3. Respon
Inflamasi radang biasanya dibagi dalam 3 fase, yaitu: inflamasi akut, respons imun, dan inflamasi kronis. Inflamasi akut merupakan respons awal
terhadap cedera jaringan, hal tersebut terjadi melalui media rilisnya autacoid serta pada umumnya didahului pembentukan respons imun Furst dan Munster, 2002.
Respons imun terjadi bila sejumlah sel yang mampu menimbulkan kekebalan diaktifkan untuk merespons organisme asing atau substansi antigenik
yang terlepas selama respons terhadap inflamasi akut serta kronis. Akibat dari respons imun bagi tuan rumah mungkin menguntungkan, seperti bilamana ia
menyebabkan organisme penyerang menjadi difagositosis atau dinetralisir. Sebaliknya, akibat tersebut juga dapat bersifat merusak bila menjurus kepada
inflamasi kronis tanpa penguraian dari proses cedera yang mendasarinya Furst dan Munster, 2002.
Inflamasi kronis melibatkan keluarnya sejumlah mediator yang tidak menonjol dalam respons akut. Mediator-mediator tersebut seperti interferon,
platelet-derived growth factor PDGF, dan interleukin-1,2,3. Salah satu dari
kondisi yang paling penting yang melibatkan mediator-mediator ini adalah artritis reumatoid, dimana inflamasi kronis menyebabkan sakit dan kerusakan pada tulang
dan tulang rawan yang bisa menjurus kepada ketidakmampuan untuk bergerak dimana terjadi perubahan-perubahan sistemik yang bisa memperpendek umur
Furst dan Munster, 2002.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Mekanisme
Menurut Furst dan Munster 2002, kerusakan sel yang menyertai peradangan menyebabkan pelepasan enzim lisosom dari leukosit dan senyawa
prekusor oleh fosfolipase. Selanjutnya fosfolipase melepaskan asam arakidonat yang akan diubah menjadi endoperoksida oleh enzim siklooksigenase. Senyawa
ini cepat diubah menjadi prostaglandin dan tromboksan. Lipoksigenase adalah enzim yang mengubah asam arakidonat menjadi leukotrien. Leukotrien memiliki
efek kemotaktik yang kuat atas eosinofil, neutrofil dan makrofag serta meningkatkan bronkokonstriksi dan permeabilitas vaskular. Kinin dan juga
histamin juga dilepaskan pada tempat jaringan cedera seperti juga komponen komplemen serta produk leukosit lainnya dan trombosit. Perangsangan membran
neutrofil menghasilkan rantai bebas yang memberikan oksigen. Anion superoksida dibentuk oleh reduksi oksigen molekular reaktif lain seperti hidrogen
peroksida dan rantai hidroksil. Interaksi senyawa ini dengan asam arakidonat menghasilkan pembentukan senyawa kemotaktik sehingga meninggalkan proses
peradangan. Mekanisme terjadinya radang sangat dipengaruhi oleh senyawa dan
mediator yang dihasilkan oleh asam arakidonat. Bila membran sel mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi, fisik, atau mekanis, maka enzim
fosfolipase diaktifkan untuk mengubah fosfolipida yang terdapat di situ menjadi asam arakidonat Tjay dan Rahardja, 2002 dan lyso-glyseril-fosforilkolin yang
kemudian diubah lagi menjadi Platelet Activating Factor PAF Rang, Dale, Ritter, Moore, 2003. Platelet Activating Factor menyebabkan agregasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pelepasan trombosit, vasodilatasi, peningkatan permeabilitas vaskuler, peningkatan adhesi leukosit, dan kemotaksis leukosit Robbins, Cotran, Kumar,
1995. Asam arakidonat sebagian diubah oleh enzim siklooksigenase menjadi
asam endoperoksida dan seterusnya menjadi zat-zat prostaglandin PG, prostasiklin PGI
2
, dan tromboksan TXA
2
, TXB
2
. Prostaglandin PG dapat dibentuk oleh semua jaringan. Yang terpenting adalah PGE
2
dan PGF
2
yang berdaya vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh dan
membran sinovial sehingga terjadi radang dan nyeri. Prostasiklin terutama dibentuk di dinding pembuluh dan berdaya vasodilasi. Tromboksan khusus
dibentuk dalam trombosit dan berdaya vasokonstriksi antara lain di jantung serta menstimulasi agregasi pelat darah trombotis Tjay dan Rahardja, 2002.
Bagian lain dari arakidonat diubah oleh enzim lipoksigenase menjadi zat- zat leukotrien LT. Selanjutnya leukotrien dimetabolisme menjadi LTB
4
, LTC
4
, LTD
4
dan LTE
4
. LTC
4
, LTD
4
dan LTE
4
terutama dibentuk di granulosit eosinofil dan berfungsi vasokonstriktif di bronchi dan mukosa lambung, juga memperkuat
hiperreaktivitas bronchi dan permeabilitas pembuluh darah dengan menimbulkan udema. LTB
4
khusus di sintesis di makrofage dan neutrofil alveolar, bekerja kemotaksis yaitu menstimulasi migrasi leukosit. Leukosit yang tertarik oleh
leukotrien menginvasi daerah peradangan dan mengaktifkan banyak gejala radang Tjay dan Rahardja, 2002.
Jalur lipoksigenase dari arakhidonat menghasilkan leukotrien yang mempunyai efek kemotaksis yang kuat pada eosinofil, neutrofil, dan makrofag
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
serta meningkatkan bronkokonstriksi dan perubahan-perubahan dalam permeabilitas pembuluh darah Furst dan Munster, 2002. Stimulasi membran
neutrofil menghasilkan free radicals derivat oksigen. Anion superoksida dibentuk oleh reduksi oksigen molekuler yang dapat memacu produksi molekul lain yang
reaktif seperti hidrogen peroksida H
2
O
2
, serta radikal hidroksil OH Wibowo
dan Gofir, 2001. Interaksi senyawa ini dengan asam arakidonat menghasilkan pembentukan senyawa kemotaktik yang selanjutnya secara berkesinambungan
meneruskan proses inflamasi Furst dan Munster, 2002. Siklooksigenase terdiri dari dua isoenzim, yaitu siklooksigenase-1 COX-
1 dan siklooksigenase-2 COX-2, dengan berat molekul dan daya enzimatis yang sama. COX-1 dalam keadaan normal maupun terjadi peradangan terdapat di
kebanyakan jaringan antara lain di pelat-pelat darah, ginjal, dan saluran cerna. Zat ini berperan pada pemeliharan perfusi ginjal, homeostase vaskuler, dan
melindungi lambung dengan jalan membentuk bikarbonat dan lendir, serta menghambat produksi asam. COX-2 dalam keadaan normal tidak terdapat di
jaringan, tetapi dibentuk selama proses peradangan oleh sel-sel radang dan kadarnya dalam sel meningkat sampai 80 kali Tjay dan Rahardja, 2002.
Sejumlah substansi yang dihasilkan oleh sel memiliki sifat-sifat yang juga penting dalam peradangan. Dalam daftar ini terdapat metabolit oksigen yang
dihasilkan oleh neutrofil dan makrofag Price and Wilson, 1992. Radikal bebas turunan oksigen yang dihasilkan terdiri dari H
2
O
2,
superoksida O
2 •
¯, dan radikal hidroksil OH
. Radikal oksigen ini menyebabkan kerusakan sel endotel yang akhirnya meningkatkan permeabilitas vaskuler Robbins dkk, 1995
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 1. Skema dari mediator-mediator yang berasal dari asam arakhidonat dan titik tangkap kerja obat anti-inflamasi Rang dkk, 2003
Keterangan: OAINS = Obat Anti-Inflamasi Non Steroid
PAF = Platelet Activating Factor
LT = leukotrien
↓ = diubah
= dihambat = enzim
= obat anti-inflamasi
Fosfolipid Fosfolipase A
2
Glukokortikoid menginduksi
lipokortin
Liso-gliseril- fosforilkolin
PAF vasodilator,
meningkatkan permeabilitas
vascular, bronkokonstriktor,
kemotaksin
¯
Asam arakidonat
5-HPETE
LTA
4
LTB
4
kemotaksin LTC
4
LTD
4
LTE
4
bronkokonstriktor; meningkatkan
permeabilitas vaskular
Antagonis reseptor
leukotrien mis,
zafirukas, montelukas
¯
5-Lipoksigenase Inhibitor 5-
Lipoksigenase mis, zileutin
¯
Siklik endoperoksid
NSAIDs
¯
Siklo-oksigenase
TXA
2
trombotik; vasokonstrik
tor
Antagonis TXA
2
¯
PGI
2
vasodilator; hiperalgesik;
menghentikan agregasi
platelet
PGE
2
vasodilator; hiperalgesik
PGD
2
menghambat agregasi platelet;
vasodilator
PGD
2 α
bronkokonstriktor ; kontraksi
miometrial
Antagonis PG
¯
Lipoksin A B
Glukukortikoid menghambat
induksi
12-HETE kemotaksin
12-Lipok signase
15- Lipoksige
nase
Inhibitor TXA
2
sinthase
¯
PAF antagonis
¯
¯
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Gejala