Pengertian Sisa Hasil Usaha SHU Pembagian Sisa Hasil Usaha SHU

a. Sisa Hasil Usaha SHU atas jasa modal Pembagian ini juga sekaligus mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas modalnya simpanan tetap diterima dari koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkan Sisa Hasil Usaha SHU pada tahun buku yang bersangkutan. b. Sisa Hasil Usaha SHU atas jasa usaha Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan. Secara umum Sisa Hasil Usaha SHU Koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada anggaran dasar atau anggaran rumah tangga koperasi sebagai berikut: 1. Cadangan koperasi 2. Jasa anggota 3. Dana pengurus 4. Dana karyawan 5. Dana pendidikan 6. Dana sosial 7. Dana untuk pembangunan lingkungan Tentunya tidak semua kompenen di atas harus diadopsi koperasi dalam membagi Sisa Hasil Usaha SHU. Hal ini sangat tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota. Perhitungan SHU bagian anggota dapat dilakukan bila beberapa informasi dasar diketahui sebagai berikut Sitio dan Halomoan,2001:86: a. SHU total koperasi pada satu tahun buku b. Bagian persentase Sisa Hasil Usaha SHU anggota c. Total simpanan seluruh anggota d. Total seluruh transaksi usaha volume usaha atau omset yang bersumber dari anggota e. Jumlah simpanan per anggota f. Omzet atau volume usaha per anggota g. Bagian persentase Sisa Hasil Usaha SHU untuk simpanan anggota h. Bagian persentase Sisa Hasil Usaha SHU untuk transaksi usaha anggota

3. Prinsip – prinsip Pembagian Sisa Hasil Usaha SHU

Menurut Sitio dan Halomoan 2001:91-92, agar tercermin asas keadilan, demokrasi, transparansi, dan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pembagian Sisa Hasil UsahaSHU sebagai berikut : 1. Sisa Hasil Usaha SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota. Pada hakekatnya Sisa Hasil Usaha SHU yang dibagi kepada anggota adalah yang bersumber dari anggota sendiri. Sedangkan Sisa Hasil Usaha SHU yang bukan berasal dari hasil transaksi dengan anggota pada dasarnya tidak dibagi kepada anggota, melainkan dijadikan sebagai cadangan koperasi. 2. Sisa Hasil Usaha SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri. Sisa Hasil Usaha SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari modal yang diinventasi dan dari hasil transaksi yang dilakukannya dengan koperasi. Oleh sebab itu, perlu ditentukan proporsi Sisa Hasil Usaha SHU untuk jasa modal dan jasa transaksi usaha yang dibagi kepada anggota. 3. Pembagian Sisa Hasil Usaha SHU anggota dilakukan secara transparan. Proses perhitungan Sisa Hasil Usaha SHU per anggota dan jumlah Sisa Hasil Usaha SHU yang dibagi kepada anggota harus diumumkan secara transparan, sehingga setiap anggota dapat dengan mudah menghitung secara kuantitatif berapa partisipasinya kepada koperasinya. 4. Sisa Hasil Usaha SHU anggota dibayar secara tunai. Sisa Hasil Usaha SHU per anggota haruslah diberikan secara tunai, karena dengan demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya.

G. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis

Koperasi dalam menjalankan usaha membutuhkan kontribusi modal dari anggota untuk membiayai kegiatan usaha. Berdasarkan tujuan koperasi yaitu mempromosikan anggota, maka yang diperjuangkan adalah agar anggota dapat meraih laba yang sebesar-besarnya.

1. Pengaruh Jumlah Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha

Menurut Baswir 1997: 124, bahwa setiap koperasi didirikan dengan tujuan untuk dapat terus menambah jumlah anggotanya, dengan cara memberikan kesempatan kepada masyarakat yang mendukung cita-cita koperasi untuk mendaftar sebagai anggota. Selain mendukung cita-cita sebuah koperasi, para calon anggota tentu harus dapat memenuhi syarat- syarat keanggotaan koperasi sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi yang bersangkutan. Namun demikian, tidak berarti bahwa koperasi harus menambah jumlah anggotanya secara besar-besaran dalam waktu singkat. Penambahan jumlah anggota harus disesuaikan dengan kemampuan pelayanan koperasi. Apabila seseorang telah menjadi anggota koperasi, maka anggota tersebut diharapkan dapat memanfaatkan barang dan jasa yang disediakan oleh koperasi. Anggota koperasi merupakan sasaran utama koperasi sebagai pembeli maupun sebagai penjual sesuai dengan kegiatan usaha koperasi. Semakin banyak hubungan ekonomis antara anggota dengan koperasi, maka semakin besar kemungkinan berkembangnya koperasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Taman 2012, yang menyatakan bahwa aktivitas anggota dalam melaksanakan kegiatan koperasi lebih berpengaruh terhadap SHU, bila anggota koperasi banyak namun sifatnya pasif tentu saja tetap tidak berpengaruh terhadap SHU koperasi. Oleh karena itu yang menentukan SHU