21-gauge steril ke dalam jaringan otot. Satu jam sebelum penyuntikan urate crystal, hewan diberi perlakuan dengan senyawa uji dan standar. Sepasang anjing
diuji setiap 2 hari. Pada hari pertama, hanya satu anjing menerima obat tersebut. Satu minggu kemudian lutut anjing tersebut disuntik sedangkan yang lain diberi
obat Vogel, 2002.
11. Percobaan
in vitro
Percobaan in vitro berguna untuk mengetahui peran dan pengaruh substansi-substansi fisiologis seperti histamin, prostaglandin dan lain-lain dalam
terjadinya inflamasi. Contoh beberapa percobaan invitro adalah : ikatan reseptor bradikinin-H
3
, ikatan reseptor neurokinin, dan uji kemotaksis leukosit
polimorfonuklear Vogel, 2002.
M. Landasan Teori
Inflamasi merupakan suatu mekanisme proteksi tubuh terhadap gangguan dari luar atau infeksi. Respon inflamasi dapat disebabkan antigen seperti virus,
bakteri, protozoa, jamur, atau trauma. Kerusakan sel karena inflamasi dimulai dengan pelepasan enzim lisosom dari leukosit melalui aksinya pada membran sel.
Bila membran sel mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan kimiawi, fisik, atau mekanisme, maka enzim fosfolipase diaktifkan untuk mengubah fosfolipid
yang ada menjadi asam arakidonat. Asam arakidonat kemudian dimetabolisme melalui jalur siklooksigenase dan lipoksigenase menghasilkan mediator-mediator
prostaglandin, leukotrien, prostasiklin, dan lain-lain yang berperan dalam terjadinya peradangan. Fenomena inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskuler,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peningkatan permeabilitas kapiler, dan migrasi leukosit ke jaringan radang. Gejala proses inflamasi yang sudah dikenal ialah kalor, rubor, tumor, dolor, dan functio
laesa. Jamu ”T” terdiri dari Angelicae sinansis radix, Chuanxiong rhizoma,
Glycyrrhizae radix, Piperis folium, Scutellariae barbatae herba, dan
Trichosanthis semen. Keenam tanaman ini mengandung senyawa-senyawa kimia
seperti asam askorbat, beta-sitosterol, karvakrol, magnesium, asam linoleat, asam oleat, dan flavonoid. Senyawa-senyawa tersebut memiliki daya anti inflamasi.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian daya anti-inflamasi secara in vivo terhadap jamu ”T” untuk mengetahui apakah Jamu ”T” tersebut benar-benar dapat
digunakan sebagai obat anti-inflamasi. Salah satu senyawa yang terdapat dalam jamu ”T” adalah beta sitosterol.
Senyawa ini terkandung dalam tanaman Angelicae sinensis radix, Glycyrrhizae radix dan Trichosanthis semen. Beta sitosterol bekerja sebagai anti-inflamasi
dengan menurunkan aktivitas enzim siklooksigenase dan lipoksigenase, yang menyebabkan sintesis substansi endogenous proinflammatory seperti
prostaglandin E2 dan leukotrien.
N. Hipotesis
Sediaan seduhan jamu ”T” memiliki efek anti-inflamasi terhadap mencit betina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian tentang daya anti-inflamasi sediaan seduhan jamu ”T” pada mencit betina putih merupakan jenis penelitian eksperimental murni dengan
menggunakan rancangan acak lengkap pola searah. Maksud dari eksperimental murni adalah subyek uji yang digunakan dalam penelitian ini diberi perlakuan dan
menggunakan kontrol untuk pembanding. Acak berarti setiap hewan uji mendapatkan kesempatan yang sama untuk masuk dalam kelompok. Lengkap
berarti setiap hewan uji dalam satu kelompok perlakuan menerima satu jenis perlakuan. Pola satu arah menunjukkan hanya ada satu variabel bebas yaitu dosis
sediaan seduhan Jamu ”T”.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel utama
1 Variabel bebas
Dosis sediaan seduhan Jamu ”T” tiap kg berat badan mencit betina yang
diberikan pada mencit putih betina yang mengalami radang buatan dengan karagenin pada waktu pengukuran tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI