok Sleman a. Perencanaan Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Jawa di SMP Negeri 5 Depok Sleman Menurut data yang diperoleh dari SMP Negeri 5 Depok Sleman Yogyakarta, sekolah tidak merencanakan kurikulum berupa kalender pendidikan disetiap awal semester karena sudah ada dari Dinas Pemuda dan Olahraga DIY. Setiap awal semester sekolah mengadakan workshop untuk merencanakan kegiatan sekolah, salah satunya rencana kegiatan sekolah terkait pelaksanaan muatan lokal bahasa Jawa di kelas. Menurut kepala sekolah, dalam menyusun rencana kurikulum bahasa Jawa guru masih mengalami kesulitan akan tetapi semua berjalan lancar karena guru didampingi guru inti atau instruktur dan dibuat secara bersama-sama dalam musyawarah guru mata pelajaran bahasa Jawa. Kegiatan sekolah terkait pelaksanaan muatan lokal bahasa Jawa di kelas dilaksanakan sesuai kalender pendidikan. Menurut pengamatan peneliti, tempat belajar di SMP Negeri 5 Depok cukup nyaman didukung dengan berbagai media pembelajaran seperti buku, majalah, kaset dan CD. Sarana prasarana penunjang pembelajaran bahasa Jawa cukup banyak karena pihak sekolah sering menanyakan kebutuhan pembelajaran dan mencukupi kebutuhan tersebut, dalam pembelajaran bahasa Jawa guru tidak hanya menggunakan buku sebagai sumber pembelajaran. Alam dan lingkungan sekitarnya juga bisa digunakan. Misalnya ketika siswa ditugaskan untuk 84 mengartikan tembang atau membuat geguritan, mereka boleh bertanya pada keluarga atau tetangganya. Setiap awal semester guru menyusun silabus, menurut guru bahasa Jawa mereka masih mengalami kesulitan menyusun silabus karena harus menyusun standar kompetensi SK dan kompetensi dasar KD. Mereka mengalami kesulitan menyusun kata-kata, lebih enak langsung diucapkan dan diajarkan. Mereka juga kesulitan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP tetapi terbantu dengan adanya musyawarah guru muatan lokal bahasa Jawa dan diberi panduan langkah-langkah penyusunanya serta diberi format contoh silabus dan RPP. Menurut mereka, walaupun masih mengalami kesulitan tetapi silabus tetap harus disusun karena untuk membuat target atau kompetensi yang ingin dicapai setiap semester. Evaluasi rencana kurikulum dan rencana pembelajaran dilakukan secara bersama-sama dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP Bahasa Jawa.

b. Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Jawa di SMP Negeri 5

Depok Sleman Menurut data yang diperoleh dari SMP Negeri 5 Depok, kepala sekolah mengawasi proses belajar mengajar ketika ada jadwal supervisi. Setelah supervisi selesai dilaksanakan, kemudian dilakukan pembahasan hasil supervisi, apabila hasilnya kurang memuaskan maka disampaikan kritik dan saran begitupun sebaliknya, apabila hasilnya sudah cukup atau sudah memuaskan maka diberikan pujian atau penghargaan. 85 Diawal semester, sekolah selalu mengadakan worshop untuk membantu guru menyusun silabus. Sarana prasarana pendukung pembelajaran kurang bisa dimanfaatkan secara optimal karena guru yang bersangkutan belum begitu paham menggunakanya, selain itu tokoh-tokoh pewayangan belum lengkap. Menurut pengamatan peneliti, ruang kelas yang digunakan sudah cukup nyaman sehingga siswa merasa nyaman ketika belajar. Mereka cukup antusias menyimak ketika guru mengajarkan. Seperti ketika peneliti mengamati kegiatan belajar dikelas VIII B pada tanggal 24 November 2010 mereka sedang belajar materi melagukan tembang Jawa. Ibu guru menyanyikan siswa menirukan. Siswa antusias menyimak, mereka tertawa dan mengikuti latihan nembang macapat. Ojo nganti kebanjur barang polah engkang ora jujuryen kebanjur sayekti kujurtan becik-becik upoyo ikupitutur engkang sayektos.................. Siswa juga menyukai strategi pembelajaran yang digunakan, melalui tatap muka dan pengalaman belajar. Mereka lebih paham dengan belajar dari pengalaman yang mereka alami. Misalnya mereka diminta mengamati upacara adat di sekitar rumah mereka kemudian didiskusikan dengan teman-teman yang lain, teman yang lain boleh menambahkan atau menceritakan upacara adat didaerahnya. Mereka menyukai strategi pembelajaran tersebut karena merasa dilibatkan. Selain belajar dari pengalaman mereka juga belajar membaca tulisan berbahasa Jawa, cerpen, cerita bersambung melalui majalah berbahasa Jawa. Mereka juga belajar menulis surat kepada guru, orang tua dan saudara menggunakan tulisan dan bahasa Jawa.