rata  yang  diambil  dari  tindakan  2  siklus  sebagaimana  yang  direncanakan. Hasil  yang  diperoleh  dari  penelitian  tersebut  adalah  penggunaan  media  film
animasi terbukti meningkatkan pembelajaran menyimak cerita anak bagi siswa kelas III SD Pangudi  Luhur Sedayu Tahun Pelajaran 20082009 dengan rata-
rata baik. Berbagai  penelitian  telah  dilakukan  dalam  bidang  menyimak  dan
hasilnya  menunjukan  bahwa  terjadi  peningkatan  keterampilan  menyimak setelah  diterapkan  pembelajaran  dengan  berbagai  metode  dan  teknik.
Meskipun  demikian,  penelitian  terhadap  keterampilan  menyimak  masih menarik  untuk  dilakukan.  Peneliti  juga  ingin  membuktikan  besarnya
persentase  kenaikan  kemampuan  menyimak  siswa  dalam  memahami  dan menanggapi cerita dengan menggunakan media audio visual.
B. Landasan Teori
1. Kemampuan Menyimak
Kemampuan  berasal  dari  kata “mampu”  yang  berarti  kuasa  bisa,
sanggup  melakukan  sesuatu,  sehingga  kemampuan  adalah  kesanggupan  dan kecakapan  melakukan  sesuatu  KBBI,  2002:552.  Sedangkan  menyimak
KBBI, 2002:94 adalah mendengarkan memperhatikan baik –baik apa yang
diucapkan  atau  dibaca  orang.  Menurut  Tarigan  1983:19  menyimak  adalah suatu  proses  kegiatan  mendengarkan  lambang-lambang  lisan  dengan  penuh
perhatian,  pemahaman,  apresiasi,  serta  interpretasi  untuk  memperoleh informasi,  menangkap  isi,  serta  memahami  komunikasi  yang  tidak
disampaikan  oleh  si  pembicara  melalui  ujaran  atau  bahasa  lisan.  Menyimak juga  bermakna  mendengarkan  dengan  penuh  pemahaman  dan  perhatian  serta
apresiasi Anderson dalam Tarigan 1983:19. Berdasarkan  pendapat  di  atas,  maka  kegiatan  menyimak  adalah
kegiatan  mendengarkan  lambang-lambang  lisan  yang  dilakukan  dengan sengaja, penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi dan interpretasi untuk
memperoleh  pesan,  informasi,  memahami  makna  komunikasi,  dan  merespon yang  terkandung  dalam  lambang  lisan  yang  disimak.  Sehingga  dapat
disimpulkan,  menyimak  film  cerita  anak  berarti  kegiatan  mendengarkan dengan  penuh  perhatian  tentang  apa  yang  disampaikan  dalam  film  tersebut,
sehingga  penyimak  mampu  memahami  isi  cerita  serta  mampu  memberikan apresiasi isi cerita dalam bentuk saran atau pendapat.
Tahapan  kegiatan  menyimak  menurut  Tarigan  1985:20-22  dapat dirangkum  menjadi  lima  langkah  yaitu  tahap  mendengar,  tahap  memahami,
tahap mengintrepretasi, tahap mengevaluasi, dan tahap menanggapi. a.
Tahap mendengar atau tahap hearing. Tahap ini penyimak mendengar dengan sungguh-sungguh  serta  memusatkan  perhatiannya  terhadap  segala  sesuatu
yang  diujarkan  oleh  pembicara.  Penyimak  berusaha  menangkap  pesan pembicara yang sudah diterjemahkan dalam bentuk bahasa.
b. Tahap  memahami  atau  tahap  understanding.  Setelah  penyimak  mendengar
ujaran  dari  pembicara,  maka  perlu  untuk  mengerti  atau  memahami  dengan baik bahan simakannya.
c. Tahap  menginterpretasi  atau  tahap  interpreting.  Penyimak  yang  baik,  yang
cermat dan teliti belum merasa puas kalau hanya mendengar dan memahami isi  ujaran  yang  diterima  sehingga  penyimak  ingin  mentafsirkan  apa  yang
tersirat dalam ujaran pembicara tersebut. d.
Tahap  mengevaluasi  atau  tahap  evaluating.  Setelah  penyimak  memahami serta  mentafsirkan  isi  pembicaraan,  maka  mulailah  penyimak  menilai  apa
yang telah diujarkan oleh pembicara yaitu tentang keunggulan dan kelemahan yang disimaknya.
e. Tahap  menanggapi  atau  tahap  responding.  Tahap  ini  merupakan  tahap
terakhir dalam kegiatan menyimak. Tanggapan atau reaksi penyimak terhadap pesan  yang  diterimanya  dapat  berwujud  berbagai  bentuk  seperti  anggukan
tanda  setuju,  menggeleng  tanda  tidak  setuju,  mencibir  atau  mengerjakan sesuatu, memberikan ungkapan atau pendapat terhadap hal yang disimaknya.
Menurut  konsep  di  atas,  maka  penelitian  yang  dilakukan  diharapkan berjalan  sesuai  dengan  tahapan  yang  diungkapkan  oleh  Tarigan.  Penelitian
yang  dilakukan  diawali  dengan  proses  mendengarkan  cerita  melalui  media audio  visual,  sehingga  siswa  mampu  memahami  isi  cerita  yang  disimaknya
dan pada akhirnya siswa diharapkan mampu memberikan tanggapan terhadap cerita tersebut.
Kemampuan  menyimak  terdiri  dari  berbagai  jenis,  Tarigan  Soclhan, 2008:10.10  mendefinisikan  menjadi  dua  macam  yaitu  menyimak  ekstensif
dan menyimak intensif.
a.
Menyimak  ekstensif  yaitu  menyimak  untuk  memahami  materi  simakan
hanya  secara  garis  besar  saja.  Kegiatan  menyimak  ekstensif  lebih  bersifat umum  atau  dilakukan  dalam  kehidupan  sehari-hari  dan  tidak  memerlukan
pengawasan khusus dari guru. Ada 4 jenis kegiatan ekstensif seperti berikut. 1
Menyimak  Sosial,  yaitu  kegiatan  menyimak  yang  berlangsung  dalam  situasi sosiallingkungan  sekitar.  Sebagai  contoh  adalah  seorang  anak  Jawa
menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun. Sehingga selanjutnya anak juga akan terbiasa berbahasa dan bersikap santun.
2 Menyimak Sekunder, yaitu kegiatan menyimak yang terjadi secara kebetulan
atau  kegiatan  menyimak  dilakukan  sambil  mengerjakan  sesuatu.  Sebagai contoh  adalah  ketika  seorang  ibu  sedang  memasak,  ia  juga  sedang
mendengarkan siaran televisi. 3
Menyimak  Estetika,  yaitu  kegiatan  menyimak  untuk  menikmati  dan menghayati sesuatu. Dalam kegiatan ini, penyimak duduk terpaku menikmati
suatu  pertunjukkan  secara  imajinatif.  Penyimak  ikut  mengalami,  merasakan karakter  dari  setiap  pelaku.  Sebagai  contoh  seorang  anak  menyimak
pembacaan  puisi  atau  rekaman  drama  atau  syair  lagu.  Dalam  hal  ini  emosi anak  tersebut  akan  tergugah,  dan  menjadi  tertarik  terhadap  apa  yang
disimaknya. 4
Menyimak  Pasif,  yaitu  kegiatan  menyimak  sesuatu  bahasan  yang  dilakukan tanpa  sadar.  Kegiatan  menyimak  pasif  biasanya  banyak  dilakukan  oleh
masyarakat  awam  dalam  kehidupan  sehari-hari.  Kegiatan  menyimak  pasif terjadi  karena  kebetulan  dan  ketidaksengajaan.  Sebagai  contoh  seseorang
yang  baru  pindah  ke  daerah  yang  baru.  Sehari-hari  mendengarkan  bahasa daerah  tersebut,  maka  dalam  beberapa  waktu  selanjutnya  orang  tersebut
mampu berkata dalam bahasa daerah yang baru. b.
Menyimak  Intensif,  yaitu  kegiatan  menyimak  yang  dilakukan  dengan
sungguh-sungguh  dan  dengan  tingkat  konsentrasi  yang  tinggi  untuk memahami  makna  yang  dikehendaki  dan  lebih  ditekankan  pada  kemampuan
menyimak  untuk  memahami  bahan  simakan  tersebut.  Kegiatan  menyimak intensif  lebih  diarahkan  dan  dikontrol  oleh  guru.  Ada  6  jenis  menyimak
intensif seperti berikut. 1
Menyimak Kritis, sejenis kegiatan menyimak yang di dalamnya sudah terlihat kurangnya  atau  tiadanya  keaslian,  ataupun  kehadiran  prasangka  serta
ketidak telitian yang akan diamati. Kegiatan menyimak kritis bertujuan untuk memberikan  penilaian  secara  obyektif  mengenai  kebenaran  informasi  yang
disimak. 2
Menyimak Konsentratif, menyimak yang merupakan sejenis telaah. Kegiatan menyimak dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman
yang baik tentang informasi yang disimak. 3
Menyimak  Kreatif,  mengakibatkan  pembentukan  atau  rekonstruksi  seorang anak secara imajinatif kesenangan akan bunyi, visi atau penglihatan, gerakan,
atau perasaan kinestetik yang disarankan oleh apa yang didengarnya. 4
Menyimak  Eksploratori,  sejenis  menyimak  intensif  dengan  maksud  dan tujuan  yang  agak  lebih  sempit.  Kegiatan  menyimak  ini  dilakukan  untuk
menemukan informasi baru.
5 Menyimak interogatif, sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak
konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan, karena penyimak harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
6 menyimak  selektif,  yaitu  kegiatan  menyimak  yang  memusatkan  perhatian
pada  hal  tertentu  yang  sudah  dipilih.  Kegiatan  menyimak  selektif  dilakukan dengan  menampung  aspirasi  penuturpembicara  dengan  menyeleksi  dan
membandingkan hasil simakan dengan hal yang relevan. Dari  pendapat  Tarigan  yang  telah  dikemukakan  di  atas,  maka  dapat
disimpulkan  bahwa  dalam  penelitian  ini  lebih  memusatkan  pada  peningkatan kemampuan  menyimak  intensif  konsentratif.  Kegiatan  menyimak  ini  sengaja
dilakukan oleh peneliti dengan arahan serta kontrol khusus dari peneliti. Penelitian ini  juga  dilakukan  untuk  meningkatkan  kemampuan  siswa  untuk  lebih
berkonsentrasi  atau  memusatkan  perhatiannya.  Sehingga  siswa  memperoleh pemahaman  yang  baik  mengenai  informasi  yang  terkandung  dalam  cerita,  serta
pada akhirnya siswa mampu memberikan saranpendapat terhadap informasi yang didapat.
Menurut  Tarigan  Tarigan,  1983:19  tujuan  utama  menyimak  adalah memperoleh  informasi,  menangkap  isi,  memahami  atau  menghayati  pesan,
menginterpretasikan  ide  pokok  dan  menanggapinya  secara  tepat,  menyimak gagasan  yang  tersirat.  Adapula  tokoh  lain  yang  mengungkapkan  tentang  tujuan
menyimak  adalah  Werdiningsih  Soclhan,  2008:10.23-10.27.  Werdiningsih menjabarkan  tujuan  menyimak  secara  umum  dan  tujuan  menyimak  dalam
pembelajaran  di  Sekolah  Dasar.  Secara  umum  tujuan  menyimak  adalah  sebagai berikut.
a. Menyimak  untuk  mendapatkan  fakta  dapat  dilakukan  melalui  radio,  televisi,
pertemuan  ilmiah,  dan  ceramah.  Dari  berbagai  sarana  ini  dapat  diperoleh berbagai fakta sesuai dengan yang diinginkan penyimak.
b. Menyimak  untuk  menganalisis  fakta,  artinya  menguraikan  fakta  atas  unsur-
unsur  pemahaman  secara  menyeluruh.  Menganalisis  fakta  dapat  dilakukan dengan mencermati makna setiap frasa, kalimat, dan wacana.
c. Menyimak  untuk  mengevaluasi  fakta,  peranan  utamanya  untuk  membantu
penyimak  memutuskan  apakah  fakta-fakta  yang  disimak  diterima  atau ditolak.
d. Menyimak  untuk  mendapatkan  inspirasi,  maksudnya  adalah  sebagai  suatu
alasan  untuk  melakukan  kegiatan  menyimak  tersebut.  Inspirasi  biasanya diperoleh  melalui  kegiatan  menyimak  ceramah,  kotbah,  televisi,  pertemuan
ilmiah, pertemuan reuni, diskusi, debat, dan lain-lain. e.
Menyimak  untuk  mendapatkan  hiburan,  seperti  menyimak  lagu-lagu  dari radio, rekaman tape recorder, televisi, rekaman VCD, atau dapat juga melalui
menyimak ceramah atau pidato yang menggunakan berbagai media pembantu atau dengan selingan humor.
f. Menyimak untuk memperbaiki kemampuan berbicara
Adapula  tujuan  menyimak  pada  pelajaran  di  Sekolah  Dasar,  adalah  sebagai berikut.
a. Melatih  siswa  menghargai  orang  lain,  dalam  artian  diharapkan  siswa  benar-
benar  terfokus  mendengarkanmenyimak  guru  dan  tidak  berbicara  sendiri dengan temannya.
b. Melatih  siswa  disiplin,  melalui  pelajaran  menyimak  hal  itu  dapat  dilatihkan
karena  orang  menyimak  memerlukan  konsentrasi  untuk  mencurahkan  segala pikiran,  perasaan,  pengetahuan,  pengalaman,  dan  sebagainya  agar
mendapatkan hasil yang maksimal. c.
Melatih  siswa  berfikir  kritis,  dengan  berfikir  kritis  akan  mempercepat perkembangan pengetahuan dan ketrampilan siswa yang pada akhirnya dapat
mempertinggi kecakapan dalam hidupnya. d.
Melatih  siswa  meningkatkan  daya  nalar,  dengan  menyimak  siswa  dilatih untuk  mengidentifikasi,  mencocokkan,  menganalisis,  dan  menyimpulkan
hasil  simakan  berdasarkan  pengetahuan  dan  pengalamannya  untuk meningkatkan  daya  nalar  sehingga  dapat  mengembangka  kecakapan  hidup
yang telah dimiliki. e.
Melatih  siswa  untuk  meningkatkan  keterampilan  berbicara,  melalui  proses menyimak siswa dapat menguasai pengucapan fonem, kosakata, makna kata,
dan kalimat. Hal ini sangat membantu siswa dalam kegiatan berbicara sebagai aktivitas aktif produktif.
Berdasarkan  tujuan  menyimak  yang  telah  diuraikan  di  atas,  maka menyimak yang dilaksanakan dalam penelitian  ini memiliki tujuan untuk melatih
siswa  meningkatkan  daya  nalar,  mengungkapkan  ide  ataupun  gagasan,  serta perasaannya  kepada  orang  lain  dengan  lancar  dan  tepat  atau  dapat  dikatakan
mampu  mengungkapkan  pendapat  dan  tanggapannya  terhadap  isi  cerita  yang didengarnya.
Pengembangan  kemampuan  menyimak  dipengaruhi  oleh  berbagai faktor.  Menurut  Tarigan  1983:44-47  faktor
–faktor  yang  mempengaruhi menyimak adalah sebagai berikut.
a. Faktor Fisik
Kondisi  fisik  seseorang  penyimak  merupakan  faktor  penting  yang  turut menentukan keefektifan serta kualitas keaktifan dalam menyimak.
b. Faktor Psikologis
Faktor  psikologis  juga  mempengaruhi  proses  menyimak.  Faktor  psikologis yang positif memberi pengaruh yang baik, sedangkan faktor psikologis  yang
negatif  memberi  pengaruh  yang  buruk  terhadap  kegiatan  menyimak.  Faktor negatif  itu  antara  lain  prasangka  dan  kurang  simpati,  keegosentrisan  dan
keasyikan  terhadap  minat  pribadi,  pandangan  yang  kurang  luas,  kebosanan dan  kejenuhan,  sikap  yang  tidak  layak  terhadap  pembicara.  Faktor  positif
yang  menguntungkan  bagi  kegiatan  menyimak  misalnya  pengalaman  masa lalu  yang  menyenangkan,  yang  telah  menentukan  minat  dan  pilihan,
kepandaian yang beraneka ragam. c.
Faktor Pengalaman Sikap merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan pengalaman. Kurang
minat agaknya merupakan akibat dari pengalaman yang kurang atau tidak ada sama  sekali  pengalaman  dalam  bidang  yang  disimak.  Faktor  pengalaman
merupakan suatu faktor penting dalam kegiatan menyimak.
Berdasarkan pendapat Tarigan di atas, maka penelitian yang dilakukan juga  akan  mempertimbangkan  tiga  faktor  yang  mempengaruhi  kegiatan
menyimak. Dari sisi faktor kondisi fisik, seluruh siswa kelas III B SD Negeri Bumijo memiliki kondisi fisik yang lengkap dan sempurna. Sehingga dengan
pemilihan media pembelajaran yang digunakan tidak ada kendala bagi siswa. Oleh  karena  itu,  pemilihan  media  audio  visual  diharapkan  mampu
mengembangkan  fungsi  organ  tubuh  siswa  terkhusus  berkembangnya  faktor pendengaran dan penglihatan siswa.
Pertimbangan  yang  digunakan  pada  faktor  psikologis  anak  adalah siswa  kelas  III  sesuai  tahapan  perkembangan  dalam  usianya,  sering  cepat
merasa  bosan  dan  lebih  tertarik  pada  hal-hal  yang  baru.  Oleh  sebab  itu, peneliti  memilih menggunakan  media audio  visual.  Penggunaan  media audio
visual di lingkungan SD Negeri Bumijo merupakan hal yang jarang dilakukan. Dengan penggunaan media ini diharapkan siswa menjadi lebih tertarik karena
proses pembelajaran dilakukan wdengan metode yang baru. Peneliti berusaha menampilkan  pembelajaran  dengan  sesuatu  yang  baru  dengan  harapan  siswa
menjadi  lebih  tertarik  mengikuti  pembelajaran  dan  memberikan  respon  yang positif.
Pertimbangan faktor pengalaman juga merupakan unsur penting dalam pelaksanaan  kegiatan  menyimak  yang  dilakukan.  Oleh  karena  itu,  peneliti
memilih  jenis  film  anak  yang  temanya  juga  berhubungan  dengan  peristiwa yang  sering  dialami  siswa.  Dengan  harapan  siswa  dapat  membandingkan
pengalamannya  dengan  jalan  cerita  film  dan  siswa  bisa  memilah  hal  yang baik, yang patut dicontoh dan hal buruk yang harus dihindari.
Bahan  yang  digunakan  dalam  pembelajaran  menyimak  juga  harus menarik  minat  dan  dekat  dengan  kebutuhan  siswa.  Hal
–hal  yang  perlu dipertimbangkan  untuk  bahan  pembelajaran  menyimak  Subyantoro  dan
Hartono, 2003:5 –7, adalah sebagai berikut.
a. Keluasan Bahan Ajar
Bahan  ajar  menyimak  dapat  diambil  dari  berbagai  sumber.  Bahan  ajar hendaknya  sesuai  dengan  tingkat  kemampuan  siswa,  materi  simakan  yang
sesuai,  dan  cocok  dengan  kemampuan  siswa.  Supaya  menghasilkan  proses belajar  mengajar  yang  memuaskan  dan  menyenangkan,  baik  bagi  siswa
maupun bagi guru. b.
Keterbatasan Waktu Dalam  pembelajaran  guru  dituntut  agar  dapat  menyesuaikan  waktu  yang
tersedia dengan bahan yang diajarkan. c.
Perbedaan Karakteristik Pembelajar Perbedaan  karakteristik  pembelajar  ditentukan  oleh  berbagai  faktor  antara
lain minat, bakat, intelegensi dan sikapnya. Hal itu merupakan pertimbangan khusus  bagi  guru  untuk  memilih  bahan  simakan  yang  selaras  dengan  bakat,
minat, dan sikap pembelajar. d.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Pada  dasarnya  bahan  pembelajaran  menyimak  harus  menyesuaikan  diri
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, selain itu bahan
pembelajaran  menyimak  harus  menarik,  selaras,  dan  autentik  dengan  materi pelajaran  dalam  jenjang  pendidikan.  Bahan  pembelajaran  menyimak  yang
menarik  akan  mendapat  perhatian  yang  sungguh-sungguh  dari  siswa.  Selain menarik,  bahan  pembelajaran  menyimak  harus  selaras.  Keselarasan  bahan
ajar  menyimak  dengan  penyimak  merupakan  syarat  utama  dalam  proses pembelajaran  menyimak.  Kegagalan  pembelajar  menyimak  lebih  banyak
disebabkan  oleh  ketidakmampuan  pembelajar  terhadap  makna,  baik  makna gramatikal,  leksikal,  maupun  kultural  dalam  bahan  ajar.  Faktor  lain  yang
perlu  dipertimbangkan  adalah  keautentikan,  dalam  hal  ini  istilah  autentik diartikan  asli.  Bahan  yang  asli  ialah  bahan  yang  dapat  ditemukan  di
lingkungan  siswa,  apa  yang  biasa  didengar  siswa  dalam  kehidupan  sehari –
hari, akan lebih baik jika diambil sebagai bahan ajar menyimak. Dari uraian di atas, tentang hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
menggunakan  media  pembelajaran  maka  peneliti  mencoba  menggunakan media film yang berkaitan dengan kehidupan siswa secara umum.  Film  yang
digunakan  dalam  penelitian  ini  bertemakan  tentang  peristiwa  yang  pernah dialami siswa mimpi buruk, mendapat hadiah dari orang tua, dihukum guru,
ataupun  belajar  sopan  santun.  Peneliti  memilih  tema  film  ini  adalah  untuk meningkatkan daya empati siswa terhadap lingkungan sekitar.
Penilaian  kemampuan  menyimak  dilakukan  dengan  menggunakan  tes untuk  mengukur  kemampuan  siswa  menangkap  dan  memahami  informasi
yang terkandung di dalam wacana yang diterima melalui saluran pendengaran. Untuk tes kemampuan menyimak, pemilihan bahan tes lebih ditekankan pada
keadaan  wacana,  baik  dilihat  dari  segi  tingkat  kesulitan,  isi  dan  cakupan, maupun  jenis-jenis  wacana  Nurgiyantoro,  1988:214.  Penilaian  kemampuan
menyimak  dapat  dilakukan  dengan  pengumpulan  kerja  siswa  portofolio, hasil  karya  produk,  penugasan  proyek,  kinerja  performance,  dan  tes
tertulis paper and pencil. Penilaian hasil hanya merujuk pada hasil simakan siswa  yang  berupa  jawaban-jawaban  terhadap  pertanyaan  serta  kemampuan
siswa dalam memberikan saranpendapat, sedangkan penilaian terhadap proses dilakukan  dengan  menggunakan  model  instrumen  penilaian  yang  dirancang
guru. Pengukuran  keterampilan  menyimak  dalam  penelitian  ini  dilakukan
bersamaan  dengan  kegiatan  pembelajaran  yang  sengaja  dirancang  oleh peneliti. Oleh karena itu, pengungkapan keterampilan menyimak dapat berupa
latihan-latihan  mengerjakan  tugas  tertentu,  seperti  tanya  jawab  singkat mengenai  wacana  yang  didengarkan,  mengungkapkan  kembali  pemahaman
siswa  baik  secara  lisan  maupun  tertulis,  dan  juga  mengungkapkan saranpendapat  terhadap  informasi  yang  didengar.  Jawaban  terhadap
pertanyaan  dapat  dinilai  berdasarkan  tepat  atau  tidaknya  jawaban  dengan melakukan  penskoran  berdasarkan  jumlah  soal  dan  bobot  soal,  sedangkan
hasil  simakan  siswa  yang  berupa  respon  dinilai  berdasarkan  tepat  atau  tidak respon  itu  dengan  apa  yang  diungkapkan  atau  diperintahkan  dalam  bahan
simakan Subyantoro dan Hartono, 2003:14.
2. Kemampuan Memahami