2. Siklus I
Data  yang  diperoleh  pada  siklus  I  adalah  data  hasil  tes  tertulis  yang dilakukan secara individu oleh siswa kelas III B sebanyak 29 siswa. Penilaian
hasil  tes  tertulis  tersebut  meliputi  2  aspek  kemampuan  menyimak  yaitu kemampuan memahami cerita dan kemampuan menanggapi cerita. Berikut ini
daftar perolehan nilai hasil belajar siswa pada siklus I.
Tabel 4.3 Hasil Tes Siklus I Kemampuan Memahami Cerita Anak
Klasifikasi Nilai
Menyebutkan Nama Tokoh
Menjelaskan Watak Tokoh
Menentukan Urutan Cerita
Jumlah siswa
Persen  Jumlah siswa
Persen Jumlah
siswa Persen
86-100 13
45 2
7 71-85
15 52
23 79
6 21
56-70 1
3 5
17 9
31 41-55
7 24
≤ 40 1
3 5
17 Jumlah
29 100
29 100
29 100
Hasil  belajar  siswa  pada  aspek  memahami  cerita  telah  mengalami
peningkatan  dibandingkan  dengan  kondisi  awal  atau  kondisi  sebelum menggunakan  media  audio  visual.  Pada  siklus  I,  kemampuan  siswa  dalam
menyebutkan  nama  tokoh  sebanyak  52    mampu  menyebutkan  nama  tokoh dengan  baik.  Pada  indikator  menjelaskan  watak  tokoh  sebanyak  79    siswa
mampu  mengungkapkan  dengan  baik  pula,  sedangkan  pada  indikator mengurutkan cerita sebanyak 21  siswa mampu mengurutkan cerita dengan
baik. Rincian  dari  data  penelitian  di  atas  tersaji  dalam  diagram  batang
berikut ini.
Grafik 4.3 Kemampuan memahami cerita anak
Dari  grafik  4.3,  hasil  belajar  siswa  dalam  menyebutkan  nama  tokoh sangat baik ada 13 siswa. Hal ini berarti, pada kelas III B SD N Bumijo telah
mengalami  peningkatan.  Pada  kemampuan  menjelaskan  watak  tokoh  juga mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang mampu dengan baik  menjelaskan
watak  tokoh  menjadi  21  siswa.  Pada  indikator  menjelaskan  watak  tokoh  ada 23  siswa  yang  berhasil  dengan  baik  sedangkan  5  siswa  yang  lain
berkemampuan  cukup  dan  tinggal  1  siswa  yang  masih  sangat  kurang.  Aspek lain  yang  dinilai  dalam  indikator  kemampuan  memahami  cerita  adalah
kemampuan  siswa  dalam  menentukan  urutan  cerita.  Sejumlah  2  siswa berkemampuan  sangat  baik,  6  siswa  berkemampuan  baik,  9  siswa
berkemampuan cukup, 7 siswa yang berkemampuan kurang dan 5 siswa yang lain masih sangat kurang dalam menentukan urutan cerita.
Peran  penggunaan  media audio  visual  film  yang  digunakan  peneliti sudah  mulai  terlihat.  Hal  ini  dibuktikan  dengan  meningkatnya  jumlah  siswa
yang  mampu  menyebutkan  nama-nama  tokoh,  menjelaskan  watak  tokoh dalam cerita, dan menentukan urutan cerita sesuai dengan cerita yang disimak.
Siswa terlihat lebih tertarik untuk menyimak cerita, karena mereka disuguhkan gambar-gambar  tokoh  yang  ada  dalam  cerita.  Oleh  sebab  itu,  kemampuan
siswa  dalam  hal  menyebutkan  nama-nama  tokoh  lebih  meningkat dibandingkan dengan hasil tes pada kemampuan awal.
Selain  meneliti  tentang  peningkatan  kemampuan  siswa  dalam memahami  cerita  anak.  Dalam  penelitian  ini  juga  diadakan  tes  dalam  hal
menanggapi cerita anak yang telah disimak dengan menggunakan media audio visual  film.  Berikut  ini  disajikan  hasil  tes  siswa  kelas  III  B  SD  N  Bumijo
pada kemampuan menanggapi cerita.
Tabel 4.4 Hasil Tes Siklus I Kemampuan Menanggapi Cerita Anak
Klasifikasi Nilai
Menyatakan Pendapat
Mengemukakan Alasan Pendapat
Memberi Masukan Saran
Jumlah siswa
Persen Jumlah
siswa Persen
Jumlah siswa
Persen 86-100
26 90
1 3
71-85 2
7 6
21 7
24 56-70
1 3
22 76
4 14
41-55 1
3 ≤ 40
1 3
16 55
Jumlah 29
100 29
100 29
100 Dari  data  di  atas,  dapat  terlihat  peningkatan  kemampuan  siswa  dari
kondisi  sebelumnya.  Rata-rata  siswa  telah  mampu  menyatakan  tanggapan terhadap  watak tokoh  dalam  cerita  yang  disimak.  Sebanyak  90    siswa  atau
sebanyak  26  siswa  telah  mampu  menyatakan  tanggapan  dengan  sangat  baik. Pada  indikator  mengemukakan  alasan  pendapat,  siswa  yang  mampu  dengan
baik  ada  21    atau  sebanyak  6  siswa.  Dan  pada  indikator  memberi
masukansaran  terhadap  watak  tokoh  masih  banyak  yang  kemampuannya sangat kurang yaitu ada 16 siswa atau sebanyak 55 .
Rincian  dari  data  penelitian  di  atas  tersaji  dalam  diagram  batang berikut ini.
Grafik 4.4 Kemampuan menanggapi cerita anak
Grafik 4.4 menunjukkan bahwa siswa banyak mengalami peningkatan dalam  menanggapi  cerita  yang  disimaknya.  Pada  kondisi  awal  hanya  ada  6
siswa  yang mampu mengungkapkan tanggapannya, setelah dilakukan siklus I ada  26  siswa  yang  mampu  menyatakan  tanggapan  dengan  sangat  baik,  dan
hanya ada 3 siswa yang menyatakan tanggapan dengan baik. Dalam indikator ini  siwa  hanya  diminta  untuk  mengungkapkan  tanggapannya  terhadap  watak
tokoh  yang  ditampilkan  pada  gambar.  Sebagai  contoh  ada  gambar  tokoh “Topan” yang memiliki watak rajin belajar, siswa yang mampu dengan sangat
baik menjawab setuju. Dalam  hal  mengemukakan  alasan  terhadap  tanggapan  yang
disampaikan,  juga  telah  mengalami  peningkatan  dari  kondisi  awal.  Ada  6 siswa  yang  mampu  mengemukakan  alasan  dengan  sangat  baik  dan  ada  22
siswa  yang  mengemukakan  secara  baik.  Sebagai  contoh  jawaban  siswa  yang dianggap baik dalam mengemukakan
alasan adalah “saya setuju dengan watak Topan yang menjadi anak rajin demi kebaikan Topan”. Contoh jawaban yang
diungkapkan siswa yang lain sebagai jawaban yang sangat baik adalah “Saya tidak setuju dengan Ibu  guru  yang langsung memarahi topan. Padahal Topan
kan tidak salah, dia mengejar Ali karena Ali nakal. Harusnya Bu Guru  nanya dulu  jangan  langsung  marah-
marah”.  Dalam  hal  ini  siswa  mampu mengungkapkan alasan mengapa tidak setuju terhadap watak tokoh yang ada
dalam cerita. Pada  indikator  memberikan  saran  terhadap  watak  tokoh,  ada  1  siswa
yang  berhasil  mengungkapkan  saran  dengan  sangat  baik,  7  siswa mengungkapkan  dengan  baik,  4  siswa  cukup,  namun  sekitar  16  siswa  sangat
kurang dalam mengungkapkan saran. Sebagai  contoh  hasil  belajar  siswa  yang  dinyatakan  mampu
memberikan  saran  dengan  baik  adalah  “saya  tidak  setuju  dengan  watak  Ali yang  suka  nakal  dan  jail.  Ali  tidak  boleh  mengganggu  teman  yang  lagi
membaca.  Sebaiknya  Ali  sopan  dan  mengembalik an  bukunya  Topan”.
Sedangkan  beberapa  jawaban  siswa  yang  dinyatakan  kurang  dalam memberikan saran contohnya “saya tidak setuju dengan Ali karena tidak baik.
Harusnya  Ali  yang  baik”.  Ada  juga  beberapa  siswa  yang  sama  sekali  tidak menuliskan  saran  hanya  ditu
lis  dengan  kata  “tidak  setuju”  atau  dengan  kata “tidak baik”.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil pembelajaran menyimak siswa  untuk  siklus  I  telah  mengalami  peningkatan.  Hasil  belajar  yang
diperoleh siswa pada kedua indikator melampaui nilai KKM yang ditentukan. Hal  tersebut  dapat  diketahui  dari  hasil  tes  tertulis  yang  dikerjakan  siswa.
Meskipun  demikian,  berdasarkan  hasil  refleksi  yang  dilakukan  oleh  peneliti perlu adanya penelitian siklus II. Siklus II dilakukan untuk memperoleh hasil
penelitian  yang  lebih  signifikan  dan  memperbaiki  kekurangan  yang  ada  pada proses pembelajaran siklus I.
Ketika  proses  pembelajaran  siklus  I  berlangsung,  peneliti  juga melaksanakan  observasi  terhadap  peran  serta  siswa.  Aspek  yang  diamati
ketika  pembelajaran  berlangsung  adalah  keseriusan  siswa  dalam  mengikuti kegiatan  menyimak  dan  juga  aspek  keberaniankepercayaan  diri  siswa  dalam
mengungkapkan  tanggapan.  Hasil  observasi  yang  dilakukan  guru  selama proses pembelajaran siklus I berlangsung terlampir di bawah ini.
Tabel 4.5 Hasil Observasi Siklus I Keseriusan Siswa Menyimak Cerita Anak
No Nama Siswa
Skala Penilaian 4
3 2
1 1
WP √
2 AR
√ 3
AD √
4 AA
√ 5
AH √
6 AP
√ 7
AF √
8 AS
√ 9
CA √
10 EM
√ 11
JO √
12 JF
√ 13
KC √
14 MF
√ 15
MN √
16 NM
√ 17
NF √
18 NA
√ 19
OF √
20 RC
√ 21
SW √
22 ST
√ 23
SF √
24 TB
√ 25
TP √
26 WA
√ 27
RA √
28 AD
√ 29
DU √
Jumlah Siswa 3
17 9
Jumlah Skor 12
51 18
Rerata skor 27
Persentase rerata skor 70
Dari  hasil  tabel  diatas,  terlihat  bahwa  ada  3  siswa  yang  memperolah
skor  4  yang  artinya  siswa  tersebut  serius  menyimak  cerita  dari  awal  hingga akhir  cerita.  Yang  mendapatkan  skor  3  ada  17  siswa.  Hal  ini  berarti  siswa
tersebut  menyimak  cerita  dari  awal  hingga  pertengahan  cerita  saja.  Ada beberapa siswa yang kemudian asyik bercerita dengan teman sekelompoknya,
ada pula yang mengerjakan hal lain selain menyimak. 9 siswa mendapat skor 2 yang  artinya  siswa  tersebut  dari  telah  banyak  berbicara  dengan  teman
sekelompoknya, dan menyimak cerita hanya pada saat akhir cerita. Persentase  untuk  indikator  keseriusan  menanggapi  cerita  siswa  kelas
III  B  SD  Negeri  Bumijo  pada  siklus  I  adalah  sekitar  70.  Sesuai  dengan kriteria penilaian, berarti dapat dikatakan bahwa siswa baik dalam menyimak
dapat  pula  diartikan  rata-rata  siswa  dalam  kelas  tersebut  telah  serius
menyimak.  Hal-hal  yang  menyebabkan  mereka mulai  kehilangan  konsentrasi dalam menyimak adalah suara film yang didengar kurang jelas khususnya bagi
kelompok  siswa  yang  berada  di  belakang.  Kondisi  lingkungan  yang  kurang mendukungpun mempengaruhi keseriusan siswa.
Hasil yang diperoleh untuk aspek keberanian siswa dalam menanggapi cerita yang disimak adalah sebagai berikut.
Tabel 4.6 Hasil Observasi Siklus I Keberanian Siswa Menanggapi Cerita Anak
No Nama Siswa
Skala Penilaian 4
3 2
1 1
WP √
2 AR
√ 3
AD √
4 AA
√ 5
AH √
6 AP
√ 7
AF √
8 AS
√ 9
CA √
10 EM
√ 11
JO √
12 JF
√ 13
KC √
14 MF
√ 15
MN √
16 NM
√ 17
NF √
18 NA
√ 19
OF √
20 RC
√ 21
SW √
22 ST
√ 23
SF √
24 TB
√ 25
TP √
26 WA
√ 27
RA √
28 AD
√ 29
DU √
Jumlah Siswa 5
11 9
4 Jumlah Skor
20 33
18 4
Rerata skor 18.75
Persentase rerata skor 65
Dari  hasil  tabel  diatas,  terlihat  bahwa  ada  5  siswa  yang  memperolah
skor  4  yang  artinya  berani  tanpa  ditunjuk  untuk  menyatakan  tanggapannya. Yang  mendapatkan  skor  3 ada  11  siswa. Hal  ini  berarti  siswa  tersebut  masih
membutuhkan  motivasi  atau  dorongan  dari  guru  agar  lebih  berani  dalam menyatakan  tanggapannya.  Ada  9  siswa  yang  mendapat  skor  2  yang  artinya
siswa  tersebut  sangat  membutuhkan  dorongan  atau  motivasi  dari  guru  untuk menyatakan  tanggapannya.  Mereka  harus  dibujuk  berulang  kali  sehingga
berani  untuk  berpendapat.  Dalam  siklus  I  yang  telah  dilakukan  masih  ada  4 anak yang mendapatkan skor 1 yang artinya siswa tersebut tidak berani untuk
menyatakan tanggapannya di depan teman-teman yang lain. Persentase untuk indikator  keberanian  menanggapi  cerita  siswa  kelas  III  B  SD  Negeri  Bumijo
pada  siklus  I  adalah  sekitar  65.  Sesuai  dengan  kriteria  penilaian,  berarti dapat  dikatakan  bahwa  siswa  baik  dalam  memberikan  tanggapan  atau  dapat
pula diartikan rata-rata siswa dalam kelas tersebut telah berani menyampaikan tanggapan di depan teman yang lain.
Setelah  proses  pembelajaran  selesai  dilaksanakan,  peneliti  juga membagikan  lembar  respon  kepada  siswa  untuk  menanggapi  mengenai
penggunaan  media  audio  visual.  Berikut  ini  dilampirkan  hasil  angket  respon siswa terhadap media yang digunakan.
Tabel 4.7 HASIL ANGKET RESPON SISWA SIKLUS I
No Pernyataan
Jumlah Siswa
Persentase 1
Saya menjadi tertarik pembelajaran menyimak menggunakan media audio visual
a. Sangat Setuju 14
48.28 b. Setuju
11 37.93
c. Tidak Setuju 4
13.79 2
Saya lebih senang mendengarkan ringkasan cerita setelah menyaksikan film menggunakan media
audio visual a. Sangat Setuju
12 41.38
b. Setuju 15
51.72 c. Tidak Setuju
2 6.90
3 Saya lebih senang pembelajaran menyimak
menggunakan media audio visual dilakukan Berkelompok
a. Sangat Setuju 14
48.28 b. Setuju
10 34.48
c. Tidak Setuju 5
17.24 4
Penggunaan media audio visual membuat saya menjadi semangat untuk mengikuti pembelajaran
Menyimak a. Sangat Setuju
16 55.17
b. Setuju 13
44.83 c. Tidak Setuju
0.00 5
Saya menganggap pembelajaran menyimak tidak sulit jika menggunakan media audio visual
a. Sangat Setuju 15
51.72 b. Setuju
10 34.48
c. Tidak Setuju 4
13.79 Berdasarkan  angket  yang  diberikan  peneliti  pada  akhir  siklus  I,  respon
yang  diberikan  siswa  terhadap  pembelajaran  menyimak  dengan  menggunakan media film cerita anak sangat baik. Menurut siswa, penggunaan media film cerita
anak  ini  sangat  mendukung  pembelajaran  menyimak  dan  menumbuhkan
keterlibatan  siswa  dalam  mengikuti  kegiatan  menyimak.  Siswa  juga  merasa terbantu  untuk  memahami materi  yang  disampaikan  oleh  guru  dan  pembelajaran
menyimak menjadi mudah. Bahkan diakhir kegiatan pembelajaran siswa berpesan kepada peneliti supaya pembelajaran yang akan datang dapat menggunakan media
audio visual kembali.
3. Siklus II