PRESENTASI HASIL MELUKIS ALAM SEBAGAI METODE PENINGKATAN RASA PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK DI SD NEGERI NOGOPURO.

(1)

SEBA PR AGAI ME PESER Di PROG UN RESENTA ETODE P RTA DID iajukan K Unive untuk Me gu GRAM ST FAKUL NIVERSIT ASI HAS PENING DIK DI S

SKR Kepada Fak ersitas Ne emenuhi S una Memp Sarjana P o Nafid NIM 112 TUDI PE LTAS BA TAS NEG JUN SIL MELU GKATAN D NEGE RIPSI kultas Bah egeri Yogy Sebagian P peroleh G Pendidika oleh ah Sani 20624100 ENDIDIK AHASA D GERI YO NI 2015 UKIS AL RASA P ERI NOG

hasa dan S yakarta Persyarata Gelar an 4 KAN SENI DAN SENI OGYAKA LAM PERCAYA OPURO Seni an I RUPA I ARTA A DIRI


(2)

Skripsi yang berjudul Presentasi Hasil Melukis Alam sebagai Metode Peningkatan Rasa Percaya Diri Peserta Didik di SD Negeri Nogopuro ini telah disetujui oleh

pembimbing untuk diujikan

Yogyakarta, 11 Mei 2015 Menyetujui,

Pembimbing,

Dr. HajarPamadhi, M.A. (Hons) }\IIP 195407221981031003

ii


(3)

(4)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

NIM

Program Studi Fakultas

:Nafidah Sani

: 112(t6211001

: Pendidikan Seni Rupa

: Bahasa dan Seni Universitas .:ren \

'

lvakarla

menyatakan bahwa karya ilmiah

ini

adalah hasil penelit rr ilarr ,rL-kerjaan saya sendiri. Karya

ihliah ini

tidak belisi materi yang

clitulis

c1or.lr,L lain, kecuali bagian-bagian teftentu yang saya kutip sebagai acuan dengar r;ngrkrtr tata cara dan etika penulisan karya ihniah yang laznn.

Apabila ternyata terbukti bahr.va pemyataan ini

tidak

rr ar. rn,:ka sepenuhnya menjadi tanggung jarvab saya.

Yogyakarta, 11 Mei 2015 Penulis,

Nafidah Sani


(5)

v MOTTO

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan” (Terjemah Surah Al- Insyirah ayat 5)


(6)

vi

Alhamdulillah ya Rabbul’aalamiin…

Tulisan ini saya persembahkan sebagai

hadiah dan tanda terima kasih yang tak terhingga untuk Bapak tercinta Drs. Aris Prasojo,


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur saya sampaikan ke hadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana di Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dai berbagai pihak. Untuk ini, saya menyampaikan terima kasih secara tulus kepada Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Prof. Dr. Zamzani, M.Pd., dan Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa, yaitu Drs. Mardiyatmo, M.Pd., yang telah memberikan kesempatan dan berbagai kemudahan kepada saya.

Rasa hormat, terima kasih, dan penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada pembimbing saya, yaitu Dr. Hajar Pamadhi, M.A. Hons, yang penuh kebijaksanaan telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan yang tidak henti hentinya di sela kesibukkannya.

Ucapan terima kasih secara tulus kepada kedua orang tua saya, Drs. Aris Prasojo atas pengorbanan, dorongan dan kasih sayang sehingga saya termotivasi untuk menyelesaikan skripsi.

Akhirnya ucapan terima kasih saya sampaikan kepada teman sejawat dan keluarga besar Demiens, yang tidak dapat saya sebutkan satu demi satu yang telah memberikan dukungan moral dan dorongan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan studi dengan baik.

Yogyakarta, 11 Mei 2015 Penulis,


(8)

viii

Halaman

JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Fokus Masalah ... 2

C.Tujuan Penelitian ... 2

D.Kegunaan Penelitian ... 3

BAB II. KAJIAN TEORI ... 4

A.Seni Lukis Anak ... 4

B.Melukis Alam ... 5

C.Percaya Diri ... 5

D.Metode Presentasi ... 7

E. Motivasi Belajar ... 11


(9)

ix

G.Tujuan Pengembangan Peserta Didik ... 13

H.Hipotesis Tindakan ... 14

BAB III. METODE PENELITIAN ... 15

A. Desain Penelitian ... 15

B. Prosedur Pelaksanaan Tindakan ... 16

C. Implementasi Tindakan ... 19

D. Kriteria Keberhasilan Tindakan ... 24

E. Variabel Penelitian ... 25

F. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

G. Subjek dan Objek Penelitian ... 25

H. Instrumen Pengumpulan Data ... 26

I. Teknik Analisis Data ... 28

J. Validitas dan Triangulasi Data ... 29

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Hasil Penelitian ... 31

1. Lembaga dan Proses Pra-Tindakan ... 31

2. Proses Pelaksanaan Siklus I ... 38

3. Proses Pelaksanaan Siklus II ... 49

4. Proses Pelaksanaan Siklus III ... 70

B. Pembahasan ... 93

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ... 99

A. Simpulan ... 99

B. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 100


(10)

x

Halaman Bagan 1 : Siklus Penelitian Tindakan Kelas yang Digunakan Peneliti

Berdasarkan Model Spiral Kemmis & McTaggart dalam

buku Action Research (Yaumi, 2014: 24)……… 15 Bagan 2 : Triangulasi Teknik……… 30


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 : Skenario Pembelajaran pada Tindakan 1 Alokasi

Waktu 3x 35 Menit (105 Menit)……….. 20 Tabel 2 : Skenario Pembelajaran pada Tindakan 2 Alokasi

Waktu 3x 35 Menit (105 Menit)……….. 21 Tabel 3 : Skenario Pembelajaran pada Tindakan 3 Alokasi

Waktu 3x 35 Menit (105 Menit)……….. 23 Tabel 4 : Daftar Peserta Didik Kelas 1B yang Mempresentasikan

Hasil Melukis Alam pada Siklus 1……….. 44 Tabel 5 : Daftar Peserta Didik Kelas 1B yang Mempresentasikan

Hasil Melukis Alam pada Siklus 2……….. 56 Tabel 6 : Daftar Hasil Melukis Alam Peserta Didik Kelas 1B yang

Mempresentasikan Hasil Melukis Alam pada Siklus 1 & 2 63 Tabel 7: Daftar Peserta Didik Kelas 1B yang Mempresentasikan

Hasil Melukis Alam pada Siklus 3……….. 78 Tabel 8 : Daftar Hasil Melukis Alam Peserta Didik Kelas 1B yang

Mempresentasikan Hasil Melukis Alam pada Siklus 1, 2, & 3 86 Tabel 9 : Hasil Pengamatan Terhadap Peserta Didik………... 97


(12)

xii

Halaman Gambar 1 : Peneliti Menyampaikan Materi Melukis Alam……… 137 Gambar 2 : Peneliti Mengenalkan Metode Presentasi Hasil Lukis

Alam………... 137

Gambar 3 : Siswa Kelas 1B Melukis Alam Di Luar Kelas……… 138 Gambar 4 : Peneliti Melakukan Pendampingan Kepada Siswa

Saat Proses Berkarya……….. 138 Gambar 5 : Siswa Mempresentasikan Hasil Lukis Alamnya……. 139 Gambar 6 : Peneliti Menyelesaikan Siklus 1 Di Kelas 1B……… 139 Gambar 7 : Peneliti Mengulas Kembali Materi Tentang Melukis

Alam……….. 140

Gambar 8 : Siswa Mempresentasikan Hasil Karya Lukis Alam

Sekitar Rumahnya………. 140

Gambar 9. : Peneliti Mengajak Siswa Untuk Melukis Langsung

di Alam Sekitar……… 141

Gambar 10 : Siswa Melukis Langsung Di Alam Sekitar Sekolah 141 Gambar 11 : Peneliti dan Guru Melakukan Pendampingan Saat

Proses Berkarya……… 142

Gambar 12 : Peneliti dan Guru Melakukan Pendampingan Saat


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian & Observasi……… 103 Lampiran 2 : Instrumen Penelitian………..……….. 109 Lampiran 3 : Dokumentasi Penelitian…………..………. 136


(14)

xiv

Oleh Nafidah Sani NIM 11206241004

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan cara penerapan metode presentasi hasil melukis alam sebagai metode pembelajaran untuk meningkatkan rasa percaya diri peserta didik di kelas IB SD Negeri Nogopuro.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Subjek penelitian ini adalah 31 peserta didik kelas IB SD Negeri Nogopuro. Penelitian ini difokuskan pada permasalahan pembelajaran di kelas yang berkaitan dengan rasa percaya diri peserta didik. Data diperoleh dengan teknik tes, pengamatan langsung, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif dan keabsahan data diperoleh melalui triangulasi teknik.

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode presentasi hasil melukis alam mampu meningkatkan rasa percaya diri peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah peserta didik yang mampu melaksanakan presentasi melukis alam dari siklus I sejumlah 9 peserta didik, siklus II sejumlah 25 peserta didik, dan siklus III sejumlah 31 peserta didik. Berdasarkan pembahasan dan analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa presentasi hasil melukis alam mampu meningkatkan rasa percaya diri peserta didik, yaitu dengan cara mengenalkan peserta didik terhadap presentasi melukis alam, menerapkan pembelajaran atau melukis di luar kelas, dan memotivasi peserta didik untuk mendorong peserta didik agar percaya diri terhadap hasil karyanya dan percaya diri melakukan presentasi hasil melukis alam.


(15)

   

1   

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya. Merasa percaya diri, merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Bandura (1977) (dalam Sugihartono, 2007: 82) mengembangkan konsep tersebut berhubungan dengan keyakinan pribadi, bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan. Kemampuan diri (Self efficacy) yang tinggi akan semakin mendorong dan memotivasi peserta didik untuk belajar tekun dalam mencapai prestasi belajar maksimal. Karakter percaya diri penting dibangun dalam diri peserta didik karena percaya diri merupakan salah satu faktor internal yang sangat mempengaruhi perkembangan belajar peserta didik. Rasa percaya diri yang tidak dimiliki peserta didik terkadang menghambat proses pembelajaran mereka dalam memahami materi pembelajaran maupun dalam proses berkarya.

Proses pembelajaraan seni lukis alam di Kelas 1B SD Negeri Nogopuro, jarang menggunakan metode pembelajaran yang membuatpeserta didik lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Sebagian besar peserta didik merasa malu bertanya, menjawab dan bahkan saat merespon diskusi antar teman. Sering terjadi pula saat


(16)

peserta didik diminta untuk berkarya atau berkreasi. Sebagian besar peserta didik merasa malu saat proses berkarya mereka dilihat bahkan hingga hasil karya mereka selesai pun mereka masih merasa tidak percaya diri terhadap karya mereka sendiri. Hal ini disebabkan karena sebagian besar peserta didik merasa karyanya kurang bagus dan peserta didik beranggapan bahwa mereka tidak bisa melukis.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti bermaksud untuk meningkatkan rasa percaya diri peserta didik kelas 1B melalui metode presentasi hasil melukis alam di SD Negeri Nogopuro. Dalam presentasi hasil melukis alam, diharapkan peserta didik mampu menjelaskan idea tau gagasan, warna dan bentuk dihasil karyanya. Siswa pun dapat menceritakan hasil lukisannya, seperti pengalaman maupun imajinasi peserta didik tentang alam. Dalam metode ini siswa diberikan kesempatan melukis mengamati langsung alam sekitar atau pembelajaran di luar kelas. Sehingga siswa dapat melihat bentuk, warna dan unsur-unsur rupa yang ada di alam secara langsung.

B. Fokus Masalah

Penelitian ini memfokuskan pada peningkatan rasa percaya diri peserta didik melalui metode presentasi hasil melukis alam di kelas 1B SD Negeri Nogopuro.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan cara meningkatkan rasa percaya diri peserta didik kelas 1B melalui penerapan metode presentasi melukis alam di SD Negeri Nogopuro.


(17)

3   

D. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada pengembangan teori dalam meningkatkan hasil pembelajaran, khususnya dalam bidang pembelajaran seni rupa sehingga pembelajaran berjalan lebih efektif.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak yang terkait: a. Bagi peserta didik, akan sangat membantu dalam meningkatkan rasa percaya diri,

terutama rasa percaya diri terhadap hasil karya mereka.

b. Bagi guru, untuk memperkaya khasanah pengetahuan guru dalam mengembangkan metode pembelajaran seni rupa atau seni lukis.

c. Bagi sekolah, metode pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai metode untuk lebih meningkatkan rasa percaya diri peserta didik khususnya di bidang seni rupa atau seni lukis.

d. Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan penelitian lebih lanjut.


(18)

4  

A. Seni Lukis Anak

Bahasa ungkap dari pengalaman artistik maupun ideologis yang menggunakan garis dan warna, guna mengungkapkan perasaan, mengekspresikan emosi, gerak, ilusi maupun ilustrasi dari kondisi subjektif seseorang merupakan pengertian seni lukis (Susanto, 2011: 241). Ungkapan perasaan dan gagasan ini sebenarnya merupakan mengutarakan pendapat, berkhayal-berimajinasi, bermain, belajar, memahami bentuk yang ada di sekitar anak, seperti merasakan kegembiraan, kesedihan serta rasa keagamaan. Affandi dan Dewobroto (2004: 15), menjelaskan bahwa dalam proses melukis anak akan dapat mencipta berbagai karya seni lukis. Seni lukis juga merupakan salah satu cara untuk membentuk pribadi anak yang sensitif, kreatif, dan ekspresif adalah melalui kegiatan melukis. Lowenfeld dan Brittain (1975 dalam Pamadhi, 2012) menjelaskan bahwa

… karya seni anak ini mempunyai cara menyimbolkan ide, gagasan serta perasaaan anak yang tidak dimengerti oleh orang dewasa tidak direspon secara positif, sehingga anak kendur dalam mengembangkan dirinya atau mempunyai jangkauan pikiran yang sangat komprehensif. Ketika anak tidak mampu mengucapkan dengan kata-kata maka dia melukis, karena berkarya seni merupakan kebutuhan anak dalam berkomunikasi, berujar serta berfikir yang sangat komprehensif.

Memberikan motivasi agar anak memiliki minat, perhatian dan gairah untuk berkarya merupakan cara pembinaan pertama yang harus dilakukan kepada setiap anak supaya mempunyai potensi dalam diri yang dapat dikembangkan oleh guru, orang tua maupun pamong.


(19)

5  

B. Melukis Alam

Melukis alam melatih pengamatan secara inderawi, yaitu mampu mencermati lingkungan sekitar dengan mata, telinga, serta sentuhan secara langsung terhadap alam (Pamadhi, 2012: 65). Melukis alam bagi anak diharapkan dapat mengajak anak mengamati bentuk, proporsi, dan karakter objek secara nyata (realistik) yang bermanfaat bagi perkembangan daya nalar anak. Hajar Pamadhi (2012: 157) menjelaskan bahwa dengan belajar melukis anak dapat melakukan usaha memahami lingkungan sekitar, yaitu memahami bentuk yang ada di lingkungan sekitar anak.

Teori Psychohomeostatic yang dikemukakan oleh Frank LK Hsiu dalam Pamadhi (2008) dijelaskan bahwa “pengaruh alam sangat berpengaruh terhadap cara berpikir orang yang hidup di lingkungannya, kekerasan alam dan kesulitan hidup membuat kebiasaan bekerja keras, sehingga berpikir rasional lebih tinggi daripada orang yang hidup di daerah subur.”

Alam berpengaruh terhadap pemilihan warna anak, seperti anak yang bertempat tinggal di daerah pegunungan cenderung memilih warna yang mencolok, berbeda dengan pemilihan warna anak yang tinggal di kota dan pantai warna yang dipilih cenderung warna yang berlawanan dengan warna panas (Pamadhi, 2008: 9).

C. Percaya Diri

Thursan Hakim (2002: 6) menjelaskan bahwa pada diri seseorang memerlukan proses tertentu didalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri, karena rasa percaya diri tidak muncul begitu saja. Confidence (percaya diri) merasa diri kompeten atau mampu merupakan potensi untuk dapat


(20)

berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Albert Bandura ahli psikolog (1977: 75) dalam buku yang berjudul Psikologi Pendidikan, mengembangkan konsep percaya diri berhubungan dengan keyakinan pribadi bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan. Kemampuan diri (Self efficacy) tinggi akan semakin mendorong dan memotivasi peserta didik untuk belajar tekun dalam mencapai prestasi belajar maksimal. Keyakinan akan kemampuan diri (self efficacy) individu untuk dapat mengorganisasi dan melaksanakan serangkaian tindakan yang dianggap perlu untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Perubahan kemampuan diri merupakan sistem perubahan tingkah laku .Pengalaman menguasai sesuatu prestasi (performance accomplishment), pengalaman vikarus (vicarious experience), persuasi sosial (sosial persuation), dan pembangkitan emosi (emotional/physiological states) merupakan empat kombinasi sumber sebagai efikasi diri atau keyakinan kebiasaan diri itu dapat diperoleh, diubah, ditingkatkan, atau diturunkan.

Menurut Kesuma (2012: 14) bahwa nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan menurut Indonesia Heritage Foundation (IHF) disebutkan bahwa salah satu nilai karakter yang penting ditanamkan peserta didik adalah rasa percaya diri (Confidence). Percaya diri berhubungan dengan keyakinan pribadi, bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan pembelajaran peserta didik, maka percaya diri dianggap penting. Pembentukan karakter yang humanistic adalah salah satunya dengan pembentukan rasa percaya diri. Sesuai teori belajar humanistic bahwa tujuan belajar adalah untuk


(21)

7  

“memanusiakan manusia”. Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar.

Menurut Lauster (2002: 4) terdapat beberapa karakteristik untuk menilai kepercayaan diri individu, diantaranya yaitu (1) Memiliki konsep diri yang positif, adalah adanya penilaian yang baik dalam diri sendiri, baik dari pandangan maupun tindakan yang dilakukan menimbulkan rasa positif terhadap diri sendiri. (2) Berani mengungkapkan pendapat, adanya suatu sikap untuk mampu mengutarakan sesuatu dalam diri yang ingin diungkapkan kepada orang lain. (3) Percaya kepada kemampuan sendiri, merupakan suatu keyakinan atas diri sendiri terhadap segala fenomena yang terjadi yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk mengevaluasi serta mengatasi fenomena yang terjadi tersebut. (4) Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, dapat bertindak dalam mengambil keputusan terhadap apa yang dilakukan secara mandiri tanpa adanya keterlibatan orang lain. Selain itu, mempunyai kemampuan untuk meyakini tindakan yang diambilnya tersebut.

D. Metode Presentasi

Metode pengungkapan ide, gagasan, perasaan di depan umum oleh satu atau lebih presenter dengan menyertakan naskah makalah atau tidak Metode presentasi adalah metode. Bagi kebanyakan orang metode presentasi menuntut adanya pembuatan ringkasan dari sekian masalah yang akan dipaparkannya. Tujuannya adalah melatih peserta didik mengembangkan keaktifan dan kemampuan berfikir serta cara berfikir kritis dan analitis (Ekciznarciz: 2011).


(22)

Menurut (Effiaty: 2011) adapun tujuan dari presentasi dalam proses pembelajaran yaitu.

1. Menyampaikan Informasi

Informasi/pesan yang disampaikan bisa bersifat biasa, penting atau bahkan rahasia. Melalui informasi maka diharapkan tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai. Banyak pendidik dan peserta didik yang melakukan presentasi hanya bertujuan menyampaikan informasi saja. Oleh karena itu seorang baik secara individu maupun mewakili kelompoknya harus memiliki keahlian sesuai dengan tujuan presentasi. Dalam proses pembelajaran, informasi dari seorang presentasi sangat penting bagi warga kelas.

2. Meyakinkan Pendengar

Semula yang asalnya memiliki unsur ketidakjelasan dan ketidakpastian sehingga ketika diadakan presentasi oleh pembicara, seseorang atau kelompok orang tersebut menjadi yakin atas informasi yang diberikan. Presentasi yang dilakukan berisikan informasi-informasi, data-data dan bukti-bukti yang disusun secara logis sehingga informasi yang disampaikan dapat membuat seseorang atau kelompok orang merasa yakin.

3. Menghibur Pendengar

Prensenter dituntut untuk melakukan pembicaraan yang sifatnya menghibur tetapi relevan dan profesional sehingga para penonton televisi dapat menikmati acara


(23)

9  

tersebut. Selain acara televisi, acara hiburan yang lainnya dapat kita temukan pada pesta perayaan-perayaan. Presenter ditugaskan untuk berbicara dan menyelipkan kata-kata yang dapat menghibur para tamu yang hadir pada pesta perayaan tersebut. Sedikit berbeda dengan presentasi yang dilakukan di dalam kelas, seorang presenter tidak harus menggunakan kata-kata yang bersifat menghibur aka tetapi bisa cukup dengan kata-kata yang komunikatif.

4. Memotivasi dan Menginspirasi Pendengar untuk Melakukan Suatu

Tindakan

Kegiatan memotivasi dapat dilakukan dengan mengadakan suatu forum. Forum tersebut terdiri dari para peserta didik yang bertindak sebagai pendengar, sedangkan yang bertindak sebagai pembicara yaitu pihak guru atau peserta didik maupun sekelompok peserta didik yag sudah diberi arahan oleh guru. Demi tercapainya suatu tujuan pembelajaran, seorang guru dituntut untuk mengarahkan dan membimbing para peserta didiknya agar dapat belajar secara maksimal dan tidak lupa untuk memperhatikan kualitas belajarnya. Selain diberi arahan dan bimbingan, seorang guru juga dapat melakukan motivasi agar para peserta didik dapat belajar dengan semangat yang tinggi.

5. Menyampaikan Pesan

Menyampaikan pesan dalam hal ini dilakukan karena proses pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu pengetahuan dari seorang guru atau sekelompok peserta didik kepada warga kelas, akan tetapi juga sarana untuk menyampaikan pesan moral.


(24)

Guru atau peserta didik yang melakukan presentasi dibantu dengan alat bantu peraga ataupun media seperti LCD atau papan tulis untuk memudahkan penyampaian pesan.

6. Membuat Suatu Ide atau Gagasan

Tipe tujuan ini biasanya diterapkan pada materi pelajaran yang memerlukan pemecahan atau solusi dari orang lain. Forum yang dilakukan dalam pembelajaran sering dikenal dengan istilah diskusi. Presentasi yang dilakukan bertujuan untuk memunculkan suatu ide/gagasan dari para peserta pendengar.

7. Menyentuh Emosi Pendengar

Menyentuh emosi para peserta didik dalam hal ini pembicara atau presenter bertugas untuk melakukan pembicaraannya yang dapat menyentuh perasaan/emosi seseorang. Presentasi yang dilakukan pembicara membuat pendengar merasa tersentuh untuk membantu para korban bencana dengan cara menyumbangkan sebagian hartanya. Sebagai contoh pembicara melakukan presentasi kepada para pendengar mengenai korban bencana, demonstrasi, kelaparan, gelndangan, tuna pendidikan dan lain-lain.

8. Memperkenalkan Diri

Presentasi juga dapat ditujukan hanya sekedar untuk memperkenalkan jati diri bagi yang melakukan presentasi, baik secara individual maupun kelompok. Contohnya memperkenalkan diri sebagai peserta didik baru dalam kelas.


(25)

11  

E. Motivasi Belajar

Motivasi adalah dorongan internal (dalam) dan eksternal (luar) dalam pribadi anak, motivasi internal adalah dorongan kepada anak dengan menyentuh alam pikiran dan perasaan anak. Dorongan internal untuk menumbuhkan alam pikiran yang imajinatif serta memberikan dorongan untuk menyeimbangkan pikiran dan perasaan. Kepentingan memberi motivasi ini sesuai dengan teori motivasi; kata motivasi sendiri terdapat 3 bentuk dasar, yaitu artistic motivation, intellectual motivation, imaginative motivation (Earl W. Linderman & Donald W. Herbetholz, 1979, p. 205 dalam Pamadhi 2012). Motivasi artistik adalah dorongan menggambar atau melukis karena melihat sesuatu obyek yang indah. Motivasi penalaran, merupakan dorongan berkarya seni dari pandangan obyek yang mempunyai struktur menarik pada anak. Sedangkan, motivasi imajinasi adalah dorongan menggambar atau melukis yang berasal dari imajinasi peserta didik.

Menurut Hamzah (2006: 23), menjelaskan bahwa motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu seperti motivasi dari luar, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang giat dan semangat.


(26)

Dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung dan semua itu merupakan hakikat motivasi belajar. Motivasi belajar mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Motivasi belajar memungkinkan seseorang peserta didik dapat belajar dengan baik. Indikator motivasi belajar yaitu adanya hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar, kegiatan yang mmenarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif (Hamzah, 2006: 23).

F. Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Pada masa kanak-kanak akhir disebut sebagai masa usia sekolah atau masa sekolah dasar. Menurut Rita Eka (2008: 116) bahwa periodisasi perkembangan masa kanak-kanak akhir dibagi menjadi 2 fase:

1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, yang berlangsung antara usia 6 atau 7 tahun-9 atau 10 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 1, 2, dan 3 sekolah dasar. 2. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, yang berlangsung antara usia 9 atau 10

tahun-12 atau 13 tahun, biasanya mereka duduk di kelas 4, 5, dan 6 sekolah dasar.

Adapun ciri-ciri anak masa kelas-kelas rendah sekolah dasar adalah: 1. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah 2. Suka memuji diri sendiri


(27)

13  

3. Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggapnya tidak penting

4. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya

5. Terjadi kematangan berfikir general pada anak. Pengenalan perspektif semakin tampak, dimana bentuk tiga dimensi sudah menjadi dasar pandangannya. Beberapa sifat yang muncul ialah: stressing point, karena pada usia ini sifat egosentris anak.

Ciri-ciri khas masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar adalah: 1. Perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari- hari 2. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis

3. Timbul minat kepada pelajaran- pelajaran khusus

4. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah

5. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peratuan sendiri dalam kelompoknya.

G. Tujuan Pengembangan Peserta Didik

1. Tujuan Umum

Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan anak didik dengan memperhatikan kondisi sekolah merupakan tujuan dari pengembangan diri. Dalam tugasnya ‘seni sebagai terapi’, peserta didik diminta


(28)

mengutarakan pendapat berdasarkan imajinasi sehingga mampu memperoleh pengalaman batin yang sulit ditemui oleh mata pelajaran yang lain. Rugg (dalam Palmer, 2003: 21) menjelaskan bahwa

… peserta didik sangat mungkin diberikan kebebasan mengutarakan pendapat dengan bertanggung jawab dari ide dan gagasan. Usaha membuahkan kemampuan imajinatif membangun ini menjadi dasar pengembangan pengembangan ilmu dan pengetahuan yang pada suatu saat dapat divisualkan dalam bentuk tulisan (grafis), maupun suara (musik) serta gambar atau lukisan yang imajinatif.

Esensi seni adalah mengutarakan lewat bahasa bentuk, bahasa gerak dan bahasa suara. Ketiganya merupakan unsur dasar dari sebuah ekspresi ketika manusia hidup. Ungkapan ini mempengaruhi kecerdasan (intelegensi) visual dan auditorial.

2. Tujuan Khusus

Pengembangan diri bertujuan khusus pada rasa percaya diri peserta didik terhadap hasil karyanya maupun dalam proses berkarya seni rupa atau seni lukis. Rasa percaya diri yang dimiliki peserta didik dapat memperlancar proses pembelajaran mereka dalam proses berkarya seni rupa atau seni lukis maupun dalam pembelajaran mata pelajaran lainnya dan tidak menjadi suatu penghambat peserta didik dalam memahami materi pembelajaran di kelas (Sugihartono, 2007: 82).

H. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan deskripsi teori di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitan ini yaitu terdapat peningkatan rasa percaya diri peserta didik kelas 1B setelah menggunakan metode presentasi hasil melukis alam. 


(29)

15   

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian tindakan memiliki ciri, prinsip, pedoman, prosedur yang harus memenuhi kriteria tertentu. Penelitian tindakan harus jelas membedakan perbedaan ciri tindakan dan penelitian, harus terlibat langsung dan bukan hanya sekedar sebagai penonton (Semiawan, 2007, p. 3 dalam Yaumi 2014). Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan model Kemmis dan McTaggart, adapun siklus-siklus model ini dapat digambarkan dalam bentuk spiral seperti di bawah ini:

Bagan 1: Siklus Penelitian Tindakan Kelas yang Digunakan Peneliti Berdasarkan Model Spiral Kemmis & McTaggart dalam buku Action Research (Yaumi, 2014: 24)

Mengobservasi Perencanaan

Tindakan 1

Merefleksi Tindakan 1

Meninjau Kembali/ Perencanaan

Tindakan 2

Tindakan 2 Merefleksi

Tindakan 2 Meninjau Kembali/

Perencanaan Tindakan 2

Tindakan 3 Merefleksi

Tindakan 3

Meninjau Kembali/ Perencanaan


(30)

Berdasarkan gambar diatas, model spiral penelitian tindakan yang diusulkan oleh Kemmis dan McTaggart tersebut bersifat reflektif diri (self reflective) dan dapat digunakan dalam penelitian tindakan partisipatori, meskipun bagi orang lain dapat menggunakannya bukan dengan struktur yang kaku. Artinya, penggunaan model tersebut dapat dimodifikasi dan diadaptasi sesuai dengan kebutuhan yang ada. Siklus tersebut mencakup perencanaan, tindakan, dan refleksi. Menurut Yaumi (2014: 24) model spiral seperti ini menarik karena menawarkan kesempatan untuk mengkaji fenomena yang terdapat pada beberapa tingkat yang dilakukan beberapa kali tergantung dari kebutuhan yang diinginkan. Pelaksanaan tindakan seperti ini dapat memberi pemahaman yang mendalam untuk membawa perbaikan yang berarti.

B. Prosedur Pelaksanaan Tindakan

Alur atau siklus dari PTK ini menggunakan model spiral Kemmis & McTaggart, yang setiap siklusnya terdiri dari tiga langkah yaitu: perencanaan, tindakan atau observasi, dan refleksi. Penelitian ini dimulai dari perencanaan siklus 1yang diimplementasikan dalam pelaksanaan tindakan ke-1. Pelaksanaan tindakan tersebut diobservasi. Setelah diobservasi, hasil observasi direfleksi dan diintrepetasikan. Jika pada siklus ke-1 tersebut telah mencapai indikator keberhasilan, maka penelitian dapat dikatakan berhasil. Jika hasil penelitian dalam siklus 1 belum menunjukkan adanya indicator keberhasilan, atau bahkan gagal sama sekali, maka kemudian disusunlah rencana tindakan siklus ke-2, kemudian dilaksanakan tindakan siklus ke-2. Pelaksanaan tersebut diobservasi, jika masih


(31)

17  

kurang berhasil, maka direncanakan lagi perencanaan siklus ke-3 dan begitu seterusnya.

1. Perencanaan

Tahap perencanaan dilakukan sebelum tindakan diberikan kepada peserta didik. Pada tahap ini peneliti menetapkan alternatif tindakan dan upaya mengembangkan rasa percaya diri peserta didik melalui metode presentasi karya lukis alam. Peneliti mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran melukis. Setelah ditemukan solusi untuk mengatasi kendala rasa percaya diri peserta didik terhadap karya lukisnya, peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan.

Pembelajaran sesuai pada identifikasi masalah. Selanjutnya, peneliti menyiapkan metode dan materi pendukung dalam proses pembelajaran. Peneliti menyiapkan instrumen berupa lembar pengamatan, lembar penilaian dan catatan lapangan untuk mengamati jalannya pembelajaran melukis alam. Pada tahap perencanaan ini dilakukan tes praktik melukis alam dengan metode presentasi hasil karya melukis alam untuk mengetahui kompetensi awal melukis alam setelah diterapkan metode presentasi lukis alam yang pertama.

2. Perencanaan Tindakan

Tindakan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran dengan presentasi hasil lukis alam. Tindakan kelas ini dilakukan melalui tiga siklus. Satu siklus dalam penelitian ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Tahap-tahap yang dilakukan dalam siklus pertama adalah sebagai berikut:


(32)

a. Peneliti memberikan materi tentang melukis alam, seperti bentuk dasar dari benda- benda alam, warna, suasana alam dan lain-lain

b. Peserta didik menyanyikan lagu “Naik-Naik ke Puncak Gunung” sebagai contoh bentuk alam dalam nyanyian.

c. Peneliti memberikan contoh teknik menggambar alam dengan menggunakan media pastel.

d. Peneliti memperkenalkan metode presentasi hasil lukis alam kepada peserta didik.

e. Peneliti memberikan intruksi kepada peserta didik untuk melukis alam di luar kelas dengan media pastel dan kertas A4.

f. Peserta didik melukis alam berdasarkan objek yang dilihat atau diamati langsung. g. Tiap peserta didik mempresentasikan atau menceritakan dengan menujukkan

hasil karya lukis alam di depan kelas.

h. Peserta didik diberikan kesempatan untuk merefleksikan dirinya, mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Peserta didik diajak menafsirkan pengalamannya melukis alam di luar kelas sehingga peserta didik dapat menyimpulkan apa yang telah dipelajarinya. Dengan demikian, hasil pembelajaran diharapkan dapat lebih bermakna bagi peserta didik.

3. Observasi

Observasi dilakukan selama tindakan berlangsung. Peneliti menggunakan instrumen pengamatan proses pembelajaran, yang dilengkapi dengan catatan lapangan. Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasi


(33)

pengaruh-19  

pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan kelas. Rekaman berupa video peserta didik saat presentasi, foto dan hasil karya lukis alam peserta didik menjadi data yang akan dianalisis sebagai hasil observasi pada tindakan siklus 1.

4. Refleksi

Setelah dilakukan implementasi tindakan, peneliti melakukan refleksi atau identifikasi masalah pada siklus 1. Refleksi dalam hal ini yaitu memperbaiki terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan dipergunakan untuk penelitian pada tindakan selanjutnya.

C. Implementasi Tindakan

Implementasi tindakan pada penelitian ini adalah berupa penerapan metode presentasi karya lukis alam. Adapun skenario pembelajaran tindakan penelitian ini sebagai berikut:

1. Siklus 1

Implementasi tindakan pada siklus 1 direncanakan akan dilaksanakan dalam satu pertemuan. Rencana tindakan pada pertemuan pada siklus 1 adalah sebagai berikut:


(34)

Tabel 1. Skenario Pembelajaran pada Tindakan 1 Alokasi Waktu 3x 35 Menit (105 Menit)

No. Kegiatan Pengorganisasian Alokasi

Waktu 1. KEGIATAN AWAL :

Apresepsi/ Motivasi :

 Mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar, model, dan alat peraga.

 Memperingatkan cara duduk yang baik ketika melukis di dalam atau di luar kelas.

Klasikal 5 menit

2. KEGIATAN INTI :

 EKSPLORASI

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Menjelaskan unsur-unsur rupa yang ada di alam sekitar, contohnya : warna, bidang, garis, ruang.

 ELABORASI

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 Mengajak siswa keluar kelas dan memberi kesempatan siswa mengamati alam sekitar

 Melalui pengamatan secara langsung siswa megekspresikan dengan melukis menggunakan teknik pastel.

 KONFIRMASI

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil karya lukis alam

 Guru bersama siswa bertanya jawab, memberikan apresiasi terhadap hasil

Klasikal

Individu

Individu

15 menit

60 menit


(35)

21  

karya siswa dan memberikan penyimpulan.

3. KEGIATAN AKHIR Dalam kegiatan akhir, guru:

 Membuat kesimpulan dari materi yang disampaikan dan memotivasi siswa untuk lebih percaya diri.

 Memberikan tugas melukis alam di sekitar rumah untuk dipresentasikan dipertemuan berikutnya.

Klasikal 5 menit

Total waktu 105

menit

2. Siklus II

Implementasi tindakan pada siklus II direncanakan akan dilaksanakan dalam satu pertemuan. Rencana tindakan pada pertemuan pada siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Skenario Pembelajaran pada Tindakan II Alokasi Waktu 3x 35 Menit (105 Menit)

No. Kegiatan Pengorganisasian Alokasi

Waktu 1. KEGIATAN AWAL :

Apresepsi/ Motivasi :

 Mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar, model, dan alat peraga.

 Memotivasi untuk berani berekspresi dan percaya diri dalam mempresentasikan hasil melukis alam di rumah. 


(36)

2. EKSPLORASI

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Melalui pengamatan dan pengalaman siswa dirumah masing-masing menjelaskan unsur-unsur rupa yang ada di alam sekitar rumah

ELABORASI

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 Mengajak siswa untuk menunjukkan tugas rumah melukis alam sekitar rumah.  Guru memberikan motivasi kepada siswa

agar siswa memiliki motivasi untuk percaya diri mempresentasikan hasil karya lukis alam.

KONFIRMASI

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil karya lukis alam sekitar rumah

 Guru bersama siswa bertanya jawab, memberikan apresiasi terhadap hasil karya siswa dan memberikan kesimpulan.

Klasikal

Individu

Individu

15 menit

20 menit

55 menit

3. KEGIATAN AKHIR Dalam kegiatan akhir, guru:

 Membuat kesimpulan dari materi yang disampaikan dan memotivasi siswa untuk lebih percaya diri.

 Memberikan tugas melukis alam di sekitar rumah untuk dipresentasikan dipertemuan berikutnya.

Klasikal 5 menit

Total waktu 105


(37)

23  

3. Siklus III

Implementasi tindakan pada siklus III direncanakan akan dilaksanakan dalam satu pertemuan. Rencana tindakan pada pertemuan pada siklus III adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Skenario Pembelajaran pada Tindakan III Alokasi Waktu 3x 35 Menit (105 Menit)

No. Kegiatan Pengorganisasian Alokasi

Waktu 1. KEGIATAN AWAL :

Apresepsi/ Motivasi :

 Mengisi daftar kelas, berdoa, mempersiapkan materi ajar, model, alat peraga.

 Memperingatkan cara duduk yang baik ketika melukis/ menggambar.

 Memotivasi untuk berani berekspresi, percaya diri dalam melukis, dan berpenampilan baik saat mempresentasikan hasil karyanya. 

Klasikal 5 menit

2. EKSPLORASI

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Guru mengajak siswa keluar sekolah untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati langsung alam sekitar sekolah.

ELABORASI

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 Guru mengajak siswa untuk mengingat materi tentang unsur-unsur rupa yang terdapat di alam sekitar.

Klasikal

Individu

10 menit


(38)

 Guru memberikan kesempatan peserta sisik untuk mengekspresikan diri melukis alam sekitar sekolah.

KONFIRMASI

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil melukis langsung di alam sekitar sekolah.

 Guru bersama siswa bertanya jawab, memberikan apresiasi terhadap hasil karya siswa dan memberikan penyimpulan.

Individu 35 menit

3. KEGIATAN AKHIR Dalam kegiatan akhir, guru:

 Membuat kesimpulan dari materi yang disampaikan dan memotivasi siswa untuk lebih percaya diri.

 Memberikan tugas melukis alam di sekitar rumah untuk dipresentasikan dipertemuan berikutnya.

Klasikal 5 menit

Total waktu 105

menit

D. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Keberhasilan dari kinerja dalam penelitian tindakan ini yaitu, apabila terjadi peningkatan rasa percaya diri peserta didik terhadap hasil karyanya dan seluruh siswa kelas 1B mampu mempresentasikan hasil melukis alam di hadapan teman sejawat dengan percaya diri. Artinya, apabila terdapat seluruh siswa kelas 1B mampu


(39)

25  

melakukan presentasi lukis alam dengan percaya diri, maka metode presentasi hasil melukis alam dianggap berhasil dan tindakan dihentikan.

E. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah rasa percaya diri yang merupakan variabel dependen atau variabel yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Selanjutnya metode presentasi lukis alam merupakan variabel independen atau merupakan variabel bebas yang mempengaruhi menjadi sebab perubahan. Metode presentasi dalam hal ini akan menjadi sebab perubahan atau berkembangnya rasa percaya diri peserta didik.

F. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas IB SD Negeri Nogopuro. Waktu penelitian diadakan pada bulan Desember sampai bulan Maret 2015. Kegiatan yang dilakukan selama penelitian di SD Negeri Nogopuro tidak dilakukan setiap hari, tetapi disesuaikan dengan keperluan pencarian data dan sesuai jadwal pembelajaran seni lukis. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain: melakukan pembelajaran langsung dengan metode presentasi hasil karya lukis alam pada kelas 1B, dalam tiga kali pertemuan, yaitu pada tanggal 3 Februari 2015, 4 Februari 2015 dan 17 Maret 2015.

G. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas IB yang terdiri dari 31 peserta didik. Peserta didik lelaki sebanyak 19 peserta


(40)

didik dan 12 peserta didik perempuan. Penentuan subjek penelitiannya diambil dari masalah yang terjadi pada pembelajaran seni rupa khususnya seni lukis, yaitu metode pembelajaran yang monoton dan kondisi kelas yang sering kurang kondusif pada saat pembelajaran berlangsung. Sebagian peserta didik cenderung pasif dan kurang percaya diri dalam berkreatifitas. Akibatnya peserta didik kurang kreatif dalam berkarya seni. Adapun objek dari penelitian ini yaitu percaya diri peserta didik dan metode presentasi karya lukis alam. Peneliti membatasi penelitian pada kedua objek tersebut agar penelitian lebih fokus dan tidak melebar.

H. Instrumen Pengumpulan Data

1. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan langsung, peneliti terlibat langsung dalam situasi yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Observasi pada penelitian ini dilakukan sebelum dilakukannya penelitian, peneliti mengamati langsung berjalannya pembelajaran seni rupa di kelas IB SD Negeri Nogopuro.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data melalui pertanyaan- pertanyaan tertulis yang berstruktur dan mencatat jawaban dari responden yang dalam hal ini sebagai sumber data. Sumber data dalam penelitian ini adalah Ibu Suparmi yang merupakan guru mata pelajaran seni rupa atau seni budaya dan


(41)

27  

keterampilan. Peneliti melakukan wawancara pada Ny. Suparmi setelah peneliti selesai dalam melakukan penelitiannya pada hari Selasa tanggal 17 Maret 2015.

3. Dokumentasi

Dalam penelitian ini selain pengumpulan dokumentasi foto dan video, peneliti juga melakukan dokumenatasi tugas peserta didik. Tugas tersebut berupa melukis alam sekitar dari pertemuan pertama hingga ketiga dengan menggunakan media pastel dan kertas ukuran A4.

4. Lembar Pengamatan

Pada lembar pengamatan, merupakan pengumpulan data melalui pengamatan langsung oleh peneliti. Pengamatan seperti pengukuran antusias peserta didik dalam pembelajaran dan respon peserta didik terhadap materi pembelajaran. Lembar pengamatan bertujuan untuk mengukur keaktifan dan respon peserta didik selama pembelaran dengan penerapan metode presentasi karya lukis alam.

5. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan pengumpulan data yang berupa catatan tertulis peneliti ketika melakukan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan catatan penelitian dari siklus ke-1 sampai siklus ke-3. Catatan yang menceritakan proses berlangsungnya penelitian, kendala selama penelitian maupun hasil dari penelitian.


(42)

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, analisis ini mendeskripsikan pengembangan rasa percaya diri melalui metode presentasi hasil karya lukis pada peserta didik di SD Negeri Nogopuro. Data ini diperoleh berupa dokumentasi berupa foto, video dan tulisan yang merupakan interpretasi dari jawaban data yang diperoleh. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data model Miles and Huberman (1984 dalam Sugiyono, 2011) dengan tahap data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification. 1. Reduksi Data

Mengorganisasikan data-data yang telah dikumpulkan, data yang masuk dipilih dan diurutkan kedalam pola sesuai dengan topik penelitian. Data yang direduksi adalah data yang dianggap penting atau relevan dengan pembelajaran seni lukis.

2. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk sekumpulan informasi, baik berupa tabel maupun deskriptif naratif, sehingga data yang tersaji relatif jelas dan informatif. Tindakan lanjutan, penyajian data digunakan dalam kerangka menarik kesimpulan dari akhir sebuah tindakan.

3. Kesimpulan

Kegiatan penarikan kesimpulan merupakan kegiatan tahap akhir dari proses analisis data. Penarikan kesimpulan disusun dengan mempertimbangkan secara evaluatif berdasarkan kegiatan-kegiatan yang ditempuh dalam tahap-tahap sebelumnya.


(43)

29  

J. Keabsahan Data

Sebuah penelitian agar memperoleh kepercayaan terhadap hasil penelitian yang diperoleh, harus memenuhi beberapa kriteria seperti yang dijelaskan oleh Moeloeng (2006 dalam Sugiyono, 2013) yaitu: kredibilitas/ kepercayaan (validitas internal), transferabilitas/ keteralihan (validitas eksternal), dependabilitas/ kebergantungan (reliabilitas), dan konfirmabilitas/ kepastian (objektivitas)

Penelitian ini dilakukan hingga peneliti mendapatkan hasil yang diinginkan yaitu siswa mampu mempresentasikan/menunjukan dan menjelaskan hasil karya lukis alam di hadapan teman sejawat. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk menunjukkan tingkat reliabilitas data dengan cara menyajikan data aslinya. Data asli yang terlampir seperti catatan lapangan, transkrip wawancara, hasil nilai anak, format observasi proses pelaksanaan pembelajaran dan dokumentasi berupa foto dan rekaman video. Reliabilitas data adalah melalui penggunaan alat dan penilaian terhadap subjek yang sama dan dilakukan pada waktu yang berbeda, namun butirnya sama (Sugiyono, 2013: 124). Pencapaian pengambilan data ganda yang dilakukan waktu yang berbeda.

1. Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai


(44)

sumb kebe pene meny deng yang waw selam diana Baga ber data enaran ten eliti terhad Pada p yatakan b gan menge g berbeda wancara ya ma prose

alisis oleh

an 2: Tria

(Sugiyono ntang beb dap apa ya

penelitian bahwa tri ecek data a. Peneliti ang dilaku es penelit h peneliti angulasi T W o, 2013: berapa fen ang telah n ini meng

iangulasi kepada s ian ini di ukan deng tian. Dari sehingga Teknik Wawancar 241). Tuj nomena, t ditemukan ggunakan

teknik u sumber ya

iperoleh d gan Ny. Su i tiga tek menghasi O ra juan dari tetapi leb n.

n triangula untuk me ang sama data deng uparmi se knik peng ilkan suatu Observasi triangula bih pada p

asi teknik enguji kre dengan w gan obser ebagai Gur gujian kr u kesimpu Do asi bukan peningkat k. Sugiyo edibilitas wawancara rvasi, lalu ru SBK d redibilitas

ulan.

okumenta

untuk m tan pemah

no (2013 data dila a dengan u dicek d dan dokum data ter si mencari haman : 274) akukan teknik dengan mentasi rsebut,


(45)

31   

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Lokasi Penelitian dan Proses Pra-tindakan

a. Deskripsi Lokasi Penelitian

SD Negeri Nogopuro terletak di jalan Nogopuro Nomor 3, kecamatan Depok, kabupaten Sleman, Yogyakarta. SD ini terdiri dari 12 kelas dengan didukung oleh tenaga pengajar yang terdiri dari 12 Guru wali kelas, dua Guru agama Islam, satu Guru agama Katolik, satu Guru agama Kristen, satu Guru agama Hindu, satu Guru olahraga, dan dua Guru komputer, dan lima petugas TU. Sehingga totalnya ada 25 Guru dan satu kepala sekolah yang ada di SD Negeri Nogopuro. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki SD Negeri Nogopuro antara lain UKS, koperasi peserta didik, perpustakaan, mushola dan laboraturium komputer. SD Nogopuro juga menyelenggarakan kegiatan yang bersifat ekstrakulikuler, yaitu ekstrakulikuler seni tari, karawitan, olahraga dan komputer. Tidak jarang kegiatan ekstrakulikuler ini mendapatkan penghargaan dari berbagai macam lomba dan meningkatkan prestasi peserta didik maupun sekolah. Sehingga SD Negeri Nogopuro ini berakreditasi A sebagai sekolah percontohan untuk sekolah dasar disekitarnya.

b. Identifikasi Masalah Lapangan

Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan, terlebih dahulu dilakukan identifikasi masalah di lapangan identifikasi masalah di lapangan sebagai bagian dari


(46)

observasi awal. Pada tahapan ini diperoleh data melalui wawancara dengan Guru kelas. Pengamatan atau observasi langsung di kelas, yaitu mengamati langsung keadaan peserta didik kelas 1B dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Wawancara model terbuka dan terpimpin ini dilakukan untuk menggali informasi yang terkait dengan pelaksanaan KBM secara rinci serta mendata permasalahan dari pandangan pribadi Guru. Dari hasil observasi, dan wawancara diperoleh berbagai data sebagai berikut.

c. Data Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran

Peneliti melakukan proses wawancara denga Guru mata pelajaran Ibu Suparmi dan yang merupakan wali kelas 1B pada hari Selasa, 17 Maret 2015. Peneliti melakukan wawancara setelah melakukan proses pengamatan atau obervasi pembelajaran seni rupa di kelas 1B. Hal ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan peneliti dalam merumuskan masalah yang ada dalam pembelajaran seni rupa khususnya dalam pembelajaran melukis. Peneliti menyiapkan sebanyak 16 pertanyaan kepada Guru yang berkaitan tentang proses pembelajaran seni budaya khususnya materi pembelajaran melukis. Wawancara dilakukan secara tersusun, sehingga memudahkan peneliti dan Guru sebagai sumber informan. Dan hasil wawancara yang didapat yaitu peserta didik sangat berminat dalam mata pelajaran melukis alam. Guru selalu meyiapkan perangkat pembelajaran seperti RPP dan silabus sebelum memulai proses KBM. Saat proses pembelajaran Guru sesekali memberikan contoh atau demontrasi kepada peserta didik, dan melakukan pendampingan saat peserta didik dalam proses berkarya.


(47)

33   

Guru menggunakan media kertas, cat air, kuas dan pastel dalam proses pembelajaran. Walau terkadang peserta didik ada yang tidak membawa media tersebut, Guru selalu menyiapkan media tersebut untuk dipinjami kepada peserta didik sebagai cara menghadapi kendala dalam pembelajaran. Kendala yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu ada bebarapa peserta didik yang terkadang tidak tepat waktu dalam menyelesaikan tugas melukisnya. Cara yang digunakan Guru untuk menghadapi kendala tersebut adalah dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memilih tempat dalam proses berkarya.

Selama proses pembelajaran seni rupa, Guru memberikan pernyataan bahwa sebelumnya peserta didik belum pernah belajar melukis di luar sekolah. Namun, dalam mata pelajaran yang lain peserta didik sangat tertarik dalam proses pembelajaran ketika di luar kelas. Ny. Suparmi dalam hal ini tidak hanya sebagai Guru seni budaya tetapi juga wali kelas 1B. Materi melukis di setiap kompetensi dasarnya peserta didik melukis sebanyak satu kali. Hasil lukisan peserta didik sejauh ini menurut Guru cukup baik, dan apresiasi peserta didik terhadap karya yaitu dengan saling memberi motivasi atau semangat kepada teman sejawat ketika proses berkarya.

d. Observasi Kelas

Saat pelaksanaan observasi, peneliti berusaha mengamati segala yang terjadi dalam proses pembelajaran. Pengamatan mengacu pada instrument observasi yang telah dibuat agar sistematis. Berikut adalah hasil observasi di dalam kelas pada tanggal 2 Februari 2015 :


(48)

a. Guru membuka pelajaran dengan salam, mengajak peserta didik untuk berdoa bersama sebelum memulai proses pembelajaran.

b. Guru melakukan presentasi yang diikuti dengan ulasan materi yang telah diberikan sebelumnya dan memberikan intruksi kepada peserta didik untuk membuka buku pelajaran.

c. Guru menjelaskan materi dengan media powerpoint yang ditayangkan melalui layar LCD.

d. Peserta didik memperhatikan materi yang diberikan oleh Guru dengan respon yang cukup baik walaupun keaktifan dalam bertanya maupun berpendapat masih kurang.

e. Guru memberikan intruksi kepada peserta didik untuk menyanyikan lagu untuk memberikan daya tarik kepada peserta didik.

f. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melukis.

g. Sesekali Guru berkeliling dari peserta didik satu ke peserta didik yang lain sebagai proses pendampingan.

h. Dalam proses berkarya tidak jarang peserta didik masih bermain sendiri dan malu ketika karyanya dilihat oleh teman maupun Guru.

i. Guru menutup proses pembelajaran dengan salam dan mengumpulkan hasil lukisan peserta didik.


(49)

35   

e. Identifikasi dan Fokus Masalah

Berdasarkan data tersebut di atas, maka dapat diidentifikasi masalah- masalah yang terkait dengan proses di kelas 1B. Terdapat beberapa masalah dalam proses pembelajaran yaitu:

1. Media dalam penyampaian materi yang digunakan oleh Guru kurang menarik perhatian peserta didik. Seperti aplikasi powerpoint yang digunakan masih dalam bentuk sederhana. Sehingga peserta didik terkadang kurang memperhatikan Guru saat menjelaskan materi pembelajaran.

2. Peserta didik masih sering tidak membawa media melukis saat proses pembelajaran, yang menjadikan salah satu kendala dalam proses pembelajaran 3. Keaktifan peserta didik dalam bertanya maupun berpendapat dalam pembelajaran

masih kurang. Seperti peserta didik masih merasa malu bertanya kepada Guru ketika ada hal yang belum dimengerti saat proses KBM.

4. Peserta didik belum mengetahui cara mengapresiasi dengan baik sebuah karya. Jadi kurangnya apresiasi peserta didik terhadap hasil karya sendiri maupun teman 5. Walaupun Guru sudah melakukan proses pendampingan saat proses

pembelajaran. Namun tidak jarang peserta didik masih malu-malu atau kurang percaya diri dalam proses berkarya maupun ketika dilihat hasil karyanya oleh Guru. Sehingga menjadi penghambat dalam proses pembelajaran peserta didik. 6. Guru tidak menyimpulkan hasil pembelajaran diakhir proses KBM. Dan dalam

proses pembelajaran Guru kurang mendorong peserta didik sehingga peserta didik masih kurang termotivasi untuk berkarya yang lebih baik.


(50)

f. Perencanaan Penyelesaian Masalah Pembelajaran di Kelas

Bedasarkan fokus masalah, maka peneliti menyusun perencanaan penyelesaian masalah pembelajaran di dalam kelas. Dengan langsung menerapkan metode presentasi hasil karya lukis alam kepada peserta didik, diharapkan peserta didik dapat meningkatkan rasa percaya dirinya dalam meningkatkan rasa percaya dirinya dalam proses berkarya seni maupun terhadap hasil karya yang telah diciptakan. Rasa percaya diri ini dapat berkembang ketika peserta didik dalam proses pembelajaran mata pelajaran yang lain. Misalnya rasa percaya diri untuk bertanya tentang materi yang kurang diketahui, percaya diri untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Guru, maupun percaya diri dalam mengungkapkan pendapat ketika berdiskusi dengan teman sejawat.

Melukis alam dipilih oleh peneliti karena pada dasarnya anak usia 6-7 tahun masih dekat dengan alam atau lingkungannya. Dengan melukis di luar ruang kelas atau di alam secara langsung, peserta didik bisa belajar percaya diri ketika proses berkaryanya dilihat teman sejawat atau orang lain dan peserta didik lebih berani dalam mengekspresikan idenya dengan pengamatan secara langsung. Guru mata pelajaran seni budaya menyerahkan kepada peneliti mengenai hal- hal yang perlu direncanakan, karena menurut Guru sebelumnya metode presentasi belum pernah diterapkan dalam pembelajaran di kelas 1B.

Setelah mengidentifikasi masalah, peneliti membuat rencana penyelesaian untuk masalah tersebut. Rencana penyelesaian masalah tersebut adalah sebagai berikut:


(51)

37   

1. Peneliti berupaya meningkatkan rasa percaya diri dalam berkarya dengan cara melukis alam di luar kelas maupun melukis langsung di alam sekitar. Peneliti harus mendorong peserta didik agar termotivasi untuk percaya diri dalam berkarya seni.

2. Peneliti berusaha meningkatkan rasa percaya diri peserta didik terhadap hasil karya yang telah diciptakan dengan menunjukkan hasil karyanya kepada teman sejawat maupun Guru di depan kelas. Peserta didik diupayakan untuk percaya diri menunjukkan ide atau hasil pemikirannya. Metode presentasi hasil karya alam ini dilakukan untuk memacu kecakapan verbal atau lisan peserta didik, dan rasa percaya diri peserta didik.

3. Peneliti berupaya meningkatkan keterampilan dalam melukis alam. Memberikan materi tentang berbagai macam dasar bentuk-bentuk benda yang ada di alam. Bentuk dan warna merupakan hal yang harus dikenalkan kepada peserta didik untuk memacu pemahaman visual mereka mengenai berbagai macam bentuk dan warna. Oleh karenanya peneliti memperbanyak refrensi contoh gambar tentang bentuk, warna maupun gambar alam.

4. Peneliti berupaya untuk meningkatkan rasa apresiasi peserta didik terhadap karya maupun ide, dengan mengapresiasi hasil karya peserta didik yang tampil di depan kelas dengan bentuk pujian maupun tepuk tangan. Peneliti harus memberikan contoh bentuk apresiasi yang baik terhadap karya orang lain.


(52)

2. Proses Pelaksanaan Siklus 1

Berdasarkan rencana penyelesaian masalah yang telah ada, maka dilaksanakan tindakan 1. Dalam pelaksanaannya peneliti bertindak langsung dalam proses pembelajaran dan didampingi Ny. Suparmi sebagai Guru SBK kelas 1B. Terkait dengan tindakan ini disepakati bahwa peneliti menekankan proses belajar untuk mengenalkan materi tentang melukis alam dengan menggunakan media pastel dan metode presentasi hasil melukis alam. Tahap-tahap tindakan 1 adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan 1

Berdasarkan analisis hasil observasi dan diskusi bersama Guru, peneliti merangkum segala permasalahan yang ada. Laporan rangkuman identifikasi tersebut dibuat berdasarkan hasil observasi. Permasalahan inilah yang kemudian direncanakan penyelesaiannya.

b. Rencana Jenis Tindakan 1

1) Pembuatan Rencana Pembelajaran

Rencana pembelajaran pada tindakan I ini, peneliti menentukan kompetensi dasar yang akan dicapai peserta didik yaitu dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP): mengidentifikasi unsur rupa pada alam sekitar, menunjukkan sikap apresiatif terhadap unsur rupa pada alam sekitar, mengekspresikan diri melalui melukis alam secara langsung, dan menunjukkan sikap percaya diri terhadap karya sendiri. Perencanaan ini juga menggunakan pedoman pengamatan proses pembelajaran untuk


(53)

39   

melihat kemajuan peserta didik dalam pengenalan metode presentasi maupun kemajuan dalam peningkatan rasa percaya diri peserta didik.

2) Penerapan Metode Presentasi Hasil Melukis Alam

Realisasi metode pembelajaran ini melibatkan peserta didik secara aktif untuk dapat mengenal unsur-unsur rupa yang ada di alam sekitar. Peneliti berusaha meningkatkan pengetahuan dan pengetahuan peserta didik dalam melukis dengan media powerpoint atau LCD. Peneliti memberikan contoh-contoh gambar yang menarik agar peserta didik tertarik untuk mendengarkan materi dari peneliti. Seperti bentuk-bentuk dasar pada benda alam, warna, dan garis. Peneliti lalu memberikan intruksi untuk menyanyikan lagu yang berhubungan dengan alam. Dengan metode ini, peserta didik diharapkan lebih antusias dalam proses KBM.

Peserta didik tidak hanya diberi materi oleh peneliti, tetapi peserta didik juga diminta untuk mengekspresikan diri melalui melukis alam di luar kelas setelah penyampaian materi selesai. Peserta didik diminta untuk melukis alam sekitar yang pernah dilihat, sedang dilihat atau yang ada di alam fikiran mereka. Seperti gunung, sawah, hutan, danau dan lain sebagainya. Melukis di luar kelas peserta didik dilatih untuk percaya diri dalam mengekspresikan diri mereka. Setelah peserta didik selesai melukis alam, peneliti memberikan intruksi kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil karyanya dengan menunjukkan hasil karyanya sambil bercerita terntang hasil karya lukis alamnya secara lisan di depan kelas. Tidak hanya untuk meningkatkan rasa percaya diri peserta didik, tetapi juga melatih kecerdasan verbal atau lisan peserta didik. Sikap apresiatif terhadap karya orang lain juga


(54)

diharapkan ada pada peserta didik dalam mengapresiasi karya teman dengan cara yang baik. Seperti memuji atau memberikan “applause” kepada peserta didik yang telah melakukan presentasi di depan kelas. Dengan demikian, tindakan pertama dan seterusnya benar-benar relevan dengan situasi pembelajaran di kelas.

c. Penentuan Kriteria Keberhasilan Tindakan

Indikator pencapaian kriteria keberhasilan dalam penelitian tindakan ini adalah:

1) Pengenalan peserta didik terhadap presentasi hasil lukis alam sebagai metode untuk meningkatkan rasa percaya diri peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari peserta didik dapat mempresentasikan hasil karyanya dengan menunjukkan hasil karyanya sambil menceritakan secara lisan hasil karyanya dengan baik. Keberhasilan tindakan dapat dilihat dari antusias peserta didik untuk berpenampilan baik saat presentasi.

2) Peserta didik mampu mengapresiasi hasil karyanya maupun hasil karya orang lain. Hal ini dapat dilihat dengan respon peserta didik ketika melihat teman sejawat lainnya melakukan presentasi.

d. Tahap Pelaksanaan 1

Tindakan pertama dilaksanakan oleh peneliti dalam satu kali pertemuan. Untuk pengenalan metode presentasi, cukup bila dilakukan hanya dengan satu kali pertemuan. Karena dalam satu pertemuan, peneliti diberikan waktu 3 jam mata pelajaran, yaitu 3 x 35 menit. Materi yang diberikan tidak banyak sehingga tidak


(55)

41   

memakan banyak waktu. Peserta didik dalam melukis menggunakan media pastel sehingga saat pewarnaan tidak memerlukan waktu yang lama. Sehingga waktu diberikan dirasa cukup untuk tindakan satu dilakukan hanya dengan satu kali pertemuan.

1) Pelaksanaan

Petemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 3 Februari 2015 jam ke 1 (07.15- 08.20 WIB). Tema pelajaran hari ini adalah lingkunganku. Peneliti memulai pelajaran dengan salam yang kemudian dilanjutkan dengan presensi terhadap peserta didik. Peneliti memperkenalkan diri kepada peserta didik, bahwa peneliti akan menggantikan Ny. Suparmi pada mata pelajaran seni budaya untuk beberapa hari. Peneliti memberikan materi tentang melukis alam dengan memberikan contoh- contoh gambar tentang unsur rupa pada alam sekitar maupun macam-macam bentuk alam. Peserta didik terlihat antusias melihat gambar-gambar yang ada di layar LCD. Peneliti berusaha membuat penyampaian materi menarik untuk peserta didik.

Kemudian peneliti memberikan demonstrasi sekilas tentang melukis dengan media pastel. Peserta didik kemudian diberi waktu untuk melukis di luar kelas. Peserta didik diberikan kebebasan untuk melukis alam sesuai dengan bentuk alam yang peserta didik fikirkan, pernah dilihat maupun sedang dilihat. Setelah selesai melukis, peserta didik diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil karyanya dengan menunjukkan hasil karya melukis dan bercerita tentang hasil gambarnya. Namun, sebelumnya peneliti berusaha memberikan dorongan agar peserta didik termotivasi untuk presentasi. Tetapi hanya Sembilan anak yang sanggup


(56)

mempresentasikan hasil karyanya dari 26 peserta didik yang hadir. Ada beberapa faktor yang menyebabkan peserta didik belum percaya diri maju di depan kelas untuk melakukan presentasi. Kemudian peneliti berusaha memberikan motivasi lagi kepada peserta didik sebelum menutup pertemuan pertama. Peneliti memberikan penutup dengan salam. Dan identifikasi pada tindakan I yaitu sebagai berikut.

a) Cara Peneliti Menyampaikan Materi dan Teknik Pengelolaan Kelas

Peneliti lebih menyukai menyampaikan materi dengan hal-hal yang dapat menarik perhatian peserta didik. Seperti memberikan animasi bergerak pada powerpoint yang diberisikan materi dan memberikan contoh gambar yang menarik tentang alam dan unsur-unsur rupa yang ada didalamnya. Media visual lebih menarik perhatian peserta didik, saat peneliti memberikan materi dengan metode ceramah. Saat pertengahan penyampaian materi, peneliti memberikan intruksi untuk menyanyikan lagu “Naik-Naik ke Puncak Gunung”. Hal ini dilakukan agar peserta didik tidak jenuh dan lebih bersemangat dalam proses KBM. Peneliti menggunakan metode mengajar dengan demostrasi, yaitu mendemonstrasikan melukis dengan media pastel untuk memberikan contoh teknik dalam teknik melukis kepada peserta didik.

Sedangkan untuk teknik pengelolaan kelas, peneliti memberikan peserta didik kesempatan untuk lebih aktif betanya, maupun berpendapat. Seperti saat melukis di luar kelas, peneliti mendampingi peserta didik ketika berkarya. Sehingga peserta didik dapat bertanya secara langsung kepada peneliti tentang lukisannya. Peneliti juga tidak segan untuk menegur dan membimbing kepada peserta didik ketika


(57)

43   

bermain sendiri. Peneliti seringkali berkeliling melihat hasil melukis peserta didik dari satu sisi ke sisi lain. Tidak jarang peneliti mendorong peserta didik untuk lebih termotivasi dalam melukis maupun untuk percaya diri terhadap hasil lukisannya. Peneliti juga mengingatkan kepada peserta didik boleh bermain asal tidak lupa untuk menyelesaikan lukisannya.

b) Respon, Keaktifan dan Antusiasme Peserta didik

Respon peserta didik terhadap metode presentasi hasil lukis alam yang dilakukan oleh peneliti masih kurang. Hal tersebut terlihat saat peneliti memberikan intruksi kepada peserta didik untuk mempresentasikan hasil karyanya. Hanya sembilan peserta didik yang mampu mempresentasikan hasil lukis alam. Namun antusiasme peserta didik untuk melukis di luar kelas sangat baik. Peserta didik sangat senang karena menurut peserta didik seperti suasana baru bagi mereka.

Keaktifan mereka bertanya maupun berpendapat saat proses berkarya pun cukup baik. Sama halnya ketika peneliti memberikan materi, respon dan keaktifan peserta didik cukup baik. Terlihat ketika peserta didik tertarik dan semangat melihat contoh gambar, menyebutkan bentuk-bentuk dasar dan menyebutkan bentuk alam yang pernah dilihat maupun dikunjungi peserta didik. Secara keseluruhan respon atau antusiasme peserta didik terhadap proses pembelajaran cukup baik. Terhadap metode presentasi dan apresiasi pada hasil karya sendiri maupun orang lain masih kurang. Motivasi peserta didik masih kurang untuk mempresentasikan hasil karyanya.


(58)

2) H

karen tinda prese a) P b p b) K c) P

m Tabe No. 1. Hasil Tin Penera na masih akan pert entasi has Peserta di belum mer peserta did Kurangny Peserta di melukis m

el 4: Daft Alam Nama D Dimas Widarto dakan 1 apan meto

kurang m tama. Ad sil lukis al idik baru reka dapa dik yang m

a motivas idik kuran mereka kur

tar Pesert m pada S

a Peserta idik

Saputro ono

ode presen mampu m da bebera

lam belum u mengena atkan di m

mampu m si pada pe ng percay rang maks ta Didik iklus 1 o ntasi hasil membangk apa faktor m berhasil al metode mata pelaja mempresen serta didik ya diri ter

simal.

Kelas 1B

Hasil M

l lukis ala kitkan ras r yang m

, yaitu: e tersebu aran seni ntasikan h k untuk m rhadap ha

B yang M

Melukis Al

am belum a percaya mempenga

ut, yang s budaya. S hasil meluk mempresen asil lukisan Memprese lam bisa diny a diri pes aruhi pen sebelumny Sehingga kis alam. ntasikan h nnya kare entasikan Pre “Ga pem pem ada gunu warn Pela mera hijau yatakan be serta didik nerapan m

ya sama hanya sem hasil karya ena dirasa Hasil M Deskrips esentasi Pe Didik mbar mandangan mandangan pe ung dan na angi ah, kunin u.” erhasil k pada metode sekali mbilan anya. a hasil Melukis si eserta n, nnya elangi, daun hijau. warna ng, dan


(59)

  2. 3. 4. 5. Krisna Raditya M. Rizq Ramadh Lindya Rahmaw Putri Nu Kaka a qi han wati W.P ur Diva

a “Ini

biru ini s diata “Ga pem gunu ada mata kuni “Ga gunu gunu ada j rum warn “Ini warn jalan rum awan mata gunung , ini ma sawah, ini as gunung mbar mandangan ung warna kapal, ahari ing.” mbar te ung, ung warna jalan, ma ah dan na kuning

ada g na ungu n dan r ah, terus n ahari.” 45  warna atahari, i awan g.” n, ada a biru, ada warna entang ada a biru, atahari, sawah g.” gunung u, ada rumah-s ada dan


(60)

6. 7. 8. 9. Fika Suherm Mustofa Alya Ibrahim Rakhma Alfarell Adila man fa Nadzifah m ada l Apriad a h “Ini lang lalu dan ada biru “Ad pant terus dan “Ini ada Gun abu-mata poho “Ini ada awan paus sawah git warna ada pe matahari laut ”

da p

tai, ini s pasir, matahari. ada langi burun nungnya -abu, ahari, on dan saw

ada ma kapal, n, dan ad s di laut.”

, ini a biru, elangi, i. Lalu warna pohon, laut awan .” it terus ngnya. warna ada rumah wah.” atahari, ada da ikan


(61)

47   

Bahasa yang digunakan 9 peserta didik dalam mempresentasikan hasil melukis alam masih munggunakan bahasa yang sederhana. Hasil melukis alam peserta didik secara keseluruhan penyelesainnya kurang maksimal, seperti bentuk dan pewarnaannya. Bentuk alam sekitar dengan hasil melukis alam siswa cukup berbeda, walaupun dalam hal ini peneliti sudah memberikan intruksi yang jelas untuk melukis alam sekitar yang peserta didik lihat. Dapat diperhatikan hasil melukis siswa di atas, rata-rata peserta didik melukis 2 gunung dan ada matahari di bagian tengahnya seperti hasil melukis Krisna nomor 2, Rizky nomor 3 dan Alya nomor 8. Hasil melukis Rakhmanda Alfarell nomor 9 juga sangat berbeda dengan bentuk alam sekitarnya, karena peserta didik tidak sedang melukis di sekitar laut atau pantai melainkan melukis di sekitar sekolah. Hal ini dapat disebabkan karena peserta didik kurang memperhatikan intruksi yang diberikan peneliti dan dapat disebabkan peneliti kurang mempertegas intruksi kepada peserta didik pada tindakan 1 ini.

3) Refleksi

Peneliti telah melaksanakan rencana pembelajaran melukis alam dengan metode presentasi hasil lukis alam pada siklus 1 seoptimal mungkin. Secara umum siklus 1 sudah memperlihatkan peningkatan antusiasme peserta didik dalam belajar melukis alam dengan media pastel. Peserta didik terlihat menyukai pembelajaran di luar kelas yang membuat suasana baru dalam proses KBM. Walaupun kemampuan peserta didik belum terbangun dalam siklus 1 secara global. Melainkan baru aspek kecilnya saja yaitu bertambahnya pengetahuan peserta didik dalam melukis, dan mengenal metode presentasi hasil karya lukis.


(62)

Hasil karya lukis anak pada tindakan ini, sebagian besar masih kurang maksimal karena masih banyak yang masih banyak suka bermain sendiri. Dengan kurang maksimalnya karya yang mereka hasilkan, membuat peserta didik menjadikan alasan tersebut untuk tidak percaya diri dalam mempresentasikan hasil karyanya. Dari 31 peserta didik yang hadir, hanya 9 peserta didik yang mampu melasanakan presentasi melukis alam. Refleksi ini mengacu pada catatan lapangan, pengamatan proses pembelajaran dan diskusi singkat dengan Guru. Dari sumber tersebut diambil beberapa kesimpulan tentang kemajuan yang telah didapat dan kekurangan selama pelaksanaan tindakan dalam siklus 1 sebagai berikut:

a) Adanya kemajuan atau perkembangan kearah yang positif sesuai indikator yang dibuat oleh peneliti yaitu peserta didik dapat menyebutkan unsur-unsur rupa dalam alam. Dari tidak tahu menjadi tahu serta mampu dipraktikkan ketika melukis alam di luar kelas walaupun belum maksimal. Dari rangkaian proses tersebut peserta didik terpacu kecerdasan visual spasialnya karena harus mengingat bentuk dan warna benda alam dengan yang sebenarnya terdapat di alam. Hal tersebut dapat dilihat dari kemampuan peserta didik mewarnai dan membuat bentuk pada lukisannya.

b) Namun dalam perkembangan rasa percaya diri menunjukkan hasil karyanya atau apresiasi terhadap karya sendiri dan orang lain masih kurang. Terbukti hanya 9 peserta didik yang percaya diri maju mempresentasikan hasil karyanya.

c) Kurangnya dorongan sehingga peserta didik kurang termotivasi untuk mempresentasikan hasil karyanya.


(63)

49   

   

Oleh karena itu, penelitian akan dilanjutkan untuk mencari dorongan atau motivasi yang lebih menarik bagi peserta didik. Perkembangan percaya diri peserta didik terhadap hasil karya lukis alam merupakan upaya yang akan ditempuh untuk tindakan pada siklus berikutnya.

3. Proses Pelaksanaan Siklus 2

Siklus II merupakan kelanjutan dari siklus sebelumnya. Peneliti menilai bahwa pembelajaran dalam upaya meningkatkan rasa percaya diri peserta didik melalui metode presentasi hasil lukis alam dalam siklus 1 masih dapat ditingkatkan lagi. Rasa percaya diri peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mencoba berani maju ke depan kelas. Dengan dorongan atau motivasi yang lebih besar lagi yang diberikan oleh peneliti, diharapkan peserta didik lebih termotivasi lagi dalam berkarya maupun untuk mempresentasikan hasil karyanya. Tahap-tahap tindakan II adalah sebagai berikut.

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan ini dilakukan pada hari Selasa, 2 Februari 2015. Setelah melakukan tindakan pada siklus 1. Peneliti langsung merefleksikan dan membuat perencanaan. Berdasarkan catatan lapangan, hasil pengamatan proses pembelajaran dan diskusi singkat dengan Guru. Peneliti merangkum segala permasalahan yang ada. Permasalahan inilah yang didiskusikan, dan peneliti membuat perencanaan tindakan pada siklus ke II.


(64)

1) Rencana Jenis Tindakan II

a) Pembuatan Rencana Pembelajaran

Peneliti menentukan kompetensi dasar yang akan dicapai peserta didik dalam rencana pembelajaran atau pada RPP ke-2, yaitu peserta didik dapat menghasilkan karya atau melukis alam dengan lebih maksimal. Hasil karya yang maksimal, peserta didik diharapkan dapat termotivasi untuk percaya diri mempresentasikan hasil karyanya. Peserta didik dapat mengapresiasi hasil karyanya dan karya teman sejawatnya. Dalam perencanaan ini, instrumen pengamatan proses pembelajaran tindakan II untuk melihat perkembangan rasa percaya diri peserta didik dalam penerapan metode presentasi hasil lukis alam.

b) Penerapan Metode Presentasi Hasil Melukis Alam

Pada tindakan II ini peneliti berusaha mendorong peserta didik agar termotivasi untuk berani maju ke depan kelas dan percaya diri terhadap hasil karyanya. Peneliti menerapkan metode “reward” sebagai dorongan untuk peserta didik agar tertarik dan semangat dalam penerapan metode presentasi ini. Peneliti memberikan 2 bintang bagi peserta didik yang berkarya lebih baik lagi dan percaya diri untuk mempresentasikan hasil karyanya. Peserta didik diberikan ulasan sejenak tentang materi melukis alam, sebelum diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil karya melukis di rumah. Peneliti memberikan pengarahan pada peserta didik ketika pertemuan sebelum tindakan II dilaksanakan untuk melukis alam sekitar rumah sebagai tugas pekerjaan rumah.


(65)

51   

Tugas tersebut nantinya pada tindakan II, peserta didik gunakan untuk dipresentasikan dengan menunjukkan hasil karya lukis alam rumah dan menceritakannya. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih bebas lagi dalam berkarya dirumah agar tidak terlalu terikat dengan waktu, teman dan lain sebagainya. Sehingga diharapkan hasil karya yang diperoleh dapat lebih maksimal. Pembelajaran dalam tindakan ini berkonsentrasi pada hasil karya peserta didik dan rasa percaya diri peserta didik untuk mempresentasikan hasil karyanya. Dengan demikian, tindakan pertama, kedua dan seterusnya dapat berlangsung dengan relevan.

c) Penentuan Kriteria Keberhasilan Tindakan

Indikator pencapaian kriteria keberhasilan dalam tindakan ini adalah:

1) Meningkatnya hasil karya lukis agar memotivasi peserta didik percaya diri untuk mempresentasikan hasil karyanya. Peningkatan ini bisa dilihat dengan melihat hasil karya pada tindakan II. Dapat dilihat dari segi penyelesaian karya. Membentuk maupun dalam mewarnai.

2) Seluruh peserta didik mampu maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil karyanya. Sebagai bukti peserta didik mampu mencoba cerdas secara verbal (lisan).

3) Peserta didik dapat mengapresiasi dengan baik hasil karya teman sejawat yang melakukan presentasi di depan. Dengan memuji, bertanya maupun memberikan “applause” sebagai bukti peserta didik dapat mengapresiasi dengan baik.


(66)

b. Tahap Pelaksanaan II

Pada tahap pelaksanaan dua, peneliti lakukan dalam satu kali pertemuan. Pada setiap tindakan peneliti selalu didampingi oleh Ny. Suparmi selaku Guru SBK kelas 1B. Pada hari Rabu, 4 Februari 2015 peneliti melakukan pertemuan ke dua di kelas 1B untuk pelaksanaan siklus ke II.

1) Pelaksanaan

Pertemuan pertama dikelas 1B untuk siklus kedua dilaksanakan di jam pertama (07.15- 08.20) WIB. Peneliti mengawali proses pembelajaran dengan salam yang kemudian dilanjutkan dengan presensi terhadap peserta didik. Ada tujuh peserta didik yang tidak masuk sekolah dikarenakan sakit. Masih sama pada pertemuan pertama, tema pada tindakan II adalah lingkunganku. Peneliti berusaha untuk mengulas materi yang diberikan di pertemuan sebelumnya dengan melakukan tanya jawab dengan peserta didik dan menampilkan kembali contoh-contoh gambar alam di layar LCD. Peneliti lalu menjelaskan kepada peserta didik bahwa pada petemuan ini, peneliti akan memberikan reward kepada peserta didik yang berani mencoba percaya diri mempresentasikan hasil karya lukisnya. Dengan memberikan dua bintang kepada peserta didik, diharapkan dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk maju presentasi di depan kelas..

Pada tindakan II ini peserta didik sudah membawa hasil karya lukis alam sekitar rumah yang sudah dikerjakan peserta didik sebagai pekerjaan rumah. Peserta didik diberi kesempatan untuk mempresntasikan hail karyanya, dan antusiasme peserta didik pada siklus ke II ini lebih besar. Terbukti dengan seluruh peserta didik


(67)

53   

yang hadir dapat melakukan presentasi karya. Walaupun dalam proses presentasi peserta didik masih memerlukan pendampingan peneliti. Peserta didik masih merasa malu untuk berbicara di depan kelas karena dalam tahap ini sebagian dari mereka dalam tahap mencoba.

Sebuah kemajuan tersendiri untuk siklus ke II ini, setidaknya seluruh peserta didik berani untuk maju mempresentasikan hasil karyanya. Hanya beberapa peserta didik yang bisa dikatakan cukup baik ketika tampil presentasi. Dalam hal ini, peneliti terus memberikan dorongan dan motivasi lagi agar peserta didik lebih percaya diri lagi. Agar pada pertemuan selanjutnya peserta didik dapat melakukan presentasi karya lukis alam dengan baik. Apresiasi peserta didik terhadap karya juga semakin berkembang, terbukti dengan mereka memuji, bertanya, dan memberikan tepuk tangan untuk peserta didik yang tampil presentasi didepan kelas. Identifikasi pada tindakan II yaitu sebagai berikut.

a) Cara Peneliti Menyampaikan Materi dan Teknik Pengelolaan Kelas

Pada tindakan II ini peneliti hanya melakukan pengulasan materi yang diberikan pada petemuan sebelumnya tentang melukis alam. Peneliti melakukan tanya jawab agar peserta didik belajar aktif dalam proses pembelajara. Peneliti berusaha memberikan pengulasan materi yang menarik dengan menampilkan kembali contoh- contoh gambar alam dengan animasi bergerak di layar LCD. Setelah itu peneliti melakukan dorongan kepada peserta didik dengan memberikan hadiah dua bintang kepada peserta didik yang berani tampil di depan untuk melakukan presentasi. Tidak lupa peneliti memberikan contoh bentuk apresiasi yang baik, yaitu


(68)

dengan memuji, bertanya atau memberi tepuk tangan bagi peserta didik yang melakukan presentasi.

Pengelolaan kelas di siklus ke II ini peneliti selalu memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk aktif bertanya dan berpendapat. Seperti ketika peneliti memberikan pertanyaan bagaimana respon peserta didik terhadap hasil karya temannya. Tidak jarang peserta didik masih suka bermain, berbicara sendiri atau kurang memperhatikan temannya ketika presentasi karya di depan kelas. Sehingga peneliti tidak segan untuk menegur dan sesekali mengajak peserta didik menyanyikan lagu untuk menarik perhatian peserta didik kembali. Peneliti terus berusaha dalam berbagai kesempatan memberikan motivasi kepada peserta didik untuk lebih percaya diri.

b) Respon, Keaktifan dan Antusiasme Peserta didik

Pada siklus ke II, respon peserta didik terhadap metode presentasi hasil karya alam mengalami peningkatan. Peserta didik mulai percaya diri mempresentasikan hasil karyanya. Terlihat dengan semua peserta didik yang hadir mencoba maju di depan kelas menunjukkan hasil karyanya dan menceritakan kepada teman-teman sejawatnya. Dalam melakukan presentasi, peserta didik masih membutuhkan pendampingan oleh peneliti, karena dalam tahap ini sebagian besar peserta didik dalam tahap mencoba.

Keaktifan dalam menanggapi teman yang melakukan presentasi dengan bertanya dan memberikan tepuk tangan sebagai peningkatan peserta didik dalam mengapresiasi karya teman. Walaupun tidak jarang peserta didik masih suka bermain


(69)

55   

sendiri, dan mengobrol tetapi tidak mengurangi antusiasme peserta didik untuk mencoba melakukan presentasi. Secara keseluruhan respon, keaktifan dan antusiasme peserta didik meningkat dalam siklus ke II ini. Rasa percaya diri peserta didik juga berkembang seiring meningkatnya hasil karya peserta didik.

c. Hasil Tindakan II

Penerapan metode presentasi hasil lukis alam pada tindakan II sudah cukup baik dalam meningkatkan rasa percaya diri peserta didik atau setidaknya dalam melatih peserta didik untuk berani. Peneliti berhasil membuat seluruh peserta didik yang hadir untuk mencoba mempresentasikan hasil karyanya. Tindakan ini telah melatih peserta didik untuk cerdas secara verbal yaitu dengan melatih berbicara di depan kelas maupun merespon karya. Kegiatan merespon hasil karya peserta didik terhadap hasil karya temannya merupakan usaha dalam memperkenalkan dan meningkatkan apresiasi anak terhadap karya teman atau orang lain.

Dari hasil karya peserta didik pun meningkat dapat diamati dari segi penyelesaian lukisan, dan dari segi bentuk maupun warna. Karya yang maksimal membuat peserta didik lebih percaya diri terhadap karyanya untuk dipresentasikan di depan kelas. Rata-rata peserta didik masih merasa malu saat menceritakan hasil karyanya, sehingga peserta didik memerlukan pendampingan peneliti saat presentasi. Intonasi suara dalam bercerita pun masih rendah sehingga tidak jarang membuat peserta didik yang lain tidak mendengar dan tidak memperhatikan peserta didik yang sedang melakukan presentasi. Peneliti berpendapat bahwa hasil yang didapatkan


(1)

Gamba

Gamb

ar 1. Peneli

bar 2. Penel

DOKU

iti Menyam

liti Mengen

UMENTAS

mpaikan Ma

nalkan Met

SI SIKLUS

ateri Meluk

tode Presen S 1

kis Alam


(2)

Gambar 3

Gambar 4

. Siswa Kel

. Peneliti M Berkarya

las 1B Melu

Melakukan a

ukis Alam

Pendampi

Di Luar K

ngan Kepa Kelas


(3)

Gambar

Gambar 6

5. Siswa M

6. Peneliti M

Mempresen

Menyelesai

tasikan Ha

ikan Siklus

asil Lukis A

s 1 Di Kelas

Alamnya


(4)

Gamb

Gambar 8

bar 7. Penel

8. Siswa

Rumah

DOKU

liti Mengul

Memprese hnya

UMENTAS

las Kembal

entasikan

SI SIKLUS

li Materi T

Hasil Kar S 2

Tentang Me

rya Lukis

elukis Alam

Alam Se m


(5)

Gam

Ga

mbar 9. Pen Se

ambar 10. S

DOKU

neliti Meng ekitar

Siswa Meluk

UMENTAS

gajak Siswa

kis Langsu

S SIKLUS

a Untuk M

ung Di Alam 3

Melukis Lan

m Sekitar S

ngsung Di A

Sekolah


(6)

G

Ga

Gambar 11.

ambar 12. P B

Peneliti da Proses Ber

Peneliti dan Berkarya

an Guru M rkarya

n Guru Me

Melakukan P

elakukan P

Pendampin

Pendamping

ngan Saat