Fungsi dan Peran Modal Kerja Jenis Modal Kerja

a. Modal kerja permanen, adalah modal kerja yang harus ada dalam perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen berupa barang jadi. Modal kerja permanen ini dibedakan menjadi : 1. Modal kerja primer, adalah modal kerja minimal yang harus dimiliki perusahaan agar dapat terus beroperasi. 2. Modal kerja normal, adalah modal kerja yang harus ada dalam perusahaan agar dapat beroperasi dalam kapasitas normal. b. Modal kerja variabel, adalah modal kerja yang selalu berubah proporsional dengan perubahan kapasitas produksi. Modal kerja ini terdiri dari : 1. Modal kerja musiman, adalah modal kerja yang berubah sesuai perubahan musim atau permintaan misalnya permintaan yang besar pada waktu hari raya. 2. Modal kerja siklis, adalahmodal kerja yang berubah akibat fluktuasi konjungtur. 3. Modal kerja darurat, adalah modal kerja yang berubah sesuai keadaan yang terjadi di luar kemampuan perusahaan. Gambar 1. Mekanisme permodalan koperasi di Indonesia Sitio dan Halomoan, 2001:85

F. Sisa Hasil Usaha SHU

1. Pengertian Sisa Hasil Usaha SHU

Menurut IAI 2004: 275 Sisa Hasil Usaha adalah penjumlahan dari partisipasi neto dan laba atau rugi kotor dengan non anggota, ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan beban lain serta beban perkoperasian pajak penghasilan badan koperasi. Undang-Undang No.25 tahun 1992 mengenai Sisa Hasil Usaha SHU dalam pasal 45 mengatakan bahwa: a. Sisa Hasil Usaha SHU koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Modal Koperasi Modal Sendiri : 1. Simpanan Pokok 2. Simpanan Wajib 3. Dana Cadangan 4. Donasi Modal Luar : 1. Anggota 2. Koperasi 3. Bank 4. Lembaga keuangan nonbank 5. Penerbitan obligasi 6. Sumber lain Modal Kerja SHU Investasi b. Sisa Hasil Usaha SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi, sesuai dengan keputusan rapat anggota. c. Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam rapat anggota.

2. Pembagian Sisa Hasil Usaha SHU

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.27 menyebutkan bahwa pembagian Sisa Hasil Usaha SHU harus dilakukan pada akhir periode pembukuan. Jumlah yang dialokasikan selain untuk koperasi diakui sebagai kewajiban. Dalam hal pembagian tidak dapat dilakukan karena jenis dan jumlah pembagiannya belum diatur secara jelas dalam anggaran dasar atau anggaran rumah tangga, tetapi harus menunggu rapat anggota, maka Sisa Hasil Usaha SHU tersebut dicatat sebagai Sisa Hasil Usaha SHU belum dibagi dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Menurut Sitio dan Halomoan 2001:89, acuan dasar untuk membagi Sisa Hasil Usaha SHU adalah prinsip-prinsip dasar koperasi yang menyebutkan bahwa pembagian Sisa Hasil Usaha SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Dengan demikian, Sisa Hasil Usaha SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari dua kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu : a. Sisa Hasil Usaha SHU atas jasa modal