Jenis dan Rancangan Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Bahan Penelitian

34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional. Penelitian observasional merupakan penelitian dengan observasi yang dilakukan terhadap sejumlah variabel dari subyek penelitian tanpa adanya manipulasi atau intervensi dari peneliti Imron dan Munif, 2010. Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap mengenai persepsi periklanan obat sakit kepala di televisi terhadap tindakan penggunaan obat sakit kepala di kalangan ibu rumah tangga yang berdomisili di daerah pedesaan di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu cross-sectional . Penelitian cross-sectional merupakan penelitian untuk mempelajari hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung dengan melakukan pengukuran pada saat yang sama atau point time approach. Saat yang sama artinya tiap subyek hanya diobservasi satu kali dan pengukuran variabel subyek dilakukan pada saat observasi. Metode pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kuantitatif dengan metode statistika deskriptif dengan teknik pengambilan data menggunakan kuesioner Pratiknya, 2007.

B. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian

1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas independent dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan sikap mengenai persepsi periklanan obat sakit kepala di televisi di kalangan ibu rumah tangga yang berdomisili di wilayah pedesaan Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. b. Variabel tergantung dependent dalam penelitian ini adalah tindakan penggunaan obat sakit kepala di kalangan ibu rumah tangga yang berdomisili di wilayah pedesaan Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. 2. Definisi operasional penelitian a. Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi usia responden, tingkat pendidikan, status pekerjaan dan tingkat pendapatan perbulan. b. Pola melihat iklan meliputi lama waktu responden menonton televisi setiap hari, intensitas responden melihat iklan obat sakit kepala di televisi dalam tiga hari terakhir, produk obat sakit kepala yang iklannya pernah dilihat di televisi, produk obat sakit kepala yang iklannya sering dilihat di televisi, pola penggunaan obat sakit kepala oleh responden selama sebulan terakhir, produk obat sakit kepala yang pernah digunakan responden selama sebulan terakhir, sumber informasi pendukung penggunaan obat sakit kepala. c. Pernah berarti responden melihat iklan obat sakit kepala di televisi sebanyak hanya satu kali, sedangkan sering berarti responden melihat iklan obat sakit kepala di televisi sebanyak lebih dari sekali atau lebih dari lima kali. d. Intensitas responden melihat iklan obat sakit kepala di televisi dalam tiga hari terakhir yaitu tiga hari sebelum tanggal peneliti melakukan penelitian atau pengambilan data. Ditargetkan tiga hari melihat iklan karena kemampuan untuk mengingat iklan yang sudah ditonton minimal tiga hari, juga tiga hari tersebut sudah mewakili intensitas melihat iklan setiap harinya. Contohnya: peneliti melakukan penelitian tanggal 10 Oktober 2014, jadi tiga hari sebelumnya yaitu tanggal 8 – 10 Oktober 2014. e. Pola penggunaan obat pada penelitian ini yakni penggunaan obat selama satu bulan terakhir yaitu selama bulan September 2014, karena penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2014. Contohnya: peneliti melakukan penelitian tanggal 10 Oktober 2014, jadi satu bulan sebelumnya yaitu tanggal 10 September – 10 Oktober 2014. f. Obat sakit kepala, merupakan berbagai macam sediaan yang dapat mengurangi sakit kepala baik sakit kepala di satu sisi kepala maupun menyerang kedua sisi kepala dengan iklannya yang pernah ditayangkan di televisi dan pernah dilihat oleh responden pada penelitian ini. g. Responden penelitian adalah ibu rumah tangga yang berdomisili di daerah pedesaan Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman dan memenuhi kriteria inklusi. h. Tingkat pengetahuan mengukur mengenai peraturan penyelenggaraan iklan meliputi pembuatan iklan harus memberi informasi yag mendidik, bertanggung jawab, dan berdasarkan peraturan perundang - undangan; persyaratan iklan meliputi bahasa sederhana, tidak diperbolehkan menyatakan keunggulan, tidak boleh diperankan tenaga kesehatan, dan dilarang memberikan informasi yang menyesatkan; tata karma dan tata cara periklanan di Indonesia meliputi tidak boleh berdasarkan anjuran dari profesi kesehatan misalnya, “Dokter saya merekomendasikan….”, tidak diperbolehkan mendorong penggunaan berlebihan dan penggunaan terus menerus, harus mencantumkan informasi peringatan “Baca aturan pakai”, indikasi obat, informasi kandungan zat aktif, informasi perhatian, nama industri, kontraindikasi, efek samping obat. Hal ini disesuaikan denga Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.386MenkesSKIV1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas. Pengukuran tingkat pengetahuan terdiri dari 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah yang mengacu ke Arikunto 2006, terlihat pada Tabel I dibawah ini. Skor nilai untuk pengkategorian tersebut dihitung dari persentase jawaban yang benar. Tabel I. Jenis Kategori Pengukuran Tingkat Pengetahuan Kategori Keterangan Tinggi Responden mampu menjawab pernyataan kuesioner dengan skor nilai benar sebesar 76 – 100 Sedang Responden mampu menjawab pernyataan kuesioner dengan skor nilai benar sebesar 56 – 75 Rendah Responden hanya mampu menjawab pernyataan kuesioner dengan skor nilai benar 56 i. Aspek sikap mengukur mengenai jawaban atau respon responden terhadap sejumlah pertanyaan dalam kuesioner mengenai peraturan periklanan obat sakit kepala yang dinilai melalui kuesioner. Pengukuran sikap responden mengenai persepsi periklanan obat sakit kepala di televisi, dapat dibedakan atas 2 kategori, terlihat pada Tabel II berikut: Tabel II. Jenis Kategori Pengukuran Sikap Kategori Keterangan Negatif Apabila nilai rata - rata skor total responden antara 1 - 2,50 yang artinya responden mendukung pernyataan yang tidak sesuai dengan kriteria periklanan berdasarkan undang-undang yang berlaku. Positif Apabila nilai rata - rata skor total responden antara 2,51 - 4,0 yang artinya responden mendukung pernyataan yang sesuai dengan kriteria periklanan berdasarkan undang-undang yang berlaku. j. Tindakan penggunaan obat sakit kepala yaitu keputusan penggunaan obat sakit kepala di kalangan ibu rumah tangga di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman dalam satu bulan terakhir sebelum kuesioner dibagikan. Pengukuran tindakan dapat dibedakan 2 kategori, terlihat pada Tabel III berikut: Tabel III. Jenis Kategori Pengukuran Tindakan Kategori Keterangan Tindakan yang tidak sesuai Apabila nilai rata - rata skor total responden antara 1 - 2,50 yang artinya tindakan penggunaan obat sakit kepala di kalangan responden tidak berdasarkan kriteria periklanan yang berlaku. Tindakan yang sesuai apabila nilai rata - rata skor total responden antara 2,51 - 4,0 yang artinya tindakan penggunaan obat sakit kepala di kalangan responden berdasarkan kriteria periklanan yang berlaku.

C. Subjek Penelitian, Besar Sampel dan Teknik Sampling

1. Subjek penelitian

Subyek pada penelitian ini yaitu ibu rumah tangga di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman yang sesuai dengan kriteria inklusi. Subyek tersebut dipilih dengan menggunakan teknik Cluster random sampling yang dikombinasikan dengan simple random sampling dengan cara pengundian untuk menentukan kelurahan, desa sampai didapatkan sampel untuk tiap desa. Kriteria inklusi pada penelitian ini, yaitu: a. Perempuan atau wanita yang telah atau pernah menikah b. Wanita berusia 18 tahun c. Berdomisili di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman d. Bisa membaca dan menulis e. Bersedia menjadi responden secara sukarela dan bersedia mengisi kuesioner serta mengembalikannya kepada peneliti f. Wanita yang pernah melihat tayangan iklan obat sakit kepala di televisi dalam tiga hari terakhir. Adapun kriteria eksklusi responden yaitu responden yang berpendidikan dan bekerja sebagai tenaga kesehatan

2. Besar sampel dan teknik sampling

Penetapan besar sampel ditentukan menggunakan rumus cluster random sampling yang dilakukan secara bertahap pada tingkat kecamatan, tingkat kelurahan, tingkat dukuh, tingkat RW serta tingkat RT. Pada tiap tingkatan klaster tersebut dilakukan simple random sampling undian untuk mendapatkan lokasi pengambilan sampel dalam penelitian ini. Kabupaten Sleman terdiri dari 17 kecamatan yang masing – masing kelurahannnya merupakan wilayah yang dikategorikan perkotaaan dan pedesaan. Terdapat 3 kecamatan dari 17 kecamatan di Kabupaten Sleman yang merupakan wilayah pedesaan menurut Badan Pusat Statistik Tahun 2010 yaitu Kecamatan Cangkringan, Prambanan, dan Turi. Pada tahap selanjutnya, peneliti melakukan undian untuk memperoleh kecamatan sebagai tempat penelitian dan didapatkan Kecamatan Cangkringan. Kecamatan Cangkringan terdiri dari 5 kelurahan yaitu Kelurahan Wukirsari, Argomulyo, Glagaharjo, Kepuharjo, dan Umbulharjo. Peneliti melakukan undian kembali dan didapatkan Kelurahan Kepuharjo dan Umbulharjo. Kelurahan Kepuharjo terdiri dari 8 dukuh yaitu Dukuh Pagerjurang, Manggong, Kepuh, Batur, Kopeng, Jambu, Petung, dan Kaliadem; sedangkan Kelurahan Umbulharjo terdiri dari 9 dukuh, yaitu Dukuh Pentingsari, Karanggeneng, Plosorejo, Plosokerep, Gambretan, Gondang, Pangukrejo, Balong, dan Palemsari. Peneliti kembali melakukan undian untuk mendapatkan dukuh dari kedua kelurahan tersebut dan didapatkan Dukuh Batur dan Petung dari Kelurahan Kepuharjo, serta Dukuh Balong dan Gambretan dari Kelurahan Umbulharjo. Informasi jumlah RW dan RT dari masing – masing dukuh, peneliti peroleh dengan melakukan penelusuran data lokasi dan subjek penelitian. Dukuh Batur memiliki 2 RW RW 1, RW 2 dan 4 RT masing - masing RW terdiri dari 2 RT. Dukuh Petung memiliki 2 RW RW 1, RW 2 dan 4 RT. Dukuh Balong memiliki 2 RW RW 1, RW 2 dan 4 RT. Dukuh Gambretan memiliki 3 RW RW 1, RW 2, RW 3 dan 6 RT. Peneliti melakukan undian untuk mendapatkan RW dan RT sebagai tempat penelitian dan didapatkan RW 2 dan RT 3 dari Dukuh Petung, RW 2 dan RT 3 dari Dukuh Batur, RW 1 dan RT 2 dari Dukuh Balong, serta RW 1 dan RT 2 dari Dukuh Gambretan. Berikut merupakan bagan teknik pengambilan sampel. Gambar 4. Diagram Teknik Pemilihan Lokasi Pengambilan Sampel Perhitungan besar sampel klaster menggunakan rumus simple random sample fruit . Pada dasarnya prinsip metode klaster sama dengan metode acak sederhana, hanya hasil dari besar sampel klaster harus dikalikan dengan efek desain design effect, yang umum digunakan berkisar antara 2 - 4. Akan tetapi, dikarenakan masalah dalam penelitian ini termasuk kejadian yang sering common event maka design effect yang digunakan adalah 2 Ariawan, 1998. Menurut Ariawan 1998, rumus sample size cluster random yaitu: N Z 2 1- 2 P 1-P n = ------------------------------ x efek desain N-1 d 2 + Z 2 1- 2 P 1-P Keterangan: n= besar sampel jumlah cluster minimum N= Besar populasi Z 2 1- α2= Nilai distribusi normal baku tabel Z pada α tertentu P= harga proporsi di populasi d= kesalahan absolut yang dapat ditolerir Pada penelitian ini ditetapkan adanya kesalahan maksimum terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan yaitu sebesar 10 dan derajat kepercayaan 90 agar terhindar dari kekurangan data. Apabila peneliti tidak mengetahui perkiraan proporsi dalam populasi digunakan nilai p=0,5, sehingga jumlah sampel menjadi maksimum. Besar sampel untuk perkiraan proporsi populasi pada penelitian ini digunakan 50 sehingga menjadi 68 sampel. Hal ini didapatkan dari hitungan sebagai berikut: N Z 2 1- 2 P 1-P n = ------------------------------ x efek desain N-1 d 2 + Z 2 1- 2 P 1-P 7.380. 1,64 2 . 0,5 1-0,5 n = --------------------------------------------- x 2 7.380-1 0,1 2 + 1,64 2 . 0,5 1-0,5 4.962,312 n = ------------------ x 2 74,4624 n = 67 digenapkan menjadi 68 orang. Dikalikan dengan efek desain sebesar 2, maka jumlah sampel menjadi 136 orang. Kemudian, untuk menghindari adanya kemungkinan data - data atau informasi yang tidak lengkap outlier, sehingga ditambahkan 20, total sampel menjadi 163, digenapkan menjadi 165. Langkah selanjutnya, 165 sampel ini didistribusikan secara proporsional, dari hasil random. Tabel IV. Jumlah dan Distribusi Sampel Penelitian di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman No Kelurahan Jumlah Penduduk Jumlah Sampel 1. Kepuharjo 3.000 67 2. Umbulharjo 4.380 98 Total 7.380 165 Jumlah penduduk di suatu tempat dibagi dengan jumlah total penduduk di Kelurahan. Dengan cara ini untuk tiap kecamatan, dukuh, RW dan lokasi penelitian RT, sebagai berikut: Tabel V: Jumlah dan Distribusi Sampel di Kelurahan Kepuharjo No Dukuh Jumlah Ibu Rumah Tangga Jumlah Sampel 1. Petung 114 28 2. Batur 162 39 Total 276 67 Tabel VI: Jumlah dan Distribusi Sampel di Kelurahan Umbulharjo No Dukuh Jumlah Ibu Rumah Tangga Jumlah Sampel 1. Balong 195 50 2. Gambretan 189 48 Total 384 98 Berikut merupakan gambaran proporsi sampel penelitian: Gambar 5: Proporsi Sampel Penelitian Pada Gambar 5 di atas terlihat bahwa tempat yang terpilih sebagai tempat pengambilan data penelitian yaitu di RT 3 Dukuh Petung dan Batur Keluruhan Kepuharjo, serta RT 2 Dukuh Balong dan Gambretan Keluruhan Umbulharjo. Pada penelitian ini, peneliti mengambil data di Dukuh Petung berbeda dengan di dukuh lainnya. Di Dukuh Petung peneliti mengambil sampel melalui tingkat pedukuhan, sedangkan pada Dukuh Batur, Balong dan Gambretan di lakukan pada tingkat RT. Hal ini, karena di Dukuh Petung peneliti mengambil sampel pada jadwal Posyandu untuk 4 RT, sehingga peneliti melakukan penelitian pada 43 Tempat penelitian terpilih responden yang sesuai kriteria inklusi, terdiri dari 5 RT 1, 31 RT 3, 5 RT 3 dan 2 dari RT 4. Selanjutnya, peneliti hanya mengambil 28 responden dari RT 3 sebagai sampel yang telah ditetapkan pada penelitian ini, sedangkan 15 kuesioner tidak digunakan sebgai bahan penelitian.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mengenai persepsi periklanan obat di televisi terhadap tindakan penggunaan obat sakit kepala di kalangan ibu rumah tangga dilaksanakan di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman studi kasus: iklan obat sakit kepala tepatnya di RT 3 dari Dukuh Petung dan Dukuh Batur, serta RT 2 dari Dukuh Balong dan Gambretan. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Oktober 2014 sampai dengan bulan Desember 2014.

E. Instrumen Penelitian

Alat atau instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner. Kuesioner digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data yang berisi serangkaian pertanyaan tertulis yang sudah tersusun baik untuk dijawab oleh responden Notoatmodjo, 2012. Pembuatan kuesioner ini berdasarkan perumusan masalah dan variabel - variabel yang akan diteliti. Kuesioner penelitian ini terdiri dari 58 item pertanyaan yang dibagi ke dalam dua bagian. Bagian pertama terdiri dari 12 item pertanyaan yang berisi pertanyaan mengenai karakteristik demografi dan pola melihat iklan obat sakit kepala di televisi. Bagian karakteristik demografi responden terdiri dari 4 pertanyaaan yang meliputi usia responden, tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan tingkat pendapatan perbulan. Pernyataan mengenai karakteristik demografi responden ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang responden yang berpengaruh pada tingkat pengetahuan dan sikap mengenai persepsi periklanan obat di televisi dan keputusan responden dalam memilih dan menggunakan obat sakit kepala. Pertanyaan bagian pola melihat iklan obat di televisi terdiri dari 8 pertanyaan meliputi lama waktu responden menonton televisi setiap hari, intensitas responden melihat iklan obat sakit kepala di televisi dalam tiga hari terakhir, produk obat sakit kepala yang iklannya pernah dilihat di televisi, produk obat sakit kepala yang iklannya sering dilihat di televisi, pola penggunaan obat sakit kepala oleh responden selama sebulan terakhir, produk obat sakit kepala yang pernah digunakan responden selama sebulan terakhir, sumber informasi pendukung penggunaan obat sakit kepala. Bagian kedua terdiri dari 46 item pertanyaan yang terbagi atas tiga aspek yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Bagian kedua ini berisi pernyataan berupa forced choice “Benar” dan “Salah” pada aspek pengetahuan dan modifikasi skala Likert pada aspek sikap dan indakan. Skala Likert pada aspek sikap dan tindakan menggunakan empat alternatif jawaban, yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Penyusunan pernyataan dalam kuesioner berdasarkan sifat favourable dan unfavourable untuk melihat konsistensi jawaban responden. Pernyataan favorable merupakan pernyataan yang bersifat mendukung atau mengatakan hal - hal positif tentang obyek sikap. Sebaliknya pernyataan unfavorable berisi pernyataan yang bersifat tidak mendukung atau mengatakan hal - hal negatif terhadap obyek sikap. Item - item kuesioner ini secara terperinci dapat dilihat pada Tabel VII berikut: Tabel VII. Blue Print Pernyataan Favourable dan Unfavourable pada pokok Bahasan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Masing - masing tanggapan pada setiap item diberi skor sesuai aspek yang sudah ditentukan agar dapat diolah dengan uji statistika yang sesuai. Skoring tanggapan forced choice pada item pernyataan tpngkat engetahuan dibedakan dari tanggapan sikap dan tindakan dalam skala Likert. Pemberian skor pada tingkat pengetahuan menggunakan skala Guttman yaitu angka tertinggi diberi skor 1 Aspek Pokok Bahasan Nomor Pernyataanpertanyaan Favourable Unfavourable Pengetahua n a. Definisi iklan dan sakit kepala 1 dan 2 - b. Penyelenggaraan iklan 3 dan 4 - c. Persyaratan iklan 5 dan 8 6 dan 7 d. Tata krama dan tata cara periklanan Indonesia 11, 13, 14, 15, 16, 17 dan 18 9, 10 dan 12 Jumlah Item 13 5 Sikap a. Tata krama dan tata cara periklanan Indonesia 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 10 7, 8, dan 9 b.Persyaratan - 11, 12, 13, dan 14 Jumlah Item 7 7 Tindakan Tindakan penggunaan obat sakit kepala 1, 2, 9, 10, 12, dan 13 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11, dan 14 Jumlah Item 6 8 dan angka terendah diberi skor 0 Siregar, 2010. Adapun ketentuan pemberian skor disajikan pada Tabel VIII dan IX berikut: Tabel VIII: Besar Skor untuk Tanggapan Pernyataan Tingkat Pengetahuan Jawaban responden Skor Benar 1 Salah Keterangan artinya: responden yang menjawab benar sesuai dengan kunci jawaban dari peneliti. Tabel IX: Besar Skor untuk Tanggapan Pernyataan Sikap dan Tindakan skala Likert Tanggapan pernyataan sikap dan tindakan Skor Pernyataan favourable Skor Pernyataan Unfavourable Sangat Setuju SS 4 1 Setuju S 3 2 Tidak Setuju TS 2 3 Sangat Tidak Setuju STS 1 4 Kuesioner yang telah disusun oleh peneliti, selanjutnya dilakukan beberapa tahap pengujian instrumen penelitian yaitu pengujian validitas, uji pemahaman bahasa, dan uji reliabilitas sebelum proses penyebaran kuesioner. Hal ini, bertujuan agar pertanyaan dan pernyataan dalam kuesioner dapat dipahami oleh responden penelitian.

1. Uji validitas

Pada penelitian ini, dilakukan pengujian validitas isi. Uji validitas penelitian ini dilakukan secara professional judgement yaitu melibatkan satu orang apoteker untuk melihat isi content dari pernyataan yang telah disusun dengan tujuan untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan responden. Pada penelitian ini, hanya dengan satu professional judgement, karena kuesioner yang digunakan pada penelitian ini sebelumnya sudah dilakukan uji validitas serta terdapat pustaka yang mendukung yaitu pedoman peraturan periklanan obat bebas menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.386MENKESSKIV1994 dan peraturan – peraturan lainnya yang sudah dijelaskan pada Bab II.

2. Uji pemahaman bahasa

Pada penelitian ini, tidak dilakukan uji pemahaman bahasa. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu uji reliabilitas pada 35 responden uji coba.

3. Uji reliabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran yang menunjukkan suatu instrumen dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana konsistensi intrumen pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini kuesioner. Pada penelitian ini, dilakukan uji reliabilitas sebanyak satu kali di Dukuh Sambi Rejo Prambanan sebanyak 35 responden, dengan cara menyebarkan kuesioner yang telah diuji validitas. Responden yang dilibatkan dalam pengujian kuesioner ini berasal dari luar daerah penelitian namun harus memiliki karakteristik yang mirip dengan karakteristik responden dari populasi yang akan diteliti selanjutnya. Hal ini, bertujuan agar tidak terjadi bias dalam menjawab pertanyaan. Pengujian reliabilitas kuesioner ini menggunakan bantuan perangkat komputer terhadap pernyataan kuesioner yang telah dinyatakan valid. Formula yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen yaitu berdasarkan koefisien Alpha Cronbach yang dihitung berdasarkan nilai skor tiap item pernyataan dan nilai skor total item pernyataan. Berikut ini merupakan hasil uji reliabilitas tingkat pengetahuan dan sikap mengenai persepsi periklanan obat sakit kepala di televisi, serta tindakan penggunaan obat sakit kepala di kalangan ibu rumah tangga di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Yogyakarta. Tabel X. Hasil Uji Reliabilitas Hasil uji reliabilitas pada Tabel X di atas, menunjukkan bahwa variabel - variabel penelitian menghasilkan koefisien alpha yang mendekati 1,00 atau 0,6 sehingga dinyatakan reliabel atau kuesioner yang digunakan dapat digunakan.

F. Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan merupakan kuesioner yang telah dijawab oleh responden dengan lengkap dan benar serta dikembalikan kepada peneliti. Variabel Hasil uji Alpha Cronbach Keterangan Pengetahuan mengenai persepsi periklanan obat sakit kepala di televisi 0,978 Reliabel Sikap mengenai persepsi periklanan obat sakit kepala di televisi 0,895 Reliabel Tindakan penggunaan obat sakit kepala 0,907 Reliabel

G. Tata Cara Penelitian

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penggunaan Obat Pencahar Sebagai Obat Pelangsing di Kalangan Ibu-ibu di Kota Medan

2 44 98

Gambaran Penggunaan Obat Pencahar Sebagai Obat Pelangsing di Kalangan Ibu-ibu di Kota Medan

7 62 97

PROFIL TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP PENGGUNAAN OBAT BATUK UNTUK ANAK DI Profil Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Penggunaan Obat Batuk Untuk Anak Di Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen.

0 2 12

Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mengenai iklan obat sakit kepala di televisi terhadap tindakan penggunaan obat sakit kepala di kalangan ibu rumah tangga di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta pada tahun 2014.

0 2 196

Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap mengenai iklan obat sakit kepala di televisi terhadap tindakan penggunaan obat sakit kepala di kalangan Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5 13 109

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGGUNAAN UTAMA OBAT PENCAHAR - Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penggunaan Obat Pencahar Sebagai Obat Pelangsing di Kalangan Ibu-ibu di Kota Medan

1 2 7

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penggunaan Obat Pencahar Sebagai Obat Pelangsing di Kalangan Ibu-ibu di Kota Medan

1 0 13

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERSEPSI TENAGA KESEHATAN TERHADAP KEHALALAN OBAT DI RUMAH SAKIT KABUPATEN BANYUMAS

0 1 15

Hubungan pengetahuan dan sikap mengenai obat tradisional dan obat modern dengan tindakan pemilihan obat untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Bantir, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah - USD Repository

0 5 142

Hubungan antara pengetahuan dan sikap mengenai obat tradisional dan obat modern terhadap tindakan pemilihan obat pada pengobatan mandiri di kalangan mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 3 139