Obat Tradisional Natrium Diklofenak

6

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Obat Tradisional

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan dan mineral, sediaan sarian galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman Anonim, 1991. Pengujian obat tradisional dilakukan untuk mencapai pelayanan kesehatan yang dapat dipertanggungjawabkan khasiat, keamanan, dan standar kualitasnya. Pengujian obat tradisional meliputi uji praklinik dan uji klinik. Data hasil uji praklinik merupakan persyaratan dasar pertimbangan dapat tidaknya dipertanggungjawabkan suatu obat tradisional dalam pengembangan obat tradisional yang diuji masuk dalam tahap uji klinik obat tradisional. Uji praklinik merupakan penelitian eksperimental yang dapat dikerjakan sevara in vivo dan in vitro dengan berbagai spesies hewan uji Anonim, 2000 a.

B. Angelicae sinensis Radix

1. Klasifikasi umum

Tanaman ini termasuk dalam familia Apiaceae dengan genus Angelicae. Nama latin dari tanaman ini adalah Angelicae sinensis Anonim, 2008 b.

2. Nama

Sinonim : dong quai, dang gui, tang-kuei Anonim, 2004 a PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Morfologi tanaman

Berbentuk silinder, 3 – 5 atau lebih dahan pada bagian bawah, panjang 15 – 25 cm. Bagian luar berwarna coklat kekuningan hingga kuning. Batang akar berdiameter 1,5 – 4 cm, pada puncak tampak tumpul dan bulat, berwarna ungu atau hijau kekuningan pada batang dan daun. Akar utama Guishen halus pada permukan, cabang akar Guiwei berdiameter 0,3 – 1 cm, bagian atas tebal dan bagian bawah tipis, kebanyakan membelit Anonim, 2006 a.

4. Kandungan kimia

Angelicae sinensis memiliki kandungan sebagai berikut alpha-pinene, aluminum, asam arakidonat, asam askorbat, ash, bergapten, beta-karoten, beta- sitosterol, beta-sitosterol-glucoside, biotin, cadinene, kalsium, karbohidrat, karvakrol, choline, kromium, cobalt, copper, eo, falcarindiol, falcarinol, falcarinone, asam ferulat, folacin, asam folinat, fruktosa, glukosa, besi, isosafrole, ligustilide, asam linoleat, magnesium, manganese, myristic-acid, n- butylidenphthalide, n-butylphthalide, n-dodecanol, n-valero-phenone-o-carbonic- acid, n-valerophenone-o-carboxylic-acid, nico-tinamide, nicotinic-acid, asam oleat, p-cymene, palmitic-acid, pantothenic- acid, phosphorus, phthalides, potassium, protein, riboflavin, safrole, scopoletin, sedanoic-acid, selenium, sesquiterpene, silikon, sodium, stearic-acid, thiamin, tin umbelliferone, asam vanilat, vit-b12, vit-e, zinc Anonim, 2004 a. Dari kandungan-kandungan tersebut yang memiliki efek sebagai anti- inflamasi adalah alpha-pinene, bergapten, beta-sitosterol, karvakrol, copper, asam ferulat, magnesium, asam oleat, dan scopoletin Duke, 2008. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Kegunaan

Digunakan terutama untuk mengobati nyeri abdominal, luka traumatik, dan radang di bawah kulit dikarenakan darah yang membeku. Juga digunakan untuk terapi kekurangan darah dengan obstruksi kronik anonim, 2004 a Tanaman ini juga memiliki efek analgesik, anti-inflamasi, antispasmodik dan sedatif Anonim, 2008 b.

C. Chuanxiong Rhizoma

1. Klasifikasi umum

Tanaman ini termasuk dalam familia Apiaceae dengan genus Lingusticum . Nama latin dari tanaman ini adalah Lingusticum wallichii Anonim, 2008 c.

2. Nama

Tanaman ini juga dikenal dengan nama : Szechuan lovage root Inggris, chonkung korea, dan senkyu Jepang.

3. Morfologi tanaman

Akar tidak rata dan berbentuk nodular, potongan satu kepalan tangan dari akar rata-rata memiliki diaemeter 2-7 meter. Permukaan luar tampak pudar berwarna coklat kekuningan, kasar dan berkerut, dengan banyak tonjolan. Akar berbentuk padat dan keras dan tidak mudah dipatahkan. Ketika dipatahkan permukaan akan tampak putih kekuningan atau hijau kekuningan, dengan cincin kambium yang berombak Anonim, 2008 d. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Kandungan kimia

Di dalam tanaman chuanxiong rhizoma ini terdapat kandungan kimia yaitu: Naphtha; asam ferulat; 4-hydroxy-3-butylphthalide; senkyunolide; ligustilide; tetramethylpyrazine; chuanxiongol; sedanic acid; cnidiumlactone; 5- hydroxy-3-butylidene phthalide;3-butylidene phthalide; 3-buty phthalide; 7- hydroxy-3-butylidene phthalide; adenine; trimethylamine; kolin; sedanonic acid; asam folat; asam vanilat; palmitc acid; proto-catechuic acid; asam linoleat; chrysophanol; methyl phenylacetate; methyl pentade canoate Anonim, 2008 d. Dari beberapa kandungan tersebut yang memiliki efek anti-inflamasi yaitu asam ferulat, asam vanilat, proto-catechuic acid, dan asam linoleat Duke, 2008.

5. Kegunaan

Tanaman ini dapat digunakan untuk mengobati ketidak teraturan menstruasi, amenorrhea, dysmenorrhea, nyeri abdominal, nyeri tusukan pada dada dan daerah costal, bengkak dan nyeri yang disebabkan karena luka traumatik, sakit kepala, dan rheumatic arthralgia Anonim, 2001 a.

D. Glycyrrhizae Radix

1. Klasifikasi umum

Tanaman ini termasuk dalam familia Fabaceae dengan genus Glycyrrhia. Nama latin dari tanaman ini adalah Glycyrrhia uralensis Anonim, 2008 e. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Nama

Tanaman ini juga dikenal dengan nama : Licorice, Gan Cao, Iriqsus, Kan TSao, Kan TsAo, Liquirita, Madhuka, Meyankoku, Mi TsAo, Regaliz, Sus Maikik Anonim, 2004 b.

3. Morfologi tanaman

Akar dari Glycyrrhia uralensis berbentuk silinder, panjang 25 – 100 cm, dengan diameter 0,6 – 3,5 cm. Kulit luar bisa longgar atau rapat, berwarna coklat kemerahan atau coklat keabu-abuan, berkerut, beralur, dan dengan goresan- goresan pada akar yang tipis. Jaringan tersusun rapi, berserat, warna putih kekuningan, cincin kambium jelas, memancarkan sinar, beberapa dengan membelah. Rhizoma berbentuk silinder, dengan goresan pada kuncup Anonim, 2006 b.

4. Kandungan kimia

Di dalam tanaman Glycyrrhia radix ini terdapat kandungan kimia yaitu : acetic-acid, acetoin ,acetol, acetophenone, alpha-terpineol aluminum, anethole, apigenin, ascorbic-acid, asparagine, benzaldehyde, benzoic-acid, benzyl-alcohol, beta-sitosterol, butan-1-ol-2-one, butan-1-ol-3-one, butane-2,3-diol, butanoic- acid, butylphthalate, butyric-anhydride, calcium, camphor, caproic-acid, carvacrol, choline, chromium, cobalt, cumic-alcohol, decane, decanoic-acid, difurfuryl-ether, dihydro-5,5-dimethyl-23h-furanone, dimethyl-phenylethyl- alcohol, docosane, dodecane, dodecanoic-acid, eicosane, eo, estragole, estriol, ethyl-linoleate, ethyl- linolenate, ethyl-palmitate, ethyl-phenol ,ethyl- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI phenylacetate, eugenol, fenchone formononetin, fructose, furfural, furfuryl- acetate, furfuryl-alcohol, furfuryl-butyrate, furfuryl-formate,f urfuryl-propionate, furyl-methyl-ketone, gamma-butyrolactone, gamma-heptalactone,g amma- hexalactone, gamma-nonalactone, gamma- octalactone, geraniol, glabrene, glabric-acid, glabridin, glabrol, glabrolide, glabrone, glucose, glycocoumarin, glycyrin, glycyrol, glycyrram, glycyrrhetic-acid, glycyrrhetinic-acid, glycyrrhetol,g lycyrrhisoflavanone, glycyrrhisoflavone, glycyrrhizic-acid, glycyrrhizin, glyzaglabrin, glyzarin, guaiaco, hederasaponin-c, henicosane, heptadecane ,heptane-1,2-diol, heptanoic-acid, heranol, herniarin, hex-trans-3- en-ol, hexadecane, hexadecanoic-acid, hexadecyl-acetate, hexan-1-ol, hexanoic- acid, hexanol, hexyl-formate, hispaglabridin-a ,hispaglabridin-b, indole, iron, isobutyladipate, isoglabrolide, soglycyrol, isoliquiritin, isomucronulatol, isoneoliquiritin, isoschaftoside, isoviolanthin, kumatakenin, lavandolol, licochalcone-a, licochalcone-b, licoflavonol, licoisoflavanone, licoisoflavones, licoric-acid, licuraside, licuroside, lignin, linalool, linalool-oxides, liqcoumarin, liquirazide, liquiritic-acid, liquiritigenin, liquoric-acid, magnesium, maltose, manganese, methyl-ethyl-ketone, methyl-hexa-decanoate, methyl-hexanoate, myrtenal, n-methyl-2-pyrrolidone, n-nonacosane, n- tetradecane, neoliquiritin, neosoliquiritin, nonadecane, nonanoic-acid, o-acetyl-salicylic-acid, o-cresol, o- methoxy-phenol, o-tolunitrile, octacosan-1-ol, octadecane, octanoic-acid, p- cymenol, p-methoxy-phenol, palmitic-acid, pentadecane, pentadecanoic-acid pentan-1-ol, pentanoic-acid, phaseollinisoflavan, phenethyl-alcohol, phenol, phenyl-acetaldehyde, phenylpropionic-acid, phosphorus, propionic-acid, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pyrazole, rhamnoisoliquiritin, rhamno-liquiritin, salicylic-acid, schaftoside, silicon, stigmasterol, sucrose, sugar, terpin-1-en-4-ol, tetracosan-1-ol, tetracosane, tetradecanoic-acid, tetramethyl-pyrazine, thiamin, thujone, thymol, tiglaldehyde, tin, tricosane, tridecane, tridecanoic-acid, trimethyl-pyrazine, umbelliferone, undecane, undecanoic-acid, dan zinc Anonim, 2004 b. Dari kandungan-kandungan tersebut yang memiliki efek sebagai anti- inflamasi adalah anethole, apigenin, beta-sitosterol, karvakrol, eugenol, glycyrrhetic-acid, glycyrrhetinic-acid, glycyrrhizic-acid, glycyrrhizin, licochalcone-a, linalool, liquiritic-acid, liquiritigenin, magnesium, neoliquiritin , asam salisilat, stigmasterol, dan umbelliferone Duke, 2008.

5. Kegunaan

Tanaman ini dapat digunakan untuk mengobati kelemahan pada limpa dan lambung, palpitasi cardiac jantung berdebar-debar dan kesusahan bernafas, batuk dengan banyak dahak, nyeri spasmodik pada epigastrum, abdomen dan lengan, radang di bawah kulit dan luka. Tanaman ini juga dapat digunakan untuk mengurangi toksisitas dari obat-obat lainnya Anonim, 2006 b. Glycyrrhiae radix yang diproses dengan madu dapat digunakan untuk mengobati limpa dan lambung yang mengalami penurunan fungsi dan arrhythmia Anonim, 2006 b. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Scutellariae barbatae Herba

1. Klasifikasi umum

Tanaman ini termasuk dalam familia Lamiaceae dengan genus Scutellaria . Nama latin dari tanaman ini adalah Scutellaria barbatae Anonim, 2008 f.

2. Nama

Tanaman ini juga dikenal dengan nama barbed skullcap, ban zhi lian Anonim, 2002.

3. Morfologi tanaman

Panjang tanaman 15 – 35 cm, akar terlihat ramping, untaian tangkai relatif kurus, warnanya ungu gelap atau hijau kecoklatan. Daun saling berhadapan, lapisan kebanyakan menggumpal, saat utuh, triangular-ovate atau lanceolate memiliki panjang 1,5 – 3 cm, lebar 0,5 – 1 cm, lapisan atas berwarna hijau gelap, sedangkan lapisan bawah berwarna abu-abu kehijauan. Bunga, terletak pada lapisan atas dari ranting dahan, berwarna kuning kecoklatan dengan panjang sekitar 1,2 cm. Buah berwarna coklat muda Anonim, 2006 c.

4. Kandungan kimia

Scutellariae barbatae herba mengandung flavonoid yang memiliki efek sebagai anti-inflamasi Anonim, 2004 c.

5. Kegunaan

Scutellariae barbatae herba dapat digunakan dalam pengobatan bisul atau borok, luka, bengkak dan nyeri pada tenggorokan, gigitan bisa ular, luka traumatik, edema, dan jaundice Anonim, 2006 c. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Trichosanthis Semen

1. Klasifikasi umum

Tanaman ini termasuk dalam familia Cucurbitaceae dengan genus Trichosanthes . Nama latin dari tanaman ini adalah Trichosanthes kirilowii Anonim, 2008 g.

2. Sinonim

Tanaman ini juga dikenal dengan nama : Snakegourd, Chinese Cucumber, Karo, To-Karasu-Uri, Kua Lou, TIen Kua Anonim, 2004 d.

3. Kandungan kimia

Di dalam tanaman Trichosanthis semen ini terdapat kandungan kimia yaitu : 7-stigmasterol, 24-ethyl-5alpha-cholesta-5,25-dien-3-beta-ol, 24-ethyl- 5- alpha -cholesta-7,22,25-trien-3-beta-ol, 24-ethyl- 5alpha-cholesta-7,25- dien-3- beta-ol, 24-ethylcholesta-7,2425-dien-3-beta-ol, alpha-spinasterol, alpha- spinasterol-6-z,z-9,12-octadecadienoyl-beta-d-glucopyranoside, alpha- spinasterol-6-palmityl-beta-d-glucopyranoside, alpha-spinasterol- palmitate, alpha-spinasteryl-beta-d-glucoside, alpha-trichosanthin, beta-sitosterol, campesterol, compound-q, delta-7-campesterol, delta-7- stigmastenol, delta-7- stigmastenol-6-z,z-9,12-octadecadienoyl-beta-d-glucopyranoside, delta-7- stigmastenol-6-palmityl-beta-d- glucopyranoside, linoleic-acid, linolenic-acid, oleic-acid, saponins, stigmasta-7,22-dien-3beta-ol, stigmasterol, dan trichosanthin Anonim, 2004 d PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dari kandungan-kandungan tersebut yang memiliki efek sebagai anti- inflamasi adalah Alpha-spinasterol, Beta-sitosterol, asam linoleat, asam linolenat, asam oleat, dan Stigmasterol Duke, 2008. 4. Kegunaan Tanaman ini dapat digunakan untuk mengobati batuk kering, nyeri dada, nyeri dan sensasi lemas pada dada disebabkan karena akumulasi dahak, berak kering dan konstipasi yang disebabkan karena panas pada lambung dan usus besar, bengkak bernanah pada usus dan payudara, luka tidak bernanah, dan radang di bawah kulit bisul Anonim, 2006 d.

G. Piperis Folium

1. Klasifikasi umum

Tanaman ini termasuk dalam familia Piperaceae dengan genus Piper. Nama latin dari tanaman ini adalah Piper betle Anonim, 2008 h.

2. Nama

Sinonim : Chavica auriculata Miq. dan Chavica betle Miq. Soedibyo, 1998

3. Morfologi tanaman

Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang- seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan Anonim, 2008 h.

4. Kandungan kimia

Di dalam tanaman Piperis folium ini terdapat kandungan kimia yaitu minyak atsiri eugenol, metil eugenol, karvakrol, kavikol, alil katekol, kavibetol, sineol, estragol, karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, tanin, gula, pati, dan asam amino Soedibyo, 1998. Dari kandungan-kandungan tersebut yang memiliki efek sebagai anti- inflamasi adalah eugenol, karvakrol, sineol, dan vitamin C asam askorbat Duke, 2008.

5. Kegunaan

Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang betIephenol, seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan chavicol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan Anonim, 2008 h. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Daun sirih dapat digunakan untuk pengobatan batuk, sariawan, bronchitis, jerawat, keputihan, sakit gigi karena berlubang daunnya, demam berdarah, bau mulut, haid tidak teratur, asma, radang tenggorokan daun dan minyaknya, gusi bengkak getahnya Anonim, 2008 h.

H. Aktivitas Senyawa Aktif

1. Beta sitosterol

Beta sitosterol merupakan senyawa yang paling dominan dalam jamu ”T”, karena terkandung dalam tiga tanaman penyusun jamu ”T” yaitu Angelicae sinensis radix, Glycyrrhizae radix dan Trichosanthis semen. Aktivitas beta sitosterol dapat dijelaskan melalui penelitian yang dilakukan oleh Delporte, Bachouse, dan Erazo 2005. Penelitian yang dilakukan oleh Delporte dkk 2005 yaitu menguji aktivitas anti-inflamasi dari spesies Proustia pyrifolia. Spesies ini diekstrak untuk mendapatkan ekstrak aktif beta sitosterol. Aktivitas anti-inflamasi diperoleh dari quercetin and dihydroquercetin yang terkandung dalam ekstrak beta sitosterol. Aktivitas ekstrak beta sitosterol sebagai anti inflamasi yaitu dengan menurunkan aktivitas enzim siklooksigenase dan lipoksigenase, yang menyebabkan sintesis substansi endogenous proinflammatory seperti prostaglandin E2 dan leukotrien.

2. Carvacrol

Karvakrol terkandung dalam Angelicae sinensis radix, Glycyrrhizae radix, dan Piperis folium. Karvakrol dalam penggunaanya digunakan sebagai obat tumor. Karvakrol memicu pergerakan intracelular Ca 2+ pada jurkat T-sel dan sel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI monocytic THP-1. Karvakrol juga mampu menstimulasi proses fosforilasi aktif dari subgrup p38 dari mitogen-aktif protein kinase MAPKs. Karvakrol secara selektif mengaktivasi subkelompok ERK pada sel T dan menstimulasi subkelompok c-Jun N-terminal kinase JNK pada sel monocytic THP-1. Nilai EC 50 Karvakrol untuk induksi pergerakan Ca 2+ dan aktivitas MAPK sekitar 10-30 microM. Karvakrol bekerja sebagai agen yang efektif mengatur fungsi sel immunoresponsive dengan intracellular signaling pathways Chan, Pang, Yip, Tam, Wong, 2005. 3. Linoleic-acid Asam linoleat terkandung dalam Chuanxiong rhizoma dan Trichosanthis semen. Mekanisme asam linoleat sebagai anti-inflamasi yaitu dengan mempengaruhi fungsi imun yang dapat menyebabkan pengaturan sintesis mediator lipid, dan atau pengaturan gene-expression oleh proliferator peroksisom reseptor γ teraktivasi. Namun penjelasan ini belum sepenuhnya diterima karena kekurangan dari penelitian molekular yang dilakukan secara in vivo Bassaganya-Riera, Hontecillas, Wannemuehler, 2007. 4. Magnesium salisilat Magnesium salisilat terkandung dalam Angelicae sinensis radix dan Glycyrrhizae radix. Magnesium salisilat merupakan turunan dari asam salisilat yang bekerja sebagai anti-inflamasi dengan menurunkan sintesis prostaglandin dan menghambat sintesis mediator lainnya. Salisilat menghambat migrasi leukosit, pelepasan enzim lisosomal, dan mengubah komposisi, sintesis dan metabolisme mukopolisakarida pada jaringan Anonim, 2008 i. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

I. Inflamasi

1. Definisi

Peradangan atau inflamasi merupakan salah satu reaksi jaringan ikat pembuluh dengan pengaruh-pengaruh yang merusak noksius. Jaringan dapat dirusak oleh infeksi mokroorganisme, trauma, bahkan racun kimiawi dan fisika Gibson, 1996. Bila sel-sel atau jaringan tubuh mengalami cedera atau mati, selama hospes tetap hidup ada respon yang menyolok pada jaringan hidup di sekitarnya. Respon terhadap cedera ini dinamakan peradangan. Yang lebih khusus peradangan adalah reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat terlarut, dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial pada daerah cedera atau nekrosis Price and Wilson, 1992. Peradangan merupakan suatu mekanisme penting untuk melindungi badan dari serangan organisme penginvasi tetapi peradangan juga menyebabkan ketidakmampuan yang menyertai berbagai kelainan Shearn, 1986.

2. Penyebab

Penyebab utama dari radang akut ialah infeksi mikrobial bakteri, virus,dll, agen fisik trauma, radiasi pengion, panas, dingin, dll, atau kimiawi korosif, asam, basa, dll Underwood, 1996. Inflamasi dan infeksi tidak sama. Infeksi adanya mikroorganisme hidup dalam jaringan merupakan salah satu penyebab inflamasi. Sementara itu, banyak inflamasi terjadi pada keadaan steril sempurna, seperti sewaktu sebagian jaringan mati karena hilangnya suplai darah. Oleh karena itu tidak semua inflamasi disebabkan oleh infeksi Price and Wilson, 1992. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Respon

Inflamasi radang biasanya dibagi dalam 3 fase, yaitu: inflamasi akut, respons imun, dan inflamasi kronis. Inflamasi akut merupakan respons awal terhadap cedera jaringan, hal tersebut terjadi melalui media rilisnya autacoid serta pada umumnya didahului pembentukan respons imun Furst dan Munster, 2002. Respons imun terjadi bila sejumlah sel yang mampu menimbulkan kekebalan diaktifkan untuk merespons organisme asing atau substansi antigenik yang terlepas selama respons terhadap inflamasi akut serta kronis. Akibat dari respons imun bagi tuan rumah mungkin menguntungkan, seperti bilamana ia menyebabkan organisme penyerang menjadi difagositosis atau dinetralisir. Sebaliknya, akibat tersebut juga dapat bersifat merusak bila menjurus kepada inflamasi kronis tanpa penguraian dari proses cedera yang mendasarinya Furst dan Munster, 2002. Inflamasi kronis melibatkan keluarnya sejumlah mediator yang tidak menonjol dalam respons akut. Mediator-mediator tersebut seperti interferon, platelet-derived growth factor PDGF, dan interleukin-1,2,3. Salah satu dari kondisi yang paling penting yang melibatkan mediator-mediator ini adalah artritis reumatoid, dimana inflamasi kronis menyebabkan sakit dan kerusakan pada tulang dan tulang rawan yang bisa menjurus kepada ketidakmampuan untuk bergerak dimana terjadi perubahan-perubahan sistemik yang bisa memperpendek umur Furst dan Munster, 2002. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Mekanisme

Menurut Furst dan Munster 2002, kerusakan sel yang menyertai peradangan menyebabkan pelepasan enzim lisosom dari leukosit dan senyawa prekusor oleh fosfolipase. Selanjutnya fosfolipase melepaskan asam arakidonat yang akan diubah menjadi endoperoksida oleh enzim siklooksigenase. Senyawa ini cepat diubah menjadi prostaglandin dan tromboksan. Lipoksigenase adalah enzim yang mengubah asam arakidonat menjadi leukotrien. Leukotrien memiliki efek kemotaktik yang kuat atas eosinofil, neutrofil dan makrofag serta meningkatkan bronkokonstriksi dan permeabilitas vaskular. Kinin dan juga histamin juga dilepaskan pada tempat jaringan cedera seperti juga komponen komplemen serta produk leukosit lainnya dan trombosit. Perangsangan membran neutrofil menghasilkan rantai bebas yang memberikan oksigen. Anion superoksida dibentuk oleh reduksi oksigen molekular reaktif lain seperti hidrogen peroksida dan rantai hidroksil. Interaksi senyawa ini dengan asam arakidonat menghasilkan pembentukan senyawa kemotaktik sehingga meninggalkan proses peradangan. Mekanisme terjadinya radang sangat dipengaruhi oleh senyawa dan mediator yang dihasilkan oleh asam arakidonat. Bila membran sel mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi, fisik, atau mekanis, maka enzim fosfolipase diaktifkan untuk mengubah fosfolipida yang terdapat di situ menjadi asam arakidonat Tjay dan Rahardja, 2002 dan lyso-glyseril-fosforilkolin yang kemudian diubah lagi menjadi Platelet Activating Factor PAF Rang, Dale, Ritter, Moore, 2003. Platelet Activating Factor menyebabkan agregasi dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pelepasan trombosit, vasodilatasi, peningkatan permeabilitas vaskuler, peningkatan adhesi leukosit, dan kemotaksis leukosit Robbins, Cotran, Kumar, 1995. Asam arakidonat sebagian diubah oleh enzim siklooksigenase menjadi asam endoperoksida dan seterusnya menjadi zat-zat prostaglandin PG, prostasiklin PGI 2 , dan tromboksan TXA 2 , TXB 2 . Prostaglandin PG dapat dibentuk oleh semua jaringan. Yang terpenting adalah PGE 2 dan PGF 2 yang berdaya vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh dan membran sinovial sehingga terjadi radang dan nyeri. Prostasiklin terutama dibentuk di dinding pembuluh dan berdaya vasodilasi. Tromboksan khusus dibentuk dalam trombosit dan berdaya vasokonstriksi antara lain di jantung serta menstimulasi agregasi pelat darah trombotis Tjay dan Rahardja, 2002. Bagian lain dari arakidonat diubah oleh enzim lipoksigenase menjadi zat- zat leukotrien LT. Selanjutnya leukotrien dimetabolisme menjadi LTB 4 , LTC 4 , LTD 4 dan LTE 4 . LTC 4 , LTD 4 dan LTE 4 terutama dibentuk di granulosit eosinofil dan berfungsi vasokonstriktif di bronchi dan mukosa lambung, juga memperkuat hiperreaktivitas bronchi dan permeabilitas pembuluh darah dengan menimbulkan udema. LTB 4 khusus di sintesis di makrofage dan neutrofil alveolar, bekerja kemotaksis yaitu menstimulasi migrasi leukosit. Leukosit yang tertarik oleh leukotrien menginvasi daerah peradangan dan mengaktifkan banyak gejala radang Tjay dan Rahardja, 2002. Jalur lipoksigenase dari arakhidonat menghasilkan leukotrien yang mempunyai efek kemotaksis yang kuat pada eosinofil, neutrofil, dan makrofag PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI serta meningkatkan bronkokonstriksi dan perubahan-perubahan dalam permeabilitas pembuluh darah Furst dan Munster, 2002. Stimulasi membran neutrofil menghasilkan free radicals derivat oksigen. Anion superoksida dibentuk oleh reduksi oksigen molekuler yang dapat memacu produksi molekul lain yang reaktif seperti hidrogen peroksida H 2 O 2 , serta radikal hidroksil OH Wibowo dan Gofir, 2001. Interaksi senyawa ini dengan asam arakidonat menghasilkan pembentukan senyawa kemotaktik yang selanjutnya secara berkesinambungan meneruskan proses inflamasi Furst dan Munster, 2002. Siklooksigenase terdiri dari dua isoenzim, yaitu siklooksigenase-1 COX- 1 dan siklooksigenase-2 COX-2, dengan berat molekul dan daya enzimatis yang sama. COX-1 dalam keadaan normal maupun terjadi peradangan terdapat di kebanyakan jaringan antara lain di pelat-pelat darah, ginjal, dan saluran cerna. Zat ini berperan pada pemeliharan perfusi ginjal, homeostase vaskuler, dan melindungi lambung dengan jalan membentuk bikarbonat dan lendir, serta menghambat produksi asam. COX-2 dalam keadaan normal tidak terdapat di jaringan, tetapi dibentuk selama proses peradangan oleh sel-sel radang dan kadarnya dalam sel meningkat sampai 80 kali Tjay dan Rahardja, 2002. Sejumlah substansi yang dihasilkan oleh sel memiliki sifat-sifat yang juga penting dalam peradangan. Dalam daftar ini terdapat metabolit oksigen yang dihasilkan oleh neutrofil dan makrofag Price and Wilson, 1992. Radikal bebas turunan oksigen yang dihasilkan terdiri dari H 2 O 2, superoksida O 2 • ¯, dan radikal hidroksil OH . Radikal oksigen ini menyebabkan kerusakan sel endotel yang akhirnya meningkatkan permeabilitas vaskuler Robbins dkk, 1995 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 1. Skema dari mediator-mediator yang berasal dari asam arakhidonat dan titik tangkap kerja obat anti-inflamasi Rang dkk, 2003 Keterangan: OAINS = Obat Anti-Inflamasi Non Steroid PAF = Platelet Activating Factor LT = leukotrien ↓ = diubah = dihambat = enzim = obat anti-inflamasi Fosfolipid Fosfolipase A 2 Glukokortikoid menginduksi lipokortin Liso-gliseril- fosforilkolin PAF vasodilator, meningkatkan permeabilitas vascular, bronkokonstriktor, kemotaksin ¯ Asam arakidonat 5-HPETE LTA 4 LTB 4 kemotaksin LTC 4 LTD 4 LTE 4 bronkokonstriktor; meningkatkan permeabilitas vaskular Antagonis reseptor leukotrien mis, zafirukas, montelukas ¯ 5-Lipoksigenase Inhibitor 5- Lipoksigenase mis, zileutin ¯ Siklik endoperoksid NSAIDs ¯ Siklo-oksigenase TXA 2 trombotik; vasokonstrik tor Antagonis TXA 2 ¯ PGI 2 vasodilator; hiperalgesik; menghentikan agregasi platelet PGE 2 vasodilator; hiperalgesik PGD 2 menghambat agregasi platelet; vasodilator PGD 2 α bronkokonstriktor ; kontraksi miometrial Antagonis PG ¯ Lipoksin A B Glukukortikoid menghambat induksi 12-HETE kemotaksin 12-Lipok signase 15- Lipoksige nase Inhibitor TXA 2 sinthase ¯ PAF antagonis ¯ ¯ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Gejala

Gambaran peradangan yang dikenal dengan tanda-tanda pokok peradangan mencakup kemerahan rubor, rasa sakit dolor, panas kalor, pembengkakan tumor, dan perubahan fungsi functiolaesa Price dan wilson, 1992. a. Rubor kemerahan Merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang mengalami peradangan. Waktu reaksi peradangan mulai timbul, maka arteriol yang mensuplai daerah tersebut melebar, dengan demikian lebih banyak darah mengalir ke dalam mikro sirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau sebagian saja yang meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ini yang dinamakan hyperemia atau kongesti, menyebabkan warna merah lokal karena peradangan akut Price dan Wilson, 1992. b. Kalor panas Terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut. Sebenarnya panas hanyalah merupakan sifat reaksi peradangan pada permukaan tubuh, yang dalam keadaan normal suhunya lebih rendah dari suhu di dalam tubuh 37 o . Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya, sebab darah pada suhu 37 o C yang disalurkan tubuh ke permukaan daerah yang terkena lebih banyak daripada yang disalurkan ke daerah normal. Fenomena ini tidak terlihat pada daerah-daerah yang terkena radang jauh dalam tubuh karena jaringan-jaringan tersebut sudah mempunyai suhu inti 37 o C Price dan Wilson, 1992. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Dolor rasa nyeri Dapat dihasilkan dengan berbagai cara. Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dan pengeluaran zat kimia tertentu seperti histamin atau zat kimia bioktif lainnya dapat merangsang ujung-ujung saraf menimbulkan rasa nyeri. Pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan peningkatan tekanan lokal yang dapat menimbulkan rasa sakit Price dan Wilson, 1992. d. Tumor pembengkakan Merupakan hal yang paling menyolok ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial. Peningkatan permeabilitas vaskular disertai keluarnya protein plasma dan sel-sel darah putih kedalam jaringan disebut eksudasi Robbins dkk, 1995. Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat, yang pada keadaan dini reaksi peradangan, merupakan cairan yang timbul dengan cepat dalam luka melepuh pada kulit setelah luka bakar kecil. Selanjutnya sel- sel darah putih meninggalkan aliran darah dan tertimbun sebagai bagian dari eksudat Price dan Wilson, 1992. e. Functiolaesa perubahan fungsi Yaitu berkurangnya fungsi dari organ yang mengalami peradangan Sander, 2003. Hilangnya fungsi disebabkan karena penumpukan cairan pada tempat cedera jaringan dan karena rasa nyeri, yang mengurangi mobilitas pada daerah yang terkena Kee and Hayes, 1996. Gerakan yang terjadi pada daerah radang, baik yang dilakukan secara sadar ataupun secara reflek akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengalami hambatan oleh rasa sakit; pembengkakan yang hebat secara fisik mengakibatkan berkurangnya gerak jaringan Underwood, 1996. Gambar 2. Patogenesis dan tanda suatu peradangan Mutschler, 1986

6. Mediator

Sebagai akibat trauma ataupun perangsangan, sel yang terkena akan mengaktifkan suatu sistem yang cukup rumit. Sistem dalam sel akan melepaskan berbagai mediator inflamasi seperti histamin, serotonin, bradikinin, faktor Hageman, enzim lisosom, prostaglandin, dan leukotrien Wilmana, 1986. Mediator-mediator nyeri mengalami 3 tahap yaitu vasodilatasi perubahan penampang pembuluh darah dengan akibat meningkatnya aliran darah, permeabilitas vaskuler meningkat perubahan struktural pada pembuluh darah mikro yang memungkinkan protein plasma dan leukosit meninggalkan sirkulasi darah, dan eksudasi leukosit agregasi leukosit di lokasi jelas. Ketiga tahap tersebut terjadi secara bersamaan Mutschler, 1986; Robbins dkk, 1995. noksius Kerusakan sel Pembebasan bahan mediator Emigrasi leukosit Proliferasi sel eksudasi Perangsangan reseptor nyeri Gangguan sirkulasi lokal Pemerahan panas Pembeng kakan Gangguan fungsi nyeri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kenaikan permeabilitas kapiler disertai dengan kebocoran banyak sekali cairan ke dalam ruang interstitial, pembekuan cairan dalam ruang tersebut yang disebabkan oleh sejumlah kebocoran fibrinogen dan protein lainnya yang berlebihan Guyton, 1993. a. Histamin Amina vasoaktif yang paling penting adalah histamin yang mampu menghasilkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas vaskuler. Sejumlah besar histamin disimpan dalam sel mast, sel basofil, dan trombosit. Banyak cedera fisik menyebabkan degranulasi sel mast dan melepaskan histamin Price and Wilson, 1992. Histamin mempunyai efek biologis dengan cara menggabungkan reseptor seluler spesifik yang berlokasi di dalam membran permukaan. Histamin mempunyai efek yang kuat pada otot polos dan jantung, pada sel endotel dan saraf tertentu, dan pada sel skretorik di lambung Furst dan Munster, 2002. Histamin dan bradikinin dapat meningkatkan permeabilitas vaskular, tetapi efek vasodilatasinya tidak besar Wilmana, 1995. b. Eicosanoid prostaglandin, tromboksan, dan leukotrien Mediator yang dianggap mempunyai peranan dalam inflamasi adalah prostaglandin yang menyebabkan terjadinya edema, rasa nyeri, dan vasodilatasi. Prostaglandin merupakan hasil pemecahan dari asam arakidonat oleh enzim fosfolipase sebagai respon terhadap berbagai rangsangan. Asam arakidonat ini disimpan atau tersedia sebagai bentuk ester dari struktur fosfolipida di membran sel dari kebanyakan jaringan, tetapi dapat juga berasal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dari ester trigliserida atau ester kolesterol. Prostaglandin tidak disimpan secara intraseluler, prostaglandin baru terbentuk bila telah ada pelepasan asam arakidonat dari membran sel Tjay dan Rahardja, 2002. Secara in vitro terbukti bahwa prostaglandin E 2 PGE 2 dan prostasiklin PGI 2 dalam jumlah nanogram, menimbulkan eritem, vasodilatasi dan peningkatan aliran darah lokal Wilmana, 1995.

J. Obat Anti-inflamasi

Pengobatan yang diberikan pada penderita dengan peradangan mempunyai dua sasaran utama yang meliputi : pertama menghilangkan rasa nyeri yang menyertai pada gejala yang ada dan keluhan utama yang kontinyu pada penderita; kedua perlambatan atau pengistirahatan proses kerusakan jaringan Furst dan Munster, 2002. Obat anti-inflamasi adalah golongan obat yang memiliki aktivitas menekan atau mengurangi peradangan. Tujuan utama pengobatan pasien dengan anti-inflamasi yakni meringankan rasa nyeri, yang sering kali merupakan gejala awal yang terlihat dan keluhan utama pasien; dan memperlambat atau membatasi proses perusakan pada jaringan Furst dan Munster, 2002. Obat anti-inflamasi berdasarkan mekanisme kerjanya secara umum dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan steroid kortikosteroid dan golongan non steroid OAINS Wilmana, 1995. Mekanisme kerja obat anti-inflamasi dapat dilihat pada gambar 8. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 3. Mekanisme kerja obat anti inflamasi Wilmana, 1995

1. Kortikosteroid

Mekanisme kerja golongan steroid sebagian besar berdasar atas rintangan sintesis prostaglandin dan leukotrien dengan menghambat fosfolipase. Wilmana, 1995. Oleh karena itu, efeknya terhadap gejala inflamasi lebih baik daripada golongan non steroid. Tetapi golongan kortikosteroid mempunyai efek samping yang lebih berbahaya pada dosis tinggi dan penggunaan lama Tjay dan Rahardja, 2002. Obat anti-inflamasi golongan steroid efeknya tergantung pada pelepasan kortisol. Kortisol adalah salah satu hormon yang dihasilkan kortek adrenal yang punya khasiat fisiologis utama, antara lain efek glukokortikoid, efek mineralokortikoid, efek anti flogistik, anti alergi, efek kalsiprive, dan efek imunosupresi. Sebagai hormon yang memiliki efek anti flogistik, kortisol mampu Trauma luka pada sel Gangguan pada membran sel Fosfolipid Enzim fosfolipase Dihambat kortikosteroid Asam arakidonat Hidroperoksid Leukotrien enzim lipoksigenase enzim siklooksigenase Enderoperoksid PGG 2 PGH Tromboksan A 2 PGE2, PGF2, PGD2 Prostasiklin Dihambat oleh OAINS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mencegah dan melawan semua macam peradangan terutama dari selaput lendir, terlepas dari penyebabnya, misalnya trauma, infeksi, alergi, atau reaksi auto imun Wilmana, 1995. Kortikosteroid mengurangi produksi mediator inflamasi prostaglandin, leukotrien, tromboksan dan platelet activating factor, mencegah produksi dan pelepasan histamin dari basofil dan sel mast, menghambat produksi berbagai sitokin Rengganis, 2006. Reseptor kortikosteroid ditemukan pada berbagai jenis sel limfosit, monosit, osteoblast, sel hati, sel otot, sel lemak dan fibroblast sehingga memberikan efek biologik terhadap begitu banyak sel Rengganis, 2006. Pemakaian lama dari obat-obatan ini mengarah pada efek toksik yang serius dan membuat pasien cacat, seperti patah tulang, infeksi, dan katarak. Pada pasien yang rentan dapat terjadi diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung atheroskelorik yang dipercepat Furst dan Munster, 2002. Sebagai anti-inflamasi kortikosteroid digunakan dalam dosis yang beragam untuk berbagai penyakit dan beragam untuk individu yang berbeda, agar dapat dijamin rasio manfaatresiko yang setinggi- tingginya Anonim, 2000.

2. Obat Anti-Inflamasi Non Steroid OAINS

Mekanisme kerja OAINS untuk sebagian besar berdasarkan penghambatan pada sintesis prostaglandin, dimana kedua jenis cyclooxygenase COX dihambat. OAINS yang ideal adalah yang hanya menghambat COX-2 peradangan tetapi tidak pada COX-1 perlindungan mukosa lambung Tjay dan Rahardja, 2002. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OAINS membentuk kelompok yang berbeda-beda secara kimia, tetapi semuanya mempunyai kemampuan untuk menghambat COX. Dan inhibisi sintesis prostaglandin yang sangat berperan untuk efek terapeutiknya. Tetapi inhibisi sintesis prostaglandin dalam mukosa gaster sering menyebabkan kerusakan gastrointestinal dispepsia, mual, dan gastritis. Efek samping yang paling serius adalah pendarahan gastrointestinal dan perforasi. COX terdapat pada jaringan sebagai isoform konstitutif COX-1, tetapi sitokin pada lokasi inflamasi menstimulasi induksi isoform kedua COX-2. Inhibisi COX-2 diduga bertanggung jawab untuk efek anti-inflamasi OAINS, sementara inhibisi COX-1 bertanggung jawab untuk toksisitas gastrointestinalnya Neal, 2005. Efek anti-inflamasi dari OAINS diyakini melalui hambatan terhadap COX-2 karena aktivasi COX-2 merupakan jawaban terhadap stimulus inflamatif maupun sitokin berbagai sel termasuk migratory cells. Efek samping yang tidak diinginkan seperti gastrotoksisitas dan nefrotoksisitas diakibatkan oleh efek penghambatan pada COX-1 Kasjmir, 2002. Pada inflamasi prostaglandin berperan dalam menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas vaskular. Akan tetapi, inhibisi sintesis prostaglandin oleh OAINS lebih bersifat mengurangi inflamasi daripada menghilangkan karena obat ini tidak menghambat mediator inflamasi lainnya. Meskipun demikian, pada sebagian besar pasien dengan artritis reumatoid, efek antiinflamasi OAINS lebih ringan yaitu mengurangi nyeri, kekakuan dan pembengkakan. Tetapi OAINS tidak mengubah penyakit Neal, 2005. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI OAINS ASAM KARBOKSILAT ASAM ENOLAT Asam Derivat Asam Derivat Asam Derivat Asam Derivat Derivat Asetat Salisilat Propionat Fenamat Pirazolon Oksikam Aspirin As. Tiaprofenat As. mefenamat Azapropazon Piroksikam Benorilat Fenbufen Meklofenamat Fenilbutazon Tenoksikam Diflunisal Fenoprofen Oksifenbutazon Salsalat Flurbiprofen Ibuprofen Ketoprofen Naproksen Derivat Asam Fenilasetat Derivat Asam asetat Indenindol: Diklofenak Indometasin Fenklofenak Sulindac Tolmetin Gambar 4. Klasifikasi obat Anti-Inflamasi Non Steroid OAINS Wilmana, 1995 Metabolisme sebagian besar obat OAINS berlangsung melalui enzim CYP450 dalam hati. Sekalipun ekskresi ginjal adalah rute yang paling penting untuk eliminasi terakhir, hampir semuanya melalui berbagai tingkat ekskresi empedu dan penyerapan kembali sirkulasi enterohepatitis Furst dan Munster, 2002. Sejumlah efek samping berkaitan dengan penghambatan sintesis prostaglandin dan terutama terjadi pada lambung, ginjal, dan fungsi trombosit Tjay dan Rahardja, 2002. Efek samping yang tidak diinginkan dari OAINS pada lambung terutama terjadi karena inhibisi COX-1. Enzim COX-1 bertanggung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI jawab untuk sintesis prostaglandin yang berguna untuk menghambat sekresi asam lambung dan melindungi mukosa lambung Rang dkk, 2003. Obat OAINS dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal karena menghambat prostaglandin yang berguna untuk memelihara volume darah yang mengalir melalui ginjal perfusi. Obat OAINS juga menyebabkan agregasi trombosit dikurangi sehingga masa pendarahan dapat diperpanjang Tjay dan Rahardja, 2002.

K. Natrium Diklofenak

Natrium diklofenak adalah golongan obat non steroid dengan aktivitas analgesia, anti-inflamasi dan antipiretik. Aktivitas natrium diklofenak yaitu dengan menghambat enzim siklooksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat. Natrium diklofenak memiliki indikasi untuk pengobatan akut dan kronik gejala-gejala rheumatoid arthritis, ostecarthritis. Obat ini kontraindikasi untuk penderita yang hipersensitif terhadap diklofenak atau menderita asma, urtikaria atau alergi pada pemberian aspirin atau OAINS lainnya, serta penderita tukak lambung. Jika digunakan bersamaan dengan aspirin dapat menurunkan konsentrasi plasma dan AUC natrium diklofenak. Natrium diklofenak dapat meningkatkan konsentrasi plasma digoksin, metotreksat, siklosporin, dan litium sehingga meningkatkan tosisitasnya. Selain itu, diklofenak dapat menurunkan aktivitas obat-obat diuretik Hardjasaputra, Budipranoto, Sembiring, Kamil, 2002. Absorpsi obat ini melalui saluran cerna berlangsung cepat dan lengkap. Obat ini terikat 99 pada protein plasma dan mengalami efek lintas awal sebesar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40-50. Walaupun waktu paruh singkat yaitu 1-3 jam, natrium diklofenak diakumulasi di cairan sinovia yang menjelaskan efek terapi di sendi lebih lama dari waktu paruh obat tersebut Wilmana, 1995. Bioavaibilitas sistemik dari diklofenak antara 30-70 karena metabolisme lintas pertama. Metabolisme berlangsung dengan CYP3A4 dan CYP2C9 menjadi metbolit tak aktif Furst dan Munster, 2002. Efek samping yang lazim adalah mual, gastritis, eritemia kulit dan sakit kepala seperti semua obat AINS, pemakaian obat ini harus hati-hati pada penderita tukak lambung. Peningkatan enzim transaminasi dapat terjadi pada 15 pasien dan umumnya kembali normal Wilmana, 1995. Sedangkan menurut Hardjasaputra dkk 2002, efek samping pada penggunaan natrium diklofenak adalah nyeri kram perut, sakit kepala, retensi cairan, diare, nausea, konstipasi, flatulen, indigesti, tukak lambung, pusing dan ruam. Diklofenak-Na merupakan turunan fenilasetat. Obat ini termasuk NSAID yang terkuat daya anti radang dengan efek samping yang kurang keras dibanding dengan obat anti-inflamasi non steroid lainnya indometasin, piroxicam. Obat ini sering digunakan untuk segala macam nyeri, juga pada migrain dan encok. Secara parenteral sangat efektif untuk menanggulangi nyeri kolik hebat. Kerusakan hati fatal telah dilaporkan Tjay dan Rahardja, 2002. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI CH 2 NH COOH Cl Cl Gambar 5. Struktur diklofenak Anonim, 2001 b

L. Metode Uji Anti-inflamasi