Tindakan Kuesioner PENELAAHAN PUSTAKA

F. Tindakan

Di sisi lain, tindakan atau yang juga dikenal dengan perilaku memiliki arti yang berbeda dengan sikap. Tindakan atau perilaku, dilihat dari segi biologis yang merupakan serangkaian kegiatan individu yang diamati langsung maupun tidak langsung oleh orang lain. Perilaku terjadi karena adanya respon terhadap suatu stimulus dan biasanya dapat dipelajari. Tindakan terbentuk karena adanya kebutuhan individu terhadap fungsi fisiologis atau biologis, rasa aman, mencintai dan dicintai, rasa harga diri dan aktualisasi diri Sunaryo, 2002. Menurut Azwar 2009, proses terbentuknya perilaku seseorang dapat di lihat pada Gambar 2 berikut: Gambar 2. Asumsi Determinan Perilaku Manusia Azwar, 2009. Perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukan oleh niat orang terhadap objek kesehatan, ada atau tidaknya dukungan dari masyarakat sekitarnya, ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan, kebebasan dari individu untuk mengambil keputusan atau bertindak dan situasi yang memungkinkan dia berperilaku atau tidak berperilaku Notoatmodjo, 2003. Faktor yang mempengaruhi tindakan yaitu keyakinan, nilai, motivasi, dan pengetahuan, serta pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap Pengalaman Keyakinan Fasilitas Sosio-budaya Pengetahuan Persepsi Sikap Keyakinan Kehendak Motivasi Niat Perilaku penting seperti keluarga, pengaruh budaya, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta pengaruh faktor emosional. Namun yang sangat penting dalam faktor pendukung terjadinya suatu tindakan yaitu adanya sarana prasarana dan fasilitas yang mendukung perilaku seseorang Wawan dan Dewi, 2011. Salah satu cara mengukur aspek tindakan dapat menggunakan skala Likert seperti halnya dalam pengukuran aspek sikap Budiman dan Riyanto, 2013.

G. Proses Keputusan Pembelian

Komponen kognitif, afektif dan perilaku akan mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk. Menurut Kotler 2000, terdapat lima tahap dalam proses keputusan pembelian, yaitu:

1. Pengenalan kebutuhan

Merupakan salah satu proses awal pembelian. Pembeli akan mengenali suatu kebutuhan individunya yang dapat dipicu oleh faktor internal atau eksternal sehingga menimbulkan suatu dorongan dan motivasi untuk memenuhinya.

2. Pencarian informasi

Konsumen yang tergerak untuk memenuhi kebutuhannya tersebut akan berusaha mencari dan mendapatkan lebih banyak informasi. Umumnya 4 kelompok sumber informasi, yaitu sumber pribadi keluarga, teman, tetangga, kenalan, komersial iklan, tenaga penjual, pedagang perantara, pengalaman pemeriksaan, penggunaan produk, dan sumber publik media massa.

3. Evaluasi alternatif

Evaluasi merupakan cara konsumen memproses informasi mengenai produk atau merek tertentu dan membuat pertimbangan. Proses evaluasi ini, akan melibatkan komponen kognitif dan afektif konsumen. Kognitif konsumen dapat menentukan tingkat pengetahuan, kepercayaan dan keyakinan terhadap produk, sedangkan evaluasi afektif menentukan tingkat perasaan konsumen terhadap produk.

4. Keputusan pembelian

Merupakan perilaku atau tindakan yang dihasilkan dari proses evaluasi. Konsumen akan cenderung membeli produk yang memberikan evaluasi positif.

5. Perilaku setelah pembelian

Setelah dilakukan proses pembelian, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan dan ketidakpuasan tertentu. Konsumen akan membeli produk yang sama atau akan pindah ke produk lainnya, yang biasa disebut minat beli. Gambar 3. Model Proses Keputusan Pembelian Kotler, 2000. Sumber pribadi, komersial, pengalaman dan publik Kognitif Afektif Perilaku Perilaku setelah pembelian Pengenalan kebutuhan Evaluasi alternatif Keputusan pembelian Pencarian informasi Minat beli yaitu adanya perasaan tertarik atau perasaan senang, adanya perhatian dan kecenderungan untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Minat beli seseorang pula timbul karena adanya perasaan senang yang diperkuat oleh sikap positif. Hal ini berarti seseorang senang dengan suatu produk atau dengan model iklan dalam suatu iklan produk. Proses terjadinya minat beli suatu produk atau model iklan suatu produk yang disertai dengan perasaan tertarik dan perasaan senang atau sikap positif terhadap suatu hal yang diperoleh melalui proses sensasi dan persepsi. Individu yang memiliki minat membeli, meyakinkan dirinya bahwa objek atau barang tersebut mempunyai manfaat bagi dirinya Fenny, Gunadi dan Heru, 1998.

H. Kuesioner

Kuesioner merupakan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data dengan cara memberikan suatu pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden Sugiyono, 2010. Dari segi psikometrik tes, suatu instrumen dikatakan baik setelah melalui tahap empiris statistik. Adapun yang dimaksud segi psikometrik tes adalah kualitas performansi tes untuk mengukur suatu atribut psikologis tertentu. Tahap empiris statis meliputi proses uji coba tes dan pemeriksaan analisis butir. Pada tahap analisis butir, item kuesioner harus diuji satu per satu untuk kemudian diuji secara keseluruhan sebagai satu kesatuan tes. Terdapat empat aspek psikometrik yang menentukan kualitas suatu tes yaitu validitas, reliabilitas, statistik item tes dan daya diskriminasi tes Supratiknya, 2014. Uji validitas instrumen penelitian kuesioner digunakan untuk mengukur ketepatan instrumen dalam menghasilkan data sesuai dengan nilai sebenarnya Mustafa, 2009. Tujuan dari pengujian ini, agar tidak terdapat makna ganda dalam setiap pernyataan kuesioner sehingga penyataan dalam kuesioner relevan untuk dianalisis dan mempermudah responden untuk mengerti dan menjawab pernyataan dalam kuesioner tersebut. Suatu pertanyaan yang tidak valid, kemungkinan disebabkan oleh kurang baiknya susunan kata - kata atau kalimat dari pertanyaan atau pernyataan tersebut atau kalimat yang digunakan menimbulkan penafsiran yang berbeda. Validitas pada umumnya dikategorikan menjadi 3 macam validitas, yaitu validitas isi content validity, validitas terkait kriteria criterion-related validity, dan validitas konstruk construct validity Gregory, 2013. Validitas isi, yaitu jenis validitas yang diukur rasionalitasnya melalui professional judgement atau validitas konten didasarkan pada suatu penilaian dari pihak yang ahli di bidangnya expert judgement. Menurut Waltz 2010, persyaratan professional judgement dalam prosedur pengujian validitas konten melibatkan setidaknya dua orang ahli di bidangnya. Dari validitas ini maka dapat diketahui sejauh mana item dapat menggambarkan dan merepresentasikan komponen dari domain yang diujikan. Tes dikatakan valid apabila tampilannya memberikan kesan dapat mengukur apa yang ingin diukur sesuai tujuan peneliti Azwar, 2011. Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana konsistensi intrumen pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini kuesioner. Responden yang dilibatkan dalam pengujian kuesioner ini diupayakan berasal dari luar daerah penelitian namun harus memiliki karakteristik yang mirip dengan karakteristik responden dari populasi yang akan diteliti selanjutnya Effendi dan Tukiran, 2012. Hal ini, bertujuan agar tidak terjadi bias dalam menjawab pertanyaan. Uji reliabilitas kuesioner ini menggunakan bantuan perangkat komputer terhadap pernyataan kuesioner yang telah valid. Adapun formula yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen yaitu berdasarkan koefisien Alpha Cronbach yang dihitung berdasarkan nilai skor tiap item pernyataan dan nilai skor total item penyataan. Koefisien alpha merupakan suatu indeks yang menunjukkan konsistensi internal item, yaitu kecenderungan tiap item yang menunjukkan hubungan yang positif. Suatu instrumen dinyatakan reliabel apabila koefisien reliabilitas hasil perhitungan ≥ 0,6 Sekaran, 2003 cit., Mustafa, 2009.

I. Landasan Teori

Pengobatan mandiri merupakan salah satu bentuk dari perilaku kesehatan yang diputuskan seseorang untuk mengobati diri sendiri dengan menggunakan obat tanpa resep OTR. Terbentuknya perilaku swamedikasi tersebut dipengaruhi oleh tiga aspek yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang dalam mengambil keputusan pengobatan yang tepat. Pengobatan mandiri umumnya digunakan untuk penyakit ringan seperti sakit kepala dengan menggunakan obat bebas, bebas terbatas dan obat wajib apotik. Salah satu media informasi mengenai obat bebas dan bebas terbatas adalah melalui iklan televisi. Tersedianya informasi obat salah satunya obat sakit kepala melalui iklan di televisi merupakan sarana penambah pengetahuan seseorang mengenai obat sakit kepala. Selain dapat menambah pengetahuan, iklan juga berfungsi sebagai komunikasi persuasif yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku penerima iklan, maupun sebagai sarana hiburan. Ketiga komponen tersebut pengetahuan, sikap dan tindakan akan mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk oleh konsumen terkait dengan suatu produk yang pernah diiklankan. Media massa media televisi merupakan faktor terbesar di antara media massa lainnya dalam mempengaruhi masyarakat untuk mengambil keputusan membeli suatu produk. Gambaran sosio-demografi seperti usia, pendidikan, pekerjaan dan keadaan ekonomi dalam kesehatan masyarakat juga dapat mempengaruhi perilaku dan outcome kesehatan masyarakat dalam pemilihan pengobatan yang tepat sesuai jenis penyakit yang diderita.

J. Hipotesis

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penggunaan Obat Pencahar Sebagai Obat Pelangsing di Kalangan Ibu-ibu di Kota Medan

2 44 98

Gambaran Penggunaan Obat Pencahar Sebagai Obat Pelangsing di Kalangan Ibu-ibu di Kota Medan

7 62 97

PROFIL TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP PENGGUNAAN OBAT BATUK UNTUK ANAK DI Profil Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Penggunaan Obat Batuk Untuk Anak Di Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen.

0 2 12

Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mengenai iklan obat sakit kepala di televisi terhadap tindakan penggunaan obat sakit kepala di kalangan ibu rumah tangga di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta pada tahun 2014.

0 2 196

Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mengenai iklan obat sakit kepala di televisi terhadap tindakan penggunaan obat sakit kepala di kalangan Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5 13 109

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGGUNAAN UTAMA OBAT PENCAHAR - Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penggunaan Obat Pencahar Sebagai Obat Pelangsing di Kalangan Ibu-ibu di Kota Medan

1 2 7

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penggunaan Obat Pencahar Sebagai Obat Pelangsing di Kalangan Ibu-ibu di Kota Medan

1 0 13

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERSEPSI TENAGA KESEHATAN TERHADAP KEHALALAN OBAT DI RUMAH SAKIT KABUPATEN BANYUMAS

0 1 15

Hubungan pengetahuan dan sikap mengenai obat tradisional dan obat modern dengan tindakan pemilihan obat untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Bantir, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah - USD Repository

0 5 142

Hubungan antara pengetahuan dan sikap mengenai obat tradisional dan obat modern terhadap tindakan pemilihan obat pada pengobatan mandiri di kalangan mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 3 139