3. Tes granuloma
Hewan uji berupa tikus betina atau jantan galur SD yang dicukur punggungnya dan diinjeksi secara subkutan dengan 20 ml udara, kemudian
diinjeksi 0,5 ml campuran minyak kroton dengan minyak wijen sebagai senyawa iritan yang merangsang pembentukan udema. Hari kedua setelah terbentuk
kantong, udara dihampakan dan hewan diinjeksi larutan uji atau larutan standar Vogel, 2002. Empat sampai empat belas hari setelahnya respon inflamasi
dievaluasi dengan dasar volume cairan yang diambil dari kantung sama seperti berat dan tebal dinding kantung Gryglewski, 1977.
Model percobaan ini lebih selektif untuk uji obat antiinflamasi golongan steroid daripada nonsteroid. Sebagai iritan dapat digunakan larutan minyak
kroton, turpentin, mikrobakterial tambahan, fosfolipase A
2
atau karagenin. Analisis dilakukan berdasarkan volume dan bobot cairan yang terbentuk serta
tebalnya dinding kantong Bonta, 1977.
4. Radang sendi
Hewan uji yang digunakan adalah tikus galur Charles Foster dengan berat badan 120-180 gram dan mencit galur Swiss dengan berat badan 18-26
gram. Hewan uji diinjeksi sublantar susupensi yang mengandung 0,5 mycobacterium tuberculosis
mati disuspensikan dalam 0,5 bv dalam parafin cair secara intradermal pada kaki belakang 0,5 ml untuk tikus dan 0,025 ml untuk
mencit. Pemberian obat untuk anti-inflamasinya sudah diberikan satu hari sebelum injeksi bahan penginduksi dan dilanjutkan maksimal sampai 28 hari
untuk memberikan informasi tentang perkembangan arthritis dan pengobatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kronik. Untuk mengetahui adanya radang dilihat saat benjolan muncul biasanya pada hari ke-13, kemudian diukur volumenya menggunakan metode pemindahan
seperti pada metode uji pembentukan udema. Ekstrak tanaman yang diuji disuspensikan dalam gom akasia atau pada pelarut lain yang sesuai Williamson
dkk, 1996.
5. Tes radang selaput dada
pleurisy
Radang selaput dada dikenal sebagai fenomena inflamasi eksudatif pada manusia Vogel, 2002. Radang selaput dada pada tikus dapat disebabkan injeksi
intrapleural dari turpentine, evans blue, gum arab, glikogen, dekstran, perak nitrat, atau karagenin. Pada waktu tertentu setelah injeksi iritan hewan uji dibunuh dan
eksudat dipindahkan, lebih baik dengan mencuci rongga dada dengan sejumlah larutan Hank’s yang diketahui volumenya untuk memastikan didapatnya eksudat
dan sel utuh yang lengkap Gryglewski, 1977. Radang selaput dada yang disebabkan karagenin dipertimbangkan sebagai model inflamasi akut yang paling
sempurna dimana keluarnya cairan, migrasi leukosit, dan parameter biokimia lain yang ada dalam respon inflamasi dapat diukur dengan mudah dari eksudat Vogel,
2002.
6. Uji permeabilitas pembuluh darah