8. Perhitungan persentase daya anti- inflamasi
Dari hasil penimbangan berat kedua kaki belakang hewan uji untuk masing-masing peringkat dosis bisa dicari persentase anti-inflamasi.
Adapun rumus menurut Langford dkk 1972 adalah sebagai berikut: Persentase daya anti- inflamasi =
100 x
D D
U ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ −
Karena persentase respon anti-inflamasi dihitung dari pengurangan bobot udema, maka rumus di atas diubah menjadi :
Persentase daya anti- inflamasi = 100
x U
D U
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
−
Keterangan : U = bobot kaki pelarut yang telah terinduksi karagenin – bobot kaki
normal D = bobot kaki perlakuan – bobot kaki normal
9. Perhitungan potensi relatif daya anti – inflamasi
Persentase potensi relatif daya anti- inflamasi = 100
x Rnd
Rtw
Keterangan : Rtw = respon anti inflamasi kelompok perlakuan sediaan seduhan Jamu ”T”
Rnd = respon anti inflamasi kelompok natrium diklofenak
F. Analisis Hasil
Data yang telah diperoleh dianalisis secara non parametric dengan Kolmogorov – Smirnov satu sample untuk mengetahui pola distribusi data.
Apabila data yang diperoleh diketahui terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji analysis of variance ANOVA one way taraf kepercayaan 95 untuk
mengetahui adanya perbedaan pada kelompok perlakuan. Setelah itu, untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menguji perbedaan hasil tersebut bermakna atau tidak bermakna secara statistik, maka dilanjutkan dengan uji Scheffe. Apabila hasil yang diperoleh memiliki nilai
signifikansi p 0,05 maka perbedaan tersebut bermakna secara statistik. Jika signifikansi p 0,05 maka tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik.
Apabila variansi data tidak homogen, maka dilanjutkan dengan uji non- parametrik Kruskal Wallis dan untuk menguji perbedaan hasil tersebut berbeda
bermakna atau tidak bermakna secara statistik, maka dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Perbedaan tersebut bermakna secara statistik jika nilai signifikansi p
0,05 dan tidak bermakna jika nilai signifikansi p 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Orientasi Seduhan Jamu ”T”
Seduhan jamu ”T” dibuat dengan cara menyeduh jamu ”T” dengan air panas. Perhitungan konversi tidak dilakukan pada dosis jamu ”T”, tetapi pada
volume hasil penyarian karena dibuat dengan cara penyeduhan. Sebagai contoh pada dosis terapi akan dibuat seduhan sebanyak 10 ml. Maka sebanyak 1,75 g
jamu ”T” diseduh dalam 10 ml aquadest panas, kemudian seduhan ini disaring dengan menggunakan kapas. Penyaringan dengan menggunakan kapas bertujuan
agar ketika sisa ampas diperas, kapas tidak sobek sehingga ampas tidak jatuh ke hasil sarian. Volume sarian diperoleh sebanyak 6,6 ml dari 10 ml. Dari
perbandingan ini dapat disimpulkan dari 200 ml diperoleh hasil sarian sebanyak 132 ml untuk manusia 70 kg. Volume sarian sebanyak 160 ml ini kemudian
dikonversi ke mencit 20 g sehingga diperoleh hasil volume pemberian sebanyak 0,3432 ml untuk mencit 20 g. Hasil inilah yang digunakan untuk menghitung
volume pemberian untuk mencit. Penentuan dosis untuk mencit dilakukan dengan menggunakan rumus D
x BB = C x V. Berat badan mencit yang digunakan adalah 20 g. Dari perhitungan diketahui volume pemberian untuk mencit 20 g adalah 0,3432 ml. Sementara itu
konsentrasi diperoleh dari pembuatan stok awal yaitu 1,75 g 6,6 ml, dengan perhitungan tersebut maka akan diperoleh dosis terapi Jamu ”T” untuk mencit
adalah sebesar 4,55 gkg BB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI