Fermentasi Kapang Endofit HASIL DAN PEMBAHASAN
51
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terhadap Escherichia coli, dan 6,4 mm terhadap Staphylococcus aureus. Ekstrak n-heksana isolat DB3A menunjukkan zona hambat sebesar 6,4 mm terhadap
Escherichia coli, dan 9 mm terhadap Bacillus subtilis. Ekstrak etil asetatnya menghasilkan zona hambat sebesar 10,2 mm terhadap bakteri Salmonella typhi.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa fraksi air dari keempat isolat tidak menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji yang digunakan.
Masing-masing ekstrak dari isolat-isolat tersebut menunjukkan kepekaan yang berbeda-beda terhadap kedua bakteri uji. Hal ini diduga karena perbedaan
kemampuan senyawa yang terkandung dalam ekstrak untuk berdifusi ke dalam sel bakteri dan menimbulkan penghambatan.
Kontrol negatif yang digunakan tidak memberikan zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri uji, sehingga hal ini bisa membuktikan bahwa pelarut yang
digunakan tidak berpengaruh terhadap aktivitas antibakteri yang dihasilkan dari ekstrak uji. Kontrol positif yang digunakan adalah kloramfenikol 30 µg.
Kloramfenikol dipilih sebagai kontrol positif karena kloramfenikol merupakan antibakteri spektrum luas, sehingga bisa digunakan untuk melawan bakteri Gram
positif maupun bakteri Gram negatif. Kloramfenikol bekerja dengan cara menghambat sintesis protein dengan mengikat secara reversible subunit ribosom
50S Balbi, 2004. Dari hasil uji terlihat bahwa potensi untuk ekstraksi metabolit sekunder yang
memiliki aktivitas antibakteri dapat diambil pada bagian biomassa dan media. Ekstrak metanol dari bagian biomassa dan ekstrak etil asetat dari bagian media
menunjukkan zona hambat yang cukup besar terhadap bakteri Salmonella typhi. Ekstrak n-heksana dari bagian media menunjukkan zona hambat yang cukup besar
terhadap bakteri Bacillus subtilis. Berdasarkan hasil seleksi dan uji aktivitas antibakteri terdapat isolat kapang
endofit yaitu isolat DA3A1, DT3B dan DT1A1 yang menunjukkan adanya zona hambat terhadap Salmonella typhi pada uji aktivitas antibakteri sementara pada
hasil seleksi tidak menunjukkan zona hambat. Isolat DA3A1 menunjukkan adanya zona hambat terhadap Staphylococcus aureus pada uji aktivitas antibakteri
52
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sementara pada hasil seleksi tidak menunjukkan zona hambat. Isolat DB3A menunjukkan adanya zona hambat pada uji aktivitas antibakteri sementara pada
hasil seleksi tidak menunjukkan zona hambat terhadap Escherichia coli. Isolat DT1A1, DA3A1 menunjukkan adanya zona hambat terhadap Bacillus subtilis
pada uji aktivitas antibakteri sementara pada hasil seleksi tidak menunjukkan zona hambat.
Adanya perbedaan hasil dimana isolat menunjukkan adanya penghambatan pertumbuhan pada uji aktivitas sementara pada hasil seleksi tidak menunjukkan
adanya zona hambat dapat disebabkan oleh metabolit sekunder yang terkandung dalam isolat kapang endofit dihasilkan lebih banyak pada proses fermentasi.
Fermentasi dengan media cair membuat kontak antara kapang endofit dengan nutrisi terjadi lebih optimal karena seluruh bagian dari kapang berada dalam
media tersebut. Penyerapan nutrisi yang lebih banyak akan membuat kapang endofit menghasilkan lebih banyak metabolit sekunder Elfina et al., 2014.
Secara tradisional tanaman paku daun kepala tupai ini digunakan sebagai pengobatan untuk penyakit demam tifoid. Demam tifoid merupakan salah satu
penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Pada penelitian ini, keempat isolat DA3A1, DT3B, DB3A, DT1A1 dari ekstrak metanol dan
ekstrak etil asetat menunjukkan penghambatan yang cukup bagus terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Hasil skrining fitokimia dari ekstrak daun
Drynaria quercifolia pada penelitian sebelumnya menunjukkan adanya senyawa alkaloid, karbohidrat, fenol, saponin, dan flavonoid Runa et al., 2013. Diketahui
bahwa senyawa alkaloid, fenol, saponin dan flavonoid merupakan senyawa yang berperan dalam aktivitas antibakteri. Adanya penghambatan bakteri dari ekstrak
uji pada masing-masing isolat kapang endofit diduga terjadi karena adanya kandungan metabolit sekunder tersebut.
Alkaloid diduga memiliki kemampuan sebagai antibakteri dengan mekanisme menganggu komponen penyusun dinding sel bakteri yaitu
peptidoglikan, sehigga lapisan dinding sel bakteri tidak dapat terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut Kurniawan, Aryana, 2015.