Kandungan Kimia dan Aktivitas Biologi

24 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sampel daun lalu direndam ke dalam etanol 70 selama 1 menit, kemudian direndam dalam larutan NaOCl 5,25 selama 5 menit, lalu direndam kembali ke dalam etanol 70 selama 30 detik dan terakhir dibilas dengan akuades steril selama 3-5 detik Radji et al., 2011. Potongan daun yang telah disterilisasi kemudian diletakkan di atas kertas saring Goveas et al., 2011. Potongan daun lalu dipotong menjadi bagian yang lebih kecil dengan ukuran ±1x1 cm 2 dengan pisau steril Phongpaichit et al., 2006. Potongan daun ditempatkan pada cawan petri yang berisi media PDA. Penanaman sampel dilakukan triplo dan tiap cawan berisi dua potongan daun. Media yang telah diinokulasi dengan potongan daun diinkubasi pada suhu ruang selama 14 hari Noverita et al., 2009. Akuades bilasan terakhir diambil dan diisolasi ke PDA lainnya. Perlakuan ini berfungsi sebagai kontrol sterilisasi permukaan daun Bahgat et al., 2014. Semua proses sterilisasi hingga proses isolasi dilakukan secara aseptis dalam Laminar Air Flow Noverita et al., 2009.

3.3.4 Pemurnian Kapang Endofit

Kapang endofit yang telah tumbuh di media PDA kemudian dimurnikan ke dalam media PDA baru dengan cara menginokulasi sedikit hifa dengan ose steril dari setiap koloni endofit yag berbeda. Kultur kapang endofit diinkubasi selama 14 hari pada suhu ruang Radji et al., 2011. Pemurnian dilakukan berdasarkan perbedaan secara makroskopis yaitu warna dan bentuk koloni kapang Ariyono et al., 2014. Pengamatan morfologi dilakukan selama 7-14 hari dan apabila masih ditemukan pertumbuhan koloni yang berbeda secara makroskopis, maka dilakukan pemurnian ulang hingga diperoleh isolat murni. Setiap isolat yang didapat dibuat duplo sebagai working culture dan stock culture Noverita et al., 2009. Stock culture diinkubasi pada suhu ruang selama 7 hari, kemudian disimpan pada suhu 4 o C sebagai kultur cadangan Kumala, 2014. 25 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.5 Karakterisasi Isolat Kapang Endofit

Karakterisasi dari kapang endofit dilakukan dengan mengamati morfologinya baik secara makroskopik maupun mikroskopik. Pengamatan karakteristik makroskopik dilakukan dengan mengamati warna koloni, warna sebalik, permukaan koloni granular, seperti tepung, menggunung, licin, ada atau tidak tetes-tetes eksudat, diameter pertumbuhan koloni kapang, dan lingkaran- lingkaran konsentris Kumala, 2014. Pengamatan mikroskopik dilakukan menggunakan mikroskop. Pembuatan preparat untuk pengamatan menggunakan mikroskop yaitu dengan cara pada kaca objek yang telah disterilisasi dalam cawan, diteteskan media PDA steril dan didiamkan hingga memadat. Diletakkan sedikit hifa dengan ose pada media. Kaca objek lalu ditutup dengan cover glass. Cawan petri yang sebelumnya telah diberi alas kertas tisu steril dibasahi dengan akuades steril. Preparat diinkubasi selama 5- 7 hari pada suhu ruang lalu cover glass dilepaskan, ditetesi dengan 1 tetes etanol 70 dan 1 tetes methylen blue, kemudian ditutup dengan cover glass dan diamati dengan mikroskop dari perbesaran terkecil hingga terbesar Kumala, 2014; Sundari, 2012. Pengamatan yang dilakukan meliputi ada atau tidaknya sekat pada hifa, pertumbuhan hifa bercabang atau tidak bercabang, ada tidaknya konidia, dan bentuk konidia Ariyono et al., 2014.

3.3.6 Peremajaan Bakteri Uji

Bakteri uji Escherichia coli, Salmonella typhi, Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis diinokulasikan masing-masing sebanyak satu ose pada media agar NA miring, kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 o C Jauhari, 2010.

3.3.7 Identifikasi Kemurnian Bakteri Uji

Identifikasi kemurnian bakteri uji dilakukan secara mikroskopik pada bakteri uji yang berusia 24 jam. Pengamatan mikroskopik dilakukan dengan metode Pewarnaan Gram. Langkah metode pewarnaan Gram adalah kaca objek dibersihkan terlebih dahulu dengan etanol 70, kemudian dilewatkan di atas api 26 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan dibiarkan dingin sebelum digunakan. Preparat sampel disiapkan dalam bentuk suspensi di atas kaca objek lalu difiksasi dengan melewatkan kaca objek pada api bunsen. Preparat kemudian diwarnai dengan larutan kristal violet 0,5 dan dibiarkan selama 1 menit, lalu dicuci dengan air mengalir selama 5 detik, diteteskan larutan lugol dan dibiarkan selama 1 menit, lalu dicuci kembali dengan air mengalir. Preparat kemudian dibilas dengan etanol 96 selama 30 detik sampai tidak ada lagi zat warna lugol, lalu dicuci dengan air mengalir. Preparat selanjutnya diteteskan larutan safranin selama 45 menit. Dicuci kembali dengan air mengalir. Preparat dikeringkan dengan cara diletakkan di atas tisu steril dan diamati dengan mikroskop cahaya dari perbesaran terkecil hingga terbesar Kumala et al., 2006.

3.3.8 Pembuatan Inokulum Bakteri Uji

Suspensi bakteri dibuat dengan cara, satu ose masing-masing bakteri uji pada media agar NA miring yang telah diinkubasi selama 24 jam diinokulasikan ke dalam larutan 9 mL NaCl 0,9. Kekeruhannya diseragamkan dengan menggunakan standar McFarland 3 10 9 CFUmL Noverita et al., 2009. Suspensi bakteri 10 9 CFUmL kemudian diencerkan sehingga diperoleh suspensi bakteri 10 6 CFUmL. Pengenceran dilakukan dengan cara dari suspensi bakteri 10 9 dipipet 1 mL dan dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 9 mL NaCl 0,9 sehingga diperoleh suspensi bakteri 10 8 CFUmL. Suspensi bakteri 10 8 dipipet 1mL ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 mL NaCl 0,9, sehingga diperoleh suspensi bakteri 10 7 CFUmL. Dari suspensi bakteri 10 7 diambil 1 mL ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 mL NaCl 0,9 sehingga diperoleh suspensi bakteri 10 6 CFUmL Andidha, 2015.

3.3.9 Seleksi Kapang Endofit yang Berpotensi sebagai Antibakteri

Seleksi kapang endofit penghasil antibakteri dilakukan dengan menginokulasikan satu potongan agar isolat kapang murni yang berumur 7-14 hari ke media MHA yang telah mengandung bakteri uji. Masing-masing kultur

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi n-Heksana, Etilasetat Dan Etanol Daun Andong (Cordyline fruticosa Goepp.) Terhadap Bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae Dan Staphylococcus aureus

19 107 84

Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Nipah (Nypa fruticans Wurmb) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

23 113 70

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antibakteri dari Kapang Endofit Daun Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Shigella dysenteriae

1 15 108

Uji Aktivitas Antibakteri Kandungan Minyak Atsiri Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa dan Salmonella typhimorium dari Buah Bawang Hutan (Scorodocarpus borneensis .Becc)

4 16 94

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antimikroba Kapang Endofit dari Daun Tanaman Jamblang (Syzygium cumini L.) terhadap Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Candida albicans dan Aspergillus niger.

3 23 110

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antimikroba Kapang Endofit dari Daun Tanaman Jamblang (Syzygium cumini L.) terhadap Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Candida albicans dan Aspergillus niger.

1 17 110

Isolasi dan Uji Aktivitas Antibakteri dari Isolat Kapang Endofit Daun Tanaman Leunca (Solanum nigrum)

2 26 98

Isolasi, Seleksi dan Uji Aktivitas Antibakteri Mikroba Endofit dari Daun Tanaman Garcinia benthami Pierre terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, Shigella dysenteriae, dan Salmonella typhimurium

0 9 116

View of Identifikasi Metabolit Sekunder Dan Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Jamur Endofit Daun Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.)

0 0 7

Aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah kakao (Theobroma cacao L.) terhadap Escherichia coli, Bacillus subtilis, dan Staphylococcus aureus

1 11 8