II.5.4 CDMA
Claude Shannon 1916-2001, seorang ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology yang berjasa menyumbangkan ide dasar CDMA Code
Division Multiple Access berupa teknik penyebaran spektrum spread spectrum. Awalnya CDMA digunakan oleh kalangan militer karena kebal terhadap
gangguan anti jamming dan bebas penyadapan anti intercept. Pada tahun 1989 Qualcomm, sebuah vendor telekomunikasi Amerika Serikat, memperkenalkan
teknologi ini untuk kepentingan sipil, tiga bulan setelah Celluler Telecommunications Industry Association CTIA atau asosiasi industri
telekomunikasi seluler di Amerika Serikat berusaha mencari suatu sistem baru untuk mengantisipasi peningkatan jumlah pelanggan seluler. Standar CDMA yang
pertama adalah TIAEIA IS-95 Telecommunications Industry
AssociationElektronic Industries Association Interim Standar – 95 atau lebih dikenal dengan IS-95A. Karena dirasa masih kurang mengakomodasi layanan data
maka IS-95A dikembangkan lagi menjadi IS-95B CDMAOne yang mampu melewatkan data hingga 64 kbps atau setara generasi seluler kedua 2G pada
GSM. Teknologi CDMA semakin matang dengan dirampungkannya standar CDMA 2000-1x pada bulan Maret 2000. Standar ini berhasil meningkatkan
kapasitas suara dua kali lipat dan mampu mentransfer data berkecepatan tinggi 144 kbps sehingga CDMA mulai diperhitungkan sebagai pesaing GSM yang
lebih dulu mapan. Evolusi CDMA berlanjut dengan hadirnya CDMA 2000 1xEV- DO Evolution Data Optimized dan CDMA 2000 1xEV-DV Evolution Data
Voice. Kedua standar ini menjawab kebutuhan layanan data berkecepatan tinggi karena sanggup melesat hingga 2,4 Mbps EV-DO dan bahkan 3,09 Mbps EV-
DV. Peluang untuk menjadikan CDMA sebagai solusi teknologi nirkabel masa depan semakin terbuka setelah International Telecommunication Union ITU
memilih teknologi ini sebagai platform teknologi seluler generasi ketiga 3G. CDMA 2000-1x merupakan sistem telekomunikasi nirkabel yang mempunyai
berbagai keunggulan dibandingkan teknologi seluler lainnya. Teknologi ini dirancang untuk menjawab kebutuhan komunikasi masa depan. Selain kebal
gangguan dan anti penyadapan, kualitas suara yang dimilikinya lebih jernih serta aman bagi kesehatan karena radiasi gelombang radio yang dipancarkan relatif
lebih rendah dibandingkan GSM. Selain mempunyai fitur-fitur standar layaknya seluler GSM, misalnya SMS, CLIP, Voice Mail, Call Forwarding dan Call
Waiting, CDMA 2000-1x juga memperkenalkan berbagai aplikasi lain yang diperkirakan segera booming. Location based serviced LBS merupakan salah
satu aplikasi pemandu posisi pengguna ponsel yang terdapat pada CDMA 2000. Dengan adanya LBS, operator bisa berinovasi untuk menawarkan berbagai
layanan menarik, misalnya informasi lalu lintas, panduan arah jalan menuju suatu bank atau restoran terdekat dari sisi pengguna ponsel. Aplikasi baru lainnya
adalah Push-to-Talk PTT berbasis IPRS IP Radio System yang diberi nama QChat. QChat merupakan layanan komunikasi suara always on secara cepat dari
satu pelanggan ke pelanggan lainnya one to one maupun dari satu pelanggan ke beberapa lawan bicara one to many cukup dengan menekan tombol PTT.
Bahkan CDMA2000 dirancang khusus untuk menunjang gaya hidup digital sehingga beragam aplikasi, seperti browsing web, m-commerce, MMS
Multimedia Messaging Services, streaming video, games, e-mail, bahkan solusi korporasi, dapat berjalan dengan mulus SWA Edisi 25 November 2004.
II.6 Minat Beli