menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Kelas,
dalam hal ini tidak terikat dalam pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu
yang sama menerimapelajaran yang sama dari guru yang sama pula.” Penelitian tindakan kelas memiliki dua fungsi yaitu, berfungsi reflektif
dan reparatif. Fungsi reflektif yaitu, penelitian tindakan kelas didasarkan pada analisis refleksi yang dilakukan guru berdasarkan kegiatan dan proses
pembelajaran yang telah dilakukan. Analisis refleksi ini dapat berupa kelemahan-kelemahan ataupun perunahan-perubahan yang dilakukan dalam
rangka memperbaiki kualitas pembelajaran. Kegiatan penelitian ini sekaligus juga berfungsi reparatif, yaitu memperbaiki kualitas pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III B semester ganjil tahun ajaran 20112012 di SD Negeri Bumijo Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta.
Penelitian yang dilakukan hanya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan tema pengalaman siswa. Obyek penelitian ini dipusatkan pada
kemampuan menyimak siswa untuk menanggapi cerita. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III B SD Negeri
Bumijo Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta dengan jumlah siswa 29 anak, yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan November tahun ajaran 20112012 yang bertempat di SD Negeri Bumijo.
1. Kondisi Fisik
Sekolah Dasar Negeri Bumijo mempunyai 9 ruang kelas sebagai tempatruang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari 2 ruang
untuk kelas 1; 2 ruang untuk kelas 2; 2 ruang untuk kelas 3; 1 ruang untuk kelas 4; 1 ruang untuk kelas 5; dan 1 ruang untuk kelas 6. Fasilitas lain yang
sudah dimiliki SD Negeri Bumijo yaitu ruang kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, UKS, dapur sekolah, WC serta beberapa fasilitas lain yang
dapat menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar seperti 2 unit komputer, 1 unit mesin ketik, 1 unit laptop, 1 unit LCD, 1 unit keyboard,
seruling, pianika dan masih banyak lagi alat peraga pendidikan. 2.
Kondisi Non Fisik Yang dimaksudkan kondisi non fisik dalam hal ini adalah sumber daya
manusia, baik yang berupa tenaga pendidik maupun siswa. Tenaga pendidik guru terutama di sekolah dasar mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. a.
Kondisi Guru Sekolah Dasar Negeri Bumijo memiliki jumlah keseluruhan tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan yaitu 24 orang dengan rincian sebagai berikut, 1 orang kepala sekolah yang merangkap tugas mengampu di SD
Negeri Kyai Mojo, 8 guru kelas yang berstatus sebagai PNS termasuk peneliti. Ada 4 tenaga bantuan NABAN yaitu 1 orang sebagai guru kelas III
A, 1 orang sebagai guru mata pelajaran Bahasa Inggris, 1 orang sebagai tenaga perpustakaan, dan 1 orang sebagai penjaga sekolah. Di SD Negeri Bumijo
juga tersedia 3 guru agama; 1 guru agama Islam PNS; 1 guru agama Katholik PNS; 1 guru agama Kristen honor sekolah, ada 1 guru penjaskes
PNS, guru SBK ada 3 guru honor sekolah, ada 1 tenaga keamanansatpam honor sekolah, dan ada 1 tenaga administrasiTU honor sekolah.
Sedangkan 2 tenaga lagi adalah guru ekstrakulikuler pramuka dan TPA yang merupakan tenaga honor sekolah.
b. Kondisi Siswa
Siswa Sekolah Dasar Negeri Bumijo merupakan siswa yang berasal dari lingkungan sekitar Kecamatan Jetis, Kecamatan Gondolayu, dan
sekitarnya. Siswa kelas III B kebanyakan memiliki latar belakang orang tua sebagai pedagang. Dengan keadaan tersebut, peneliti menggunakan media
cerita anak film yang berkaitan dengan realita kehidupan anak sehari-hari. c.
Lingkungan Sekolah Dari segi letak yang berada di pusat kota, sebenarnya SD Negeri
Bumijo sangat setrategis, karena dekat dengan jalan raya yang banyak di lalui transportasi umum. Selain letaknya dekat dengan jalan raya, sekolah ini juga
terletak di tengah kota sehingga mudah mendapatkan fasilitas pendidikan yang lebih memadai. Sekolah yang terletak di pusat kota juga lebih mudah
mendapatkan media ataupun perangkat pembelajaran yang dibutuhkan. Namun, kadang ada pula sisi negatifnya yaitu kurangnya pembatasan dalam
pergaulan. Sehingga nilai-nilai budi pekerti pada anakpun menjadi luntur.
C. Desain Penelitian