audio visual dapat digunakan sebagai alternatif dalam melatih kemampuan anak menyimak cerita.
Jadi dalam penelitian ini diharapkan pembelajaran yang memanfaatkan media audio visual pada proses pembelajaran menyimak dapat meningkatkan
proses dan hasil pembelajaran sehingga kompetensi dasar benar-benar dikuasai siswa. Selain itu, menjadikan proses pembelajaran lebih bervariasi
dan menarik, siswapun menjadi termotivasi dalam mengikuti setiap proses pembelajaran di sekolah.
C. Kerangka Berfikir
Keterampilan berbahasa siswa yang paling mendasar adalah keterampilan menyimak. Hal ini dikarenakan keterampilan menyimak
memiliki pengaruh terhadap keterampilan berbahasa lainnya seperti berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak juga akan mempengaruhi
hasil belajar yang dicapai siswa Depdiknas 2004:1. Dengan demikian keterampilan menyimak terutama di sekolah dasar perlu ditingkatkan karena
dengan dasar atau pembiasaan pada siswa dalam mendalami kemampuan menyimak yang baik, maka siswa tersebut dapat mengaplikasikan
keterampilan-keterampilan berbahasa yang lain dengan baik pula. Pada kenyataannya, keterampilan menyimak siswa kelas III B SD
Negeri Bumijo belum optimal. Hal ini karena siswa kurang tertarik dengan proses pembelajaran yang dilakukan, sehingga rata-rata nilai hasil belajar yang
diperoleh siswa rendah. Selain hal tersebut, kurang optimalnya kemampuan
siswa disebabkan oleh strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran masih menggunakan media yang belum berkembang dan cenderung seadanya.
Selama ini dalam proses pembelajaran siswa hanya ditugaskan untuk menyimak dari pembacaan teks yang dilakukan oleh guru. Sehingga siswa
mengalami kebosanan dan kurang termotivasi untuk belajar menyimak dan akhirnya berpengaruh pada penguasaan keterampilan menyimak.
Menurut Tarigan menyimak merupakan proses mendengarkan dengan sungguh-sungguh, penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi
untuk memperoleh informasi serta memahami makna komunikasi. Tujuan utama dari kegiatan menyimak adalah untuk menangkap, memahami, atau
menghayati pesaninformasi serta mampu menginterpretasikanmemberi kesan atau pendapat informasi yang diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa ketrampilan menyimak tidak dapat berkembang tanpa latihan yang lebih mendalam.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin meningkatkan kemampuan menyimak siswa terkhusus kemampuan siswa dalam memahami serta
menanggapi cerita yang didengar. Kemampuan memahami dan menanggapi berhubungan dengan aspek kognitif siswa. Sependapat dengan teori Tarigan,
Bloom juga mengungkapkan bahwa seseorang yang memiliki pemahaman, berarti mampu mengingat informasi yang didengar. Oleh karena itu, peneliti
menekankan pada kemampuan siswa dalam menyebutkan nama-nama tokoh dengan tepat, kemampuan menjelaskan watak yang dimiliki masing-masing
tokoh, serta kemampuan menentukan urutan cerita dari awal hingga akhir
cerita dengan runtut. Sedangkan kemampuan interpretasi adalah kemampuan menyatakan pendapat, mengemukakan alasan pendapat, serta memberi saran
terhadap isi cerita yang disimak. Peneliti mencoba melakukan perubahan pada kegiatan menyimak yaitu
dengan melakukan pembelajaran menggunakan media audio visual. Dengan media ini diharapkan dapat menambah minat siswa dalam belajar. Film yang
digunakan adalah film yang kontekstual atau berhubungan dekat dengan kehidupan siswa. Pemilihan film yang kontekstual, diharapkan siswa akan
lebih mudah menghayati dan mendalami jalan cerita film tersebut. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus. Tiap siklus
terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus I dimulai dengan tahap perencanaan, berupa rencana kegiatan untuk
menentukan langkah-langkah
yang akan
dilakukan peneliti
untuk memecahkan masalah. Pada tahap tindakan, peneliti melakukan kegiatan
sesuai dengan rencana yang telah disusun. Tindakan yang dilakukan adalah mengadakan proses pembelajaran menyimak cerita dengan menggunakan
media audio visual. Tahap observasi dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung. Hasil yang diperoleh dalam pembelajaran kemudian direfleksi.
Kelebihan yang diperoleh dalam siklus I dipertahankan, sedangkan kelemahan yang ada dicarikan solusi dalam siklus II, dengan cara memperbaiki
perencanaan pada siklus II. Siklus II diawali dengan memperbaiki perencanaan. Setelah
perencanaan tersebut diperbaiki, tahap berikutnya yaitu tindakan dan
observasi. Hasil yang diperoleh dalam tahap tindakan dan observasi pada siklus ini kemudian direfleksi untuk menentukan kemajuan-kemajuan yang
telah dicapai dalam proses pembelajaran. Hasil tes siklus I dan silus II kemudian dibandingkan untuk mengetahui peningkatan keterampilan
menyimak cerita dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas III B SD Negeri Bumijo.
D. Hipotesis Tindakan