Tata Cara Analisis Data dan Penyajian Hasil Data Penelitian

1 Editing. Pada tahap ini, dilakukan pemeriksaan terhadap berbagai hal meliputi kelengkapan jawaban kuesioner hasil penelitian, penyeleksian kuesioner yang memenuhi kriteria inklusi sampel, serta melihat apakah ada responden yang harus dieksklusi. Tahap editing ini dilakukan sesaat setelah semua kuesioner terkumpul dari lokasi penelitian. 2 Processing. Pada tahap ini dilakukan dengan memasukan data ke dalam program komputer berdasarkan jawaban pernyataan dari setiap item dalam kuesioner dan menjumlahkan nilai skor dari pernyataan yang dijawab oleh responden. 3 Cleaning. Tahap Cleaning dilakukan dengan memeriksa kembali kebenaran data yang sudah dimasukkan ke program komputer serta memastikan kelengkapan seluruh komponen yang dibutuhkan untuk keperluan analisis data.

H. Tata Cara Analisis Data dan Penyajian Hasil Data Penelitian

Tata cara analisis data dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Uji normalitas bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada perbedaan distribusi sebaran variabel yang dianalisis antara sampel dan populasi, dengan kata lain sebaran skor suatu variabel sama dengan populasi, yaitu mengikuti kurva normal. Uji normalitas distribusi data menggunakan uji Kolmogorov - Smirnov , karena dapat digunakan untuk sampel yang lebih besar lebih dari 50 Dahlan, 2006. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran “jika nilai signifikan p 0,05 maka sebaran datanya normal, dan jika nilai signifikan 0,05 maka sebaran tidak normal Patria, 2010. Hasil uji normalitas tingkat pengetahuan dan sikap mengenai persepsi periklanan obat sakit kepala di televisi, serta tindakan penggunaan obat sakit kepala di kalangan ibu rumah tangga di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Yogyakarta, ditunjukkan pada Tabel XI berikut : Tabel XI. Hasil Uji Normalitas pada Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Variabel Hasil uji Kolmogorov – Smirnov Keterangan Pengetahuan 0.000 Tidak Normal Sikap 0.005 Tidak Normal Tindakan 0.000 Tidak Normal Hasil pengujian Tabel XI diatas, menunjukkan bahwa skor pengetahuan, sikap dan tindakan memiliki distribusi data yang tidak normal, disebabkan nilai signifikan tidak 0,05. Data yang tidak normal dapat diubah menjadi normal dengan transformasi data. Hasil transformasi data penelitian ini, menunjukkan data tetap tidak normal. Berikut ini merupakan hasil uji normalitas tingkat pengetahuan dan sikap mengenai persepsi periklanan obat sakit kepala di televisi, serta tindakan penggunaan obat sakit kepala di kalangan ibu rumah tangga di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Yogyakarta yang telah ditransformasi data. Tabel XII. Hasil Uji Normalitas Transformasi Data Variabel Hasil uji Kolmogorov – Smirnov Keterangan Log_Pengetahuan 0.000 Tidak Normal Log_Sikap 0.001 Tidak Normal Log_Tindakan 0.000 Tidak Normal Analisis data dilanjutkan dengan analisis kuantitatif dengan metode statistik deskriptif yang terdiri dari analisis karakteristik responden, pola melihat iklan obat sakit kepala di televisi, serta analisis korelasi tingkat pengetahuan dan sikap mengenai persepsi periklanan obat sakit kepala di televisi terhadap tindakan penggunaan obat sakit kepala. Analisis data karakteristik responden dan analisis skala pola melihat iklan obat sakit kepala di televisi dilakukan dengan metode statistik deskriptif menggunakan teknik persentase. Teknik persentase dengan cara membagi jumlah responden yang memberikan jawaban sejenis dengan jumlah total responden dikalikan 100. Penyajian hasil data karakteristik responden dan pola melihat iklan obat sakit kepala di televisi disajikan dalam bentuk diagram pie dan tabel. Analisis data dilanjutkan dengan analisis korelasi tingkat pengetahuan dan sikap mengenai persepsi periklanan obat sakit kepala di televisi terhadap tindakan penggunaan obat sakit kepala dilakukan dengan metode korelasi Spearman . Digunakan korelasi Spearman karena distribusi data pada penelitian ini didapatkan distribusi data yang tidak normal. Sedangkan, apabila distribusi data normal maka digunakan korelasi pearson product moment Patria, 2010. Data yang dianalisis dengan korelasi Spearman menggunakan data hasil uji normalitas sebelum di transformasikan. Pada penelitian ini, analisis data menggunakan program komputer. Analisis korelasi Spearman menggunakan uji satu ekor one tail dengan alasan yang dicari adalah hubungan positif dan signifikan antara kedua variabel yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Data output korelasi Spearman menampilkan koefisien korelasi r dan angka probabilitas p atau nilai signifikansi. Besar kecilnya korelasi selalu dinyatakan dengan angka yang disebut koefisien korelasi. Koefisien korelasi dari 0,000 sampai +1,000 dinyatakan korelasi positif, sedangkan korelasi negatif apabila koefisien korelasi dari 0,000 sampai -1,000 Hadi, 2004. Menurut Supangat 2007, memberikan pedoman untuk menginterpretasikan koefisien korelasi r Spearman yang dilihat pada Tabel XIII: Tabel XIII. Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi Supangat, 2007. Koefisiensi korelasi Tingkat hubungan 0,00 - 0,55 tidak kuat 0,56 – 0,65 cukup kuat 0,66 – 0,75 Kuat 0,76 – 0,99 sangat kuat 1 hubungan sempurna Harga probabilitas p dapat menunjukkan hipotesis null diterima atau ditolak. Hipotesis null H adalah hipotesis yang tidak diharapkan benar dalam penelitian, sedangkan hipotesis alternatif H 1 adalah hipotesis yang diharapkan benar dalam penelitian atau sesuai kenyataan yang ada. Jika harga p0,05 berarti H ditolak dan H 1 diterima dan jika harga p0,05 berarti H diterima dan H 1 ditolak Santoso, 2003. Pada penelitian ini hipotesis null adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan, dan sikap mengenai persepsi periklanan obat sakit kepala di televisi terhadap tindakan penggunaan obat sakit kepala, sedangkan hipotesis alternatif adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap mengenai persepsi periklanan obat sakit kepala di televisi terhadap tindakan penggunaan obat sakit kepala.

I. Kelemahan Penelitian

Kelemahan penelitian ini adalah : 1 Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan professional judgement oleh satu orang apoteker, padahal menurut Waltz 2010, prosedur pengujian validitas konten setidaknya melibatkan dua orang ahli di bidangnya. 2 Pengujian validitas kuesioner ini tidak dilakukan oleh expert judgemnet atau expert dibidangnya seperti apoteker dibidang peraturan periklanan obat. 3 Pada penelitian ini tidak dilakukan uji pemahaman bahasa, sehingga kuesioner yang digunakan terdapat beberapa pernyataan yang sulit untuk dipahami oleh responden. 4 Pilihan jawaban pada kuesioner mengenai merek obat sakit kepala masih bersifat umum, belum spesifik menyebutkan jenis obat sakit kepala tertentu misalnya Bodrex® Extra, Panadol® Extra, dan Oskadon® SP. Banyaknya merek obat yang ada saat ini dapat membingungkan responden dalam memilih jawaban sehingga diharapkan jika pilihan jawaban dalam kuesioner lebih spesifik, jawaban responden yang berkaitan dengan obat merupakan produk obat sakit kepala saja. 5 Pengukuran tindakan penggunaan obat sakit kepala oleh responden dalam penelitian ini merupakan data retrospektif dengan rancangan cross-sectional sehingga tidak dapat melihat dampak peraturan periklanan obat sakit kepala di televisi pada responden di waktu mendatang dan tidak dapat diketahui hubungan sebab akibat antara tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan demikian kuesioner yang digunakan pada penelitian ini dapat dinyatakan tidak valid, sehingga kuesioner yang digunakan tidak dapat menunjukkan hasil yang sebenarnya. 59 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian yang dibahas sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi karakteristik responden, mengidentifikasi pola melihat iklan obat sakit kepala di televisi, mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan sikap mengenai persepsi periklanan obat sakit kepala di televisi, mengidentifikasi tindakan penggunaan obat sakit kepala yang dilakukan responden, serta mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap mengenai persepsi periklanan obat sakit kepala di televisi terhadap tindakan penggunaan obat sakit kepala di kalangan ibu rumah tangga di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman pada tahun 2014.

A. Karakteristik Demografi Responden

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penggunaan Obat Pencahar Sebagai Obat Pelangsing di Kalangan Ibu-ibu di Kota Medan

2 44 98

Gambaran Penggunaan Obat Pencahar Sebagai Obat Pelangsing di Kalangan Ibu-ibu di Kota Medan

7 62 97

PROFIL TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP PENGGUNAAN OBAT BATUK UNTUK ANAK DI Profil Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Penggunaan Obat Batuk Untuk Anak Di Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen.

0 2 12

Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mengenai iklan obat sakit kepala di televisi terhadap tindakan penggunaan obat sakit kepala di kalangan ibu rumah tangga di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta pada tahun 2014.

0 2 196

Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mengenai iklan obat sakit kepala di televisi terhadap tindakan penggunaan obat sakit kepala di kalangan Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5 13 109

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGGUNAAN UTAMA OBAT PENCAHAR - Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penggunaan Obat Pencahar Sebagai Obat Pelangsing di Kalangan Ibu-ibu di Kota Medan

1 2 7

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penggunaan Obat Pencahar Sebagai Obat Pelangsing di Kalangan Ibu-ibu di Kota Medan

1 0 13

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERSEPSI TENAGA KESEHATAN TERHADAP KEHALALAN OBAT DI RUMAH SAKIT KABUPATEN BANYUMAS

0 1 15

Hubungan pengetahuan dan sikap mengenai obat tradisional dan obat modern dengan tindakan pemilihan obat untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Bantir, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah - USD Repository

0 5 142

Hubungan antara pengetahuan dan sikap mengenai obat tradisional dan obat modern terhadap tindakan pemilihan obat pada pengobatan mandiri di kalangan mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 3 139