Tabel 5.3 Uji Hausman
Sumber : Data Diolah, 2015
Pada  tabel  di  atas  terlihat  bahwa  nilai  probabilitas  Cross-section random  sebesar  0,0281    0,05  sehingga  model  FE  lebih  tepat  dibandingkan
dengan model RE. Berdasarkan dua uji penentuan model, model FE lebih tepat dari pada
model CE dan RE, tanpa harus dilakukan uji  selanjutnya  yaitu Uji  Lagrange Multiplier LM.
D. Pengujian Asumsi Klasik dalam Regresi
1. Pengujian Normalitas Model Regresi
Uji  normalitas  model  regresi  bertujuan  untuk  mengetahui  apakah  dalam model  regresi  variabel  pengganggu  atau  residual  memiliki  distribusi  normal
atau tidak. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji pengujian normalitas.
Tabel 5.4 Uji Normalitas dengan One-sample Kolmogrov-Smirnov Test
Berdasarkan  hasil  output  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  nilai  Signifikan 0,628 lebih besar dari 0,05, data memiliki distribusi normal.
2. Pengujian Multikolinieritas
Uji  multikoliniearitas  adalah  keadaan  dimana  antara  dua  variabel independen  atau  lebih  pada  model  regresi  terjadi  hubungan  linier  yang
sempurna  atau  mendekati  sempurna.  Hasil  pengujian  multikolinieritas  dapat dilihat pada tabel 5.5 sebagai berikut :
Tabel 5.5 Uji Multikolinieritas
Sumber : Data diolah, 2015
Berdasarkan output di atas, nilai tolerance  0,1 dan nilai VIF  10, maka tidak terjadi masalah multikolinieritas pada model regresi.
3. Pengujian Heteroskedastisitas
Uji  heteroskedastisitas  adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian  dari  residual  pada  model  regresi.  Untuk  mendeteksi  keberadaan
heteroskedastisitas menggunakan metode uji Glejser.
Tabel 5.6 Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data Diolah 2015
Berdasarkan  output  pada  tabel  5.6,  nilai  signifikansi  ke  empat variabel  independen  lebih  besar  dari  0,05.  Dengan  demikian,  tidak  terjadi
masalah heteroskedatisitas pada model regresi.
4. Pengujian Autokorelasi
Uji  autokorelasi  adalah  keadaan dimana terjadinya korelasi  dari residual untuk  pengamatan  satu  dengan  pengamatan  yang  lain  yang  disusun  menurut
runtun  waktu.  Salah  satu  cara  untuk  mendeteksi  keberadaan  autokorelasi dengan menggunakan uji Run-Test.
Tabel 5.7 Uji Autokorelasi Run Test
Berdasarkan output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikan 0,149 lebih besar dari 0,05, maka data tidak terjadi masalah autokorelasi.
E. Penentuan Persamaan Regresi Data Panel
Analisis  regresi  digunakan  untuk  megukur  besarnya  pengaruh  variabel independen  terhadap  variabel  dependen.  Hasil  analisis  regresi  data  panel  dapat
dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.8 Analisis  Regresi Data Panel
Pada  tabel  di  atas,  dapat  dilihat  bahwa  nilai  persamaan  regresi  untuk pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, dan jumlah modal
kerja terhadap Sisa Hasil Usaha SHU adalah : SHU = 6,380399+0,002465 X
1it
−0,065884 X
2it
+0,197899 X
3it
− 0,035044 X
4it
Persamaan  tersebut  akan  digunakan  untuk  menguji  hipotesis  dengan menggunakan uji t.
F. Perhitungan Koefisien Determinasi R
2
Uji  koefisien  determinasi  digunakan  untuk  menguji  siginifikansi  atau tidaknya  hubungan  lebih  dari  dua  variabel.  Hasil  analisis  koefisien  determinasi
dapat  dilihat  pada  tabel  5.8.  Melalui  analisis  data  yang  ditunjukkan,  nilai koefisien  R  Square  lebih  besar  dari  0  dan  mendekati  1  maka  dapat  dikatakan
bahwa pengaruh jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman, dan jumlah modal  kerja  terhadap  Sisa  Hasil  Usaha  SHU  secara  bersama-sama  adalah
signifikan. Untuk mengetahui besarnya perubahan Sisa Hasil Usaha SHU yang tidak  disebabkan  oleh  jumlah  anggota,  jumlah  simpanan,  jumlah  pinjaman,  dan
jumlah  modal  kerja  dapat  diperoleh  dengan  perhitungan  1-R
2
.  Nilai  R  square R
2
sebesar  0,955684  atau  95,5684,  artinya  bahwa  Sisa  Hasil  Usaha  SHU berubah  karena  adanya  pengaruh  jumlah  anggota,  jumlah  simpanan,  jumlah
pinjaman  dan  jumlah  modal  kerja.  Sementara  itu,  sisanya  sebesar  1-0,955684= 0,044316  atau  4,4316  dipengaruhi  oleh  variabel  bebas  lain,  misalnya  biaya
bahan  baku,  tingkat  inflasi,  dan  kebijakan  kas  kecil  dimana  variabel-variabel tersebut tidak diteliti dalam penelitian ini.
G. Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Statistik t Uji t
Berdasarkan  persamaan  model  t  statistic  menunjukkan  pengaruh parsial jumlah anggota, jumlah simpanan, jumlah pinjaman dan jumlah modal
kerja  terhadap  Sisa  Hasil  Usaha  SHU  koperasi  di  Kota  Madiun.  Hasil  uji statistik t dapat dilihat pada tabel 5.8.
Untuk  melakukan  uji  hipotesis  dilakukan  langkah-langkah  sebagai berikut:
a. Penentuan Ha.
1. H
a1
: Jumlah anggota berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha SHU 2.
H
a2
: Jumlah simpanan berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha SHU. 3.
H
a3
: Jumlah pinjaman berpengaruh terhadap Sisa hasil Usaha SHU. 4.
H
a4
: Jumlah modal kerja berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha SHU. b.
Penentuan taraf nyata α dan t tabel. Taraf nyata α = 0,052 = 0,025 uji 2 sisi
df = 40 – 2 = 38, maka besar t tabel adalah 2,02439-2,02439.
Ho diterima apabila –t
α2
t
o
atau t
o
t
α2
Ho ditolak apabila t
o
t
α2
atau t -t
α2
c. Penghitungan nilai statistik uji t
o
Dari hasil outout di atas terlihat bahwa : 1.  Jumlah Anggota : nilai t
1
sebesar 2,306114 2.  Jumlah Simpanan : nilai t
2
sebesar -0,634183 3.  Jumlah Pinjaman : nilai t
3
sebesar 1,927839 4.  Jumlah Modal Kerja : nilai t
4
sebesar -0,358186 d.
Pengambilan keputusan 1.  Jumlah Anggota : Ho
1
ditolak, karena t
1
t tabel 2,306114  2,02439 2.  Jumlah Simpanan : Ho
2
diterima, karena t
2
t tabel -0,634183-2,02439 3.  Jumlah Pinjaman : Ho
3
diterima, karena t
3
t tabel 1,927839  2,02439 4.  Jumlah  Modal  Kerja:  Ho
4
diterima,  karena  t
4
t  tabel  -0,358186    - 2,02439