15
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas Classroom Action Research dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
Penelitian tindakan memiliki ciri, prinsip, pedoman, prosedur yang harus memenuhi kriteria
tertentu. Penelitian tindakan harus jelas membedakan perbedaan ciri tindakan dan penelitian, harus terlibat langsung dan bukan hanya sekedar sebagai penonton
Semiawan, 2007, p. 3 dalam Yaumi 2014. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan model Kemmis dan McTaggart, adapun siklus-siklus model ini dapat
digambarkan dalam bentuk spiral seperti di bawah ini:
Bagan 1: Siklus Penelitian Tindakan Kelas yang Digunakan Peneliti Berdasarkan Model Spiral Kemmis McTaggart dalam buku
Action Research Yaumi, 2014: 24
Mengobservasi Perencanaan
Tindakan 1
Merefleksi Tindakan 1 Meninjau Kembali
Perencanaan Tindakan 2
Tindakan 2 Merefleksi
Tindakan 2 Meninjau Kembali
Perencanaan Tindakan 2
Tindakan 3 Merefleksi
Tindakan 3 Meninjau Kembali
Perencanaan Tindakan 3
16
Berdasarkan gambar diatas, model spiral penelitian tindakan yang diusulkan oleh Kemmis dan McTaggart tersebut bersifat reflektif diri self reflective dan dapat
digunakan dalam penelitian tindakan partisipatori, meskipun bagi orang lain dapat menggunakannya bukan dengan struktur yang kaku. Artinya, penggunaan model
tersebut dapat dimodifikasi dan diadaptasi sesuai dengan kebutuhan yang ada. Siklus tersebut mencakup perencanaan, tindakan, dan refleksi. Menurut Yaumi 2014: 24
model spiral seperti ini menarik karena menawarkan kesempatan untuk mengkaji fenomena yang terdapat pada beberapa tingkat yang dilakukan beberapa kali
tergantung dari kebutuhan yang diinginkan. Pelaksanaan tindakan seperti ini dapat memberi pemahaman yang mendalam untuk membawa perbaikan yang berarti.
B. Prosedur Pelaksanaan Tindakan
Alur atau siklus dari PTK ini menggunakan model spiral Kemmis McTaggart, yang setiap siklusnya terdiri dari tiga langkah yaitu: perencanaan,
tindakan atau observasi, dan refleksi. Penelitian ini dimulai dari perencanaan siklus 1yang diimplementasikan dalam pelaksanaan tindakan ke-1. Pelaksanaan tindakan
tersebut diobservasi. Setelah diobservasi, hasil observasi direfleksi dan diintrepetasikan. Jika pada siklus ke-1 tersebut telah mencapai indikator
keberhasilan, maka penelitian dapat dikatakan berhasil. Jika hasil penelitian dalam siklus 1 belum menunjukkan adanya indicator keberhasilan, atau bahkan gagal sama
sekali, maka kemudian disusunlah rencana tindakan siklus ke-2, kemudian dilaksanakan tindakan siklus ke-2. Pelaksanaan tersebut diobservasi, jika masih