Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Kerangka Konsep Model Teoritis

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah research question adalah sebagai berikut: “Sejauh manakah hubungan strategi bundling Esia dan minat beli di kalangan mahasiswa USU?”

I.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari salah pengertian dan memperjelas masalah yang dibahas dalam penelitian, maka peneliti merasa perlu melakukan pembatasan masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut : a. Penelitian ini berfokus pada strategi bundling Esia. b. Objek penelitian merupakan mahasiswa USU program S1 angkatan 2005- 2006. c. Penelitian dilakukan mulai bulan April - Juni 2008 I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui tentang daya tarik strategi bundling Esia. b. Untuk mengetahui minat beli mahasiswa terhadap produk Esia. c. Untuk mengetahui sebaran penggunaan HP GSM dan CDMA pada mahasiswa.

I.4.2 Manfaat Penelitian

a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan bagi yang menginginkannya. b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang teknologi informasi. c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan terutama vendor telekomunikasi.

I.5 Kerangka Teori

Kerangka teori digunakan untuk memecahkan suatu masalah atau persoalan yang timbul. Kerangka teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep Singarimbun, 1989 : 47. Teori-teori yang dianggap relevan dengan masalah penelitian ini adalah: komunikasi dan pemasaran, merek dan ekuitas merek, iklan di media, teori AIDDA, teknologi komunikasi dan teori minat beli.

I.5.1 Komunikasi dan Pemasaran

Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris communication yang berasal dari bahasa Latin communicatio dan bersumber dari communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya sama makna. Jika kita mengadakan komunikasi dengan orang lain, berarti kita sedang mengadakan kesamaan makna dengan orang tersebut Effendy, 2005 : 9. Everett Kleinjan menyatakan bahwa komunikasi adalah bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernapas, sepanjang manusia ingin hidup maka ia perlu berkomunikasi Everett Kleinjan dalam Hafied Canggara, 1998 : 1. Menurut Philip Kotler 2002 : 4, pemasaran merupakan proses sosial individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran yang bebas atas produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain. Menurut Sunarto 2006: 4, pemasaran adalah proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Berdasarkan definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai “seni menjual produk”. Peter Drucker, ahli teori manajemen bahwa orang dapat mengasumsikan bahwa akan selalu ada kebutuhan akan penjualan. Akan tetapi, tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan. Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjadi dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya menghasilkan seorang yang siap untuk membeli semua yang dibutuhkan, selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa itu Sunarto, 2006 : 4.

I.5.2 Merek dan Ekuitas Merek

Merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan seperti sebuah logo, cap atau kemasan dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual tertentu, dengan demikian membedakannya dari barang-barang dan jasa yang dihasilkan para kompetitor Aaker, 1997 : 9. Ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan Aaker, 1997 : 22-23. Agar aset dan liabilitas mendasari ekuitas merek, keduanya mesti berhubungan dngan nama atau simbol sebuah merek. Walau begitu, keduanya bisa dikelompokkan ke dalam 5 kategori Aaker, 1997: 23, yaitu : 1. Loyalitas merek Brand Loyalty 2. Kesadaran merek Brand Awareness 3. Kesan kualitas Perceived Quality 4. Asosiasi-asosiasi merek Brand Association 5. Aset-aset merek lainnya Other Proprietary Brand Assets Empat elemen brand equity di luar aset-aset merek lainnya dikenal dengan elemen-elemen utama dari brand equity. Elemen brand equity yang kelima secara langsung akan dipengaruhi oleh kualitas dari empat elemen utama tersebut. Bagi perusahaan, ekuitas merek memiliki potensi untuk menambah nilai dengan cara yaitu : 1. Ekuitas merek dapat memperkuatkan program memikat para konsumen baru, atau merangkul kembali konsumen lama. 2. Empat dimensi ekuitas merek yang terakhir dapat menguatkan loyalitas merek. Persepsi kualitas, asosiasi merek dan nama yang terkenal dapat memberikan alasan untuk membeli dan dapat mempengaruhi kepuasan penggunaan. 3. Ekuitas merek memungkinkan margin yang lebih tinggi dengan menjual produk pada harga optimum premium pricing dan mengurangi ketergantungan pada promosi. 4. Ekuitas merek dapat memberikan landasan pertumbuhan dengan melakukan perluasan merek. 5. Ekuitas merek dapat memberikan dorongan bagi saluran distribusi.

I.5.3 Iklan di Media

Kleppner Liliweri, 1992 : 17-18 menyatakan bahwa iklan atau advertising berasal dari bahasa Latin, advere berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Spriegel mengemukakan bahwa iklan adalah setiap penyampaian informasi tentang barang ataupun gagasan yang menggunakan media non personal yang dibayar. Rhenald Khasali 1992 : 23 membedakan 2 pengertian media iklan yang digunakan, yaitu : 1. Media lini atas above the line media, merupakan bentuk media primer yang terdiri dari: radio, surat kabar, majalah, papan luar billboard dan televisi. 2. Media lini bawah below the line media, merupakan bentuk media sekunder yang terdiri dari: pameran, leaf leat, brosur, poster dan stiker.

I.5.4. Teori AIDDA

Teori AIDDA disebut A-A Procedure atau from attention to action procedure, yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm. Menurut Effendi 1999: 89 AIDDA adalah akronim dari kata-kata Attention perhatian, Interest minat, Desire hasrat, Decision keputusan dan Action tindakankegiatan. Konsep AIDDA ini adalah proses psikologis dari diri khalayak. Berdasarkan konsep AIDDA agar khalayak membaca dan melakukan action apa yang dianjurkan pihak penyusun berita atau tajuk artikel, maka pertama-tama mereka harus dibangkitkan perhatiannya attention. Sebuah iklan akan memberikan efek bagi responden yang mendengarkan, atau menyaksikan sebuah iklan. Adapun efek sebuah iklan menurut Frank Jefkins 1996: 234-235 adalah: a. Perhatian Attention Kecuali suatu iklan berhasil memenangkan perhatian, memecahkan perhatian pembaca dari berita editorial atau iklan lain, iklan yang dihasilkan tidak akan diperhatikan sedikitpun oleh pembaca. Perhatian mungkin dapat diraih dengan memanfaatkan posisi dalam publikasi, atau dengan memanfaatkan ukuran atau bentuk iklan itu diletakkan pada posisi yang tepat. b. Ketertarikan Interest Tidak ada suatu patokan tertentu dalam penggunaan perangkat kreatif ini guna membuat orang tertarik pada iklan kecuali iklan itu juga berhasil meraih rasa ketertarikan mereka. c. Keinginan Desire Pembaca harus dibuat dari sekedar merasa tertarik dan terpikat, mereka harus didorong untuk menginginkan produk atau jasa yang diiklankan. d. Keyakinan Decision Iklan akan sangat bagus bila mampu menciptakan keinginan untuk membeli, memiliki atau menikmati produk atau jasa yang diiklankan. Namun juga perlu menciptakan iklan yang mampu memunculkan keyakinan bahwa memang layak untuk melakukan pembelian dan hal itu akan memberikan kepuasan sebagaimana yang mereka inginkan. e. Tindakan Action Iklan mampu menimbulkan respon. Iklan cetak bersifat statis dan tidak mudah untuk membuat pembaca untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang diinginkan. Pada pentahapan ini mengandung maksud bahwa komunikasi itu hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian attention. Dalam hal ini komunikator harus dapat menimbulkan daya tarik. Oleh karena itu, iklan harus mempergunakan trik-trik khusus untuk menimbulkan perhatian calon pembeli Jefkins, 1996 : 82, seperti : 1. Menggunakan headline yang mengarah. 2. Menggunakan slogan yang mudah diingat. 3. Menonjolkan selling point suatu produk. 4. Menggunakan huruf tebal.

I.5.5 Teknologi Komunikasi

Teknologi komunikasi oleh Rogers, dirumuskan sebagai peralatan perangkat keras, struktur-struktur organisasional dan nilai-nilai sosial dimana individu mengumpulkan, mengolah dan saling bertukar informasi dengan individu lain. Sedangkan menurut Ely, teknologi informasi mencakup sistem-sistem komunikasi seperti satelit, siaran langsung, kabel interaktif dua arah, penyiaran bertenaga rendah low power broadcasting, komputer termasuk personal komputer dan komputer genggam dan televisi termasuk video disk dan video tape cassette Nasution, 1989 : 5. Martin dalam Bungin, 2006 : 30 mendefinisikan teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. Lucas 2000 juga menyatakan bahwa teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis.

I.5.6 Teori Minat Beli

Effendy mengungkapkan minat adalah kelanjutan perhatian yang merupakan titik tolak kelanjutan timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan 1998 : 10. Lebih lanjut Effendy mengemukakan bahwa minat muncul karena adanya stimulus motif yang menimbulkan motivasi. Motif adalah kondisi seseorang yang mendorong seseorang untuk mencari sesuatu kepuasan atau mencapai tujuan. Sedangkan motivasi adalah kegiatan yang memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil tindakan yang dikehendaki. Minat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah : a. Perhatian terhadap stimulus. b. Mengerti atau tidaknya audiens terhadap stimulus. c. Penerimaan terhadap stimulus itu serta frekuensi. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa minat iru adalah suatu keadaan dalam individu yang mampu mengarahkan perhatiannya terhadap objek tertentu yang mampu mendorong seseorang untuk cenderung mencari objek yang disenangi. Sedangkan menurut Franses Co M. Nicosia Engel, 1994 : 30, seorang konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli produk ataupun jasa dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu : 1. Faktor luar, yaitu faktor lingkungan tempat tinggal yang dipengaruhi konsumen. Misalnya, karena dorongan teman, mengikuti orang lain yang menggunakan barang atau jasa tersebut dan sebagainya. 2. Faktor dalam, yaitu pemikiran aatau kejiwaan dari dalam diri konsumen itu sendiri yang bersifat rasional.

I.6 Kerangka Konsep

Di dalam suatu penelitian terdapat beberapa variabel yang harus ditetapkan dengan jelas oleh seorang peneliti sebelum memulai pengumpulan data. Penentuan aspek-aspek atau faktor-faktor di dalam setiap variabel itu, berarti semakin mudah menetapkan data yang akan dikumpulkan Nawawi, 2001 : 56. Dalam penelitian ini ditetapkan konsep dalam kelompok-kelompok variable-variabel sebagai berikut : a. Variabel Bebas Independent Variable Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur yang lain. Dalam penelitian ini yang ditetapkan menjadi variabel bebas yaitu strategi bundling Esia. b. Variabel Terikat Dependent Variable Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang ditetapkan menjadi variabel terikat yaitu minat beli. c.Variabel Antara Intervening Variable Variabel antara adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas. Dalam penelitian ini yang ditetapkan menjadi variabel antara yaitu karakteristik responden.

I.7 Model Teoritis

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk suatu model teoritis sebagai berikut : ± Gbr. 1 Model Teoritis X : variabel bebas Keterangan : Y : variabel terikat Z : variabel antara ± : kuat-lemahnya hubungan

I.8 Operasional Variabel

Dokumen yang terkait

Strategi Meningkatkan Minat Beli Ulang Apotek Terhadap Produk Obat PT. Novell Pharmaceutical Labs Medan

4 105 78

Iklan BlackBerry dan Minat Beli (Studi Korelasional Hubungan Tayangan Iklan BlackBerry di Televisi terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

4 59 123

Positioning Brand Dan Minat Beli (Studi Korelasional Pengaruh Iklan Positioning Brand AXE Apollo di RCTI Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

1 57 138

Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

13 103 93

Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

0 0 15

Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

0 0 2

Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

1 1 9

Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

0 0 22

Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

0 0 3

Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

0 0 8