Hasil orientasi waktu pemberian natrium diklofenak dengan dosis efektif

menstimulasi aktifitas fosfolipase sehingga terbentuk asam arakidonat yang dapat memproduksi prostaglandin Rainsford, 1984. Maka waktu inilah yang dipilih untuk selang waktu pemotongan kaki setelah injeksi karagenin 1 pada percobaan selanjutnya meskipun tidak berbeda secara statistik dengan kelompok 4 jam.

2. Hasil orientasi waktu pemberian natrium diklofenak dengan dosis efektif

Pada penelitian kali ini tidak dilakukan orientasi penetapan dosis efektif natrium diklofenak. Pada penelitian ini menggunakan dosis efektif hasil orientasi pada penelitian yang dilakukan oleh Maryanto 1997. Orientasi waktu pemberian natrium diklofenak dengan dosis efektif ini bertujuan untuk mengetahui waktu yang tepat saat natrium diklofenak memberikan penurunan bobot udema yang berarti pada telapak kaki mencit setelah injeksi karagenin 1 subplantar. Natrium diklofenak diberikan secara peroral sebelum injeksi karagenin 1 subpantar dengan selang waktu 15 menit, 30 menit, 45 menit, 60 menit dan 90 menit. Data bobot udema hasil orientasi ini dapat dilihat pada lampiran 12. Rata-rata bobot udema kaki mencit pada tiap kelompok dapat dilihat pada tabel V dan grafik rata- rata bobot udema dapat dilihat pada gambar 7. Tabel V. Rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1 subplantar setelah pemberian natrium diklofenak dosis 4,48 mgkg BB dengan selang waktu tertentu Selang Waktu Pemberian Natrium Diklofenak menit Rata-rata Bobot Udema Kaki g + SE n=5 15 0,0289 + 0,0045 30 0,0291 + 0,0028 45 0,0334 + 0,0041 60 0,0241 + 0,0018 90 0,0152 + 0,0029 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 7. Grafik rata-rata bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1 subplantar setelah pemberian natrium diklofenak dengan selang waktu tertentu Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada menit ke-15 hingga menit ke-45 terjadi peningkatan bobot udema. Hal ini berarti hingga menit ke-45 efek natrium diklofenak mulai berkurang. Natrium diklofenak memiliki waktu paruh eliminasi 1-2 jam. Sementara itu absorpsi dari natrium diklofenak melalui saluran cerna berlangsung cepat dan lengkap sehingga pada menit ke-15 terlihat natrium diklofenak sudah memberikan efek. Namun karena waktu paruh natrium diklofenak yang relatif singkat, setelah menit ke-15 justru terjadi penurunan efek dari natrium diklofenak yang ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata bobot udema. Hal yang cukup menarik terjadi pada menit ke-60 hingga menit ke-90 yaitu terjadi penurunan bobot udem yang cukup tajam jika dibandingkan dengan menit ke-45. Artinya pada menit ke-60 natrium diklofenak justru meningkatkan efeknya. Meskipun waktu paruh natrium diklofenak singkat, namun ternyata obat ini mengalami akumulasi pada cairan sinovia yang menyebabkan efek terapi pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sendi jauh lebih panjang dari waktu paruh obat tersebut. Hal inilah yang menjelaskan mengapa pada menit ke-60 justru terjadi peningkatan efek dari natrium diklofenak meskipun telah memasuki waktu paruh dari natrium diklofenak. Penurunan bobot udema semakin nyata terlihat pada menit ke-90. Pada menit ini memberikan bobot udema yang paling kecil jika dibandingkan dengan menit lainnya. Rata-rata bobot udem akibat injeksi karagenin setelah pemberian natrium diklofenak perlu diuji secara statistik untuk melihat apakah di antara kelompok memiliki perbedaan yang berarti. Pertama-tama data tersebut perlu diuji dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi datanya. Dari hasil analisis yang diperoleh dapat dilihat bahwa data tersebut memiliki probabilitas p sebesar 0,891 yang berarti data terdistribusi normal sebab nilai probabilitas p 0,05. Dengan demikian data tersebut memenuhi syarat untuk dilanjutkan pada analisis Anova Satu Arah dengan taraf kepercayaan 95 karena syarat suatu data dapat dianalisis dengan Anova adalah data tersebut harus terdistribusi normal. Analisis menggunakan Anova ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan yang bermakna antar kelompok. Berikut adalah hasil uji homogenitas variansi antar kelompok. Tabel VI. Hasil uji homogenitas variansi pada tiap kelompok waktu pemberian natrium diklofenak dengan dosis efektif Levene Statistic df 1 df 2 Probabilitas p 1,372 4 20 0,279 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Data tersebut memiliki nilai probabilitas p 0,279 yang berarti Ho diterima. karena Ho ditolak jika nilai probabilitas p 0,05. Ho berarti variansi pada tiap kelompok tidak berbeda. Jika Ho diterima berarti variansi pada tiap kelompok seragam sehingga dapat dilakukan pada uji Post Hoc Scheffe. Karena syarat untuk dapat lanjut ke uji scheffe adalah variansi antar kelompok harus seragam. Jika tidak seragam, uji Post Hoc Scheffe dapat tetap dilanjutkan akan tetapi akan menghasilkan analisis yang tidak valid. Oleh karena itu untuk uji data yang memiliki variansi antar kelompok yang tidak seragam dilakukan dengan uji Kruskal Wallis. Rangkuman hasil uji Anova Satu Arah dapat dilihat pada tabel VII. Tabel VII. Rangkuman hasil uji Anova Satu Arah data bobot udema kaki mencit pada kelompok orientasi waktu pemberian natrium diklofenak dengan dosis efektif Keterangan DF F Probabilitas p Bobot udema antarkelompok perlakuan 4 4,240 0,012 Nilai probabilitas p 0,012 menunjukkan ada perbedaan minimal antara 2 kelompok yang diuji karena nilai p 0,05 sehingga Ho ditolak dimana Ho berarti tidak ada perbedaan yang signifikan di antara kelompok. Untuk melihat pada kelompok mana saja yang memiliki perbedaan yang signifikan perlu dilakukan uji Post Hoc Scheffe. Rangkuman hasil uji Scheffe dapat dilihat pada tabel VIII. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel VIII. Rangkuman hasil uji Scheffe data bobot udema kaki mencit akibat injeksi karagenin 1 subplantar dalam berbagai variasi selang waktu pemotongan kaki Kelompok x + SE Perbandingan bobot udema antar kelompok I II III IV V I 0,0289 ± 0,0045 - TB TB TB TB II 0,0291 ± 0,0028 TB - TB TB TB III 0,0334 ± 0,0041 TB TB - TB B IV 0,0618 + 0,0044 TB TB TB - TB V 0,0152 ± 0,0029 TB TB B TB - Keterangan: I = pemberian natrium diklofenak 15 menit sebelum injeksi karagenin 1 subplantar II = pemberian natrium diklofenak 30 menit sebelum injeksi karagenin 1 subplantar III = pemberian natrium diklofenak 45 menit sebelum injeksi karagenin 1 subplantar IV = pemberian natrium diklofenak 60 menit sebelum injeksi karagenin 1 subplantar V = pemberian natrium diklofenak 90 menit sebelum injeksi karagenin 1 subplantar B = berbeda bermakna p 0,05 TB = berbeda tidak bermakna p 0,05 x = rata-rata bobot udema SE = standard error Dari tabel VIII dapat dilihat bahwa kelompok data yang berbeda bermakna adalah pada kelompok 45 menit sebelum injeksi karagenin 1 subplantar dengan kelompok 90 menit sebelum injeksi karagenin 1 subplantar. Sementara itu kelompok 15, 30 dan 60 menit sebelum injeksi karagenin 1 subplantar berbeda tidak bermakna baik dengan kelompok 45 menit sebelum injeksi karagenin 1 subplantar maupun dengan kelompok 90 menit sebelum injeksi karagenin 1 subplantar. Arti secara statistik jika pemberian natrium diklofenak dilakukan 45 menit sebelum injeksi karagenin 1 subplantar maka bobot udema akan berbeda dengan bobot udema jika pemberian natrium diklofenak dilakukan 90 menit sebelum injeksi karagenin 1 subplantar. Akan tetapi jika pemberian natrium diklofenak dilakukan 15, 30 ataupun 60 menit sebelum injeksi karagenin 1 subplantar bobot udema tidak akan berbeda dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bobot udema jika pemberian natrium diklofenak dilakukan 45 menit atau 90 menit sebelum injeksi karagenin 1 subplantar. Bobot udema paling besar yang dihasilkan adalah pada kelompok pemberian natrium diklofenak yang dilakukan 45 menit sebelum injeksi karagenin 1 subplantar. Sementara itu pada pemberian natrium diklofenak yang dilakukan 90 menit sebelum injeksi karagenin 1 subplantar, memiliki bobot udema yang paling kecil. Pada kedua kelompok ini memiliki perbedaan secara statistik sehingga dapat disimpulkan pada pemberian natrium diklofenak 90 menit sebelum injeksi karagenin, merupakan waktu yang cukup bagi natrium diklofenak dalam memberikan efek yang optimum. Artinya dalam waktu 90 menit natrium diklofenak mampu menyebabkan penurunan bobot udem yang berarti dari kelompok kontrol karagenin. Natrium diklofenak mampu menurunkan bobot udem dengan cara menghambat kerja enzim siklooksigenase. Pembentukan radikal bebas pada fase kedua yang disebabkan oleh induksi karagenin menyebabkan pembentukan asam arakidonat. Asam arakidoant dengan bantuan enzim siklooksigenase dapat menyebabkan pembentukan mediator nyeri prostaglandin. Dengan pemberian natrium diklofenak maka aktivitas enzim siklooksigenase dihambat sehingga pembentukan prostaglandin tidak terjadi. Hal ini menyebabkan pembentukan udem menjadi terhambat sehingga waktu 90 menit ini dipilih sebagai waktu pemberian natrium diklofenak sebelum injeksi karagenin 1 subplantar untuk percobaan selanjutnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Hasil Perlakuan Pemberian Kontrol dan Seduhan Jamu “T”