e. Dalam suatu kurun waktu analisis yang biasanya dilakukan selama satu tahun total input sama dengan output.
f. Suatu sektor terdiri dari satu atau lebih beberapa perusahaan dan input itu
diproduksi oleh satu teknologi. Menurut Budhiharsono 1996, keuntungan yang diperoleh bila
menggunakan tabel I – O dalam perencanaan pembangunan wilayah adalah : a. Dapat menjelaskan dengan baik keterkaitan antara berbagai macam sektor
dalam perekonomian nasional atau pun perekonomian wilayah. b. Dapat ditentukan besarnya output dan kebutuhan faktor produksi lain dari satu
sektor permintaan akhir. c. Akibat yang ditimbulkan perubahan permintaan, baik yang disebabkan oleh
pemerintah maupun swasta terhadap perekonomian dapat diramalkan dengan rinci dan tepat.
d. Adanya perubahan teknologi dan harga relatif dapat diintegrasikan kedalam model melalui penyesuaian koefisien.
2.5.2. Metode Membangun Tabel Input-Output
Sejak pertama kali dikemukakan oleh Leontief pada tahun 1930-an, Tabel Input-Output I-O terus mengalami perkembangan dan menjadi salah satu alat
analisis yang populer untuk melihat perekonomian baik tingkat nasional maupun regional. Walaupun ada beberapa kelemahan yang terletak pada asumsi yang
digunakan pada analisis Tabel I-0. namun untuk melihat potensi perekonomian suatu wilayah dan keterkaitan antar sektor perekonomian, analisis Tabel I-0 masih
merupakan pilihan terbaik dan banyak diminati. Analisis Tabel I-0 hanya melihat kondisi perekonornian pada satu tahun
tertentu. Oleh karena itu, idealnya Tabel I-O dibuat setiap tahun. Namun untuk memenuhi keinginan tersebut tidak mudah bahkan boleh dikatakan tidak
mungkin. Hal ini terkait dengan keperluan melakukan survei yang komprehensif untuk seluruh sektor perekonomian yang tentunya memerlukan waktu lama dan
biaya yang besar. Berdasarkan kondisi tersebut berkembang metode pembuatan Tabel I-0
dengan pendekatan lain yakni melakukan penyesuaian Tabel I-O yang sudah ada
untuk merefleksikan kondisi perekonomian saat ini updating. Selain itu berkembang juga pendekatan
lain yakni menggunakan informasi perekonomian Tabel I-0 suatu daerah untuk diterapkan pada daerah lain
derivasi. Dengan dua pendekatan tersebut, maka Tabel I-O dapat dimodifikasi setiap tahun dan dapat dibuat di semua daerah Miller dan. Blair, 1985.
Metode Updating dikenal juga dengan sebutan metode survei parsial, karena tidak perlu melakukan survei secara komprehensif seperti pembuatan Tabel I-O
metode survei. Metode yang umum digunakan untuk melakukan updating adalah metode RAS. Dengan metode ini data yang diperlukan adalah matrik koefisien
input atau koefisien teknologi sebagai tabel dasar, total output, total permintaan antara dan total input antara masing-masing sektor. Untuk memperoleh total
permintaan dan input antara masing-masing sektor biasanya dilakukan survei khusus atau survei parsial.
Derivasi Tabel I-0 atau sering juga disebut metode non-survei dilakukan apabila suatu daerah sama sekali belum mempunyai Tabel I-O. Oleh karena itu
harus menggunakan Tabel I-0 daerah lain untuk dijadikan sebagai tabel dasar untuk menderivasi.
Menurut Saefulhakim 2000 tabel I – O dapat dibangun melalui dua teknik, yaitu :
a. Survei pengamatan lapangan dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu : 1 Pendekatan Trade Margin Analysis TMA dengan melakukan pendekatan
kuantitatif input dan output masing-masing sektor melalui pertanyaan kuesioner.
2 Pendekatan Analytic Hierarchy Process AHP pengumpulan data kuantitatif input dan output perkiraan.
b. Metode RAS. Metode ini digunakan untuk membangun Tabel I – O suatu tahun tertentu berdasarkan Tabel I – O tahun yang lain dengan bantuan data
PDRB tahun yang akan ditentukan Tabel I – O nya updating Tabel I – O. Metode RAS juga dapat digunakan untuk menurunkan tabel I – O suatu
wilayah melalui Tabel I – O wilayah yang lebih luas. Misalnya Tabel I – O tingkat Kabupaten dapat dibuat dengan menurunkannya dari Tabel I – O
tingkat propinsi atau membuat tabel I – O tingkat propinsi dengan menurunkannya dari Tabel I – O tingkat nasional.
Tabel I – O disusun berdasarkan tiga asumsi pokok Saefulhakim, 2000, yaitu :
a. Prinsip homogenitas, aktifitas-aktifitas ekonomi yang dikategorikan kedalam suatu sektor tertentu diasumsikan memiliki karakteristik sistem produksi yang
homogen yakni struktur input dan output yang homogen dan tidak ada substitusi antar aktifitas lainnya.
b. Prinsip LinieritasProporsionalitas, proporsi input-input suatu sektor bersifat tetap, tidak bergantung pada skala produksioutput constant return to scale.
c. Prinsip Additivitas, kinerja sistem produksi suatu sektor ditentukan oleh kinerja sistem produksi sektor-sektor lainnya, namun pengaruh dari masing-
masing sektor tersebut bersifat additive, bukan interaktif atau multiplikatif. Secara lebih sederhana Tabel input – output terbagi atas empat kuadran
sebagaimana pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Tabel Input – Output
Permintaan Permintaan
Akhir Yi
Xi Input Antara
Kuadran I Kuadran II
Nilai Tambah
Kuadran III
Kuadran IV Kuadran 1 merupakan gambaran transaksi antar sektor dalam proses
produksi, kuadran II menunjukkan matriks permintaan akhir terhadap output masing-masing sektor, kuadran III menunjukkan matriks nilai tambah value
added masing-masing sektor faktor produksi kecuali impor, dan kuadran IV merupakan transfer nilai tambah antar institusi. Berdasarkan tabel I – O terlihat
jelas bahwa baris merepresentasikan distribusi penjualan output suatu faktor tertentu ke sektor lain. Sedangkan kolomlajur mempresentasikan distribusi
pembelian sektor tertentu pada sektor lainnya. Tabel input – output sederhana yang lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2 di
bawah ini.
Tabel 2. Tabel Input – Output Lebih Rinci Permintaan Antara
Sektor Produksi Permintaan Akhir
Output Total
1 ... j ... n
Y X
1 X
11
... X
ij
... X
1n
RT
1
KP
1
PM
1
S
1
E
1
X
1
2 ...
... ...
... ...
... ...
... ...
... ... .
... ...
... ...
... ...
... ...
... ... ...
i X
i1
... X
ij
... X
in
RT
i
KP
i
PM
i
S
i
E
i
X
i
. ...
... ...
... ...
... ...
... ...
... ... .
... ...
... ...
... ...
... ...
... ... ...
In pu
t A
nt ara
Sek tor
Produk si
n X
n1
... X
nj
... X
nn
RT
n
KP
n
PM
n
S
n
E
n
X
n
Upah dan Gaji Rumah Tangga
L
1
... L
j
... L
n
Nilai Tambah Lain V
1
... V
j
... V
n
Impor M
1
... M
j
... M
n
Total Input I
1
... I
j
... I
n
Kuadran I
Kuadran II
Kuadran III
Sepanjang baris pada kuadran I memperlihatkan alokasi penyediaan suatu sektor lainnya atau sektor itu sendiri. Angka-angka sepanjang baris menunjukkan
alokasi output sektor i yang digunakan untuk memenuhi permintaan antara sektor j, dimana permintaan antara adalah permintaan akan suatu input untuk digunakan
oleh sektor lain sebagai faktor produksi, termasuk didalamnya permintaan oleh sektor yang bersangkutan.
∑
=
= +
n j
i i
ij
X Y
X
1
n =
1, 2, ..., n
X
ij
= banyaknya
output sektor i yang digunakan oleh sektor j
Y
i
= permintaan
akhir terhadap
sektor i = RT
i
+ KP
i
+ PM
i
+ S
i
+ E
i
RT
i
= konsumsi
rumah tangga
KP
i
= konsumsi pemerintah PM
i
= pembentukan
modal S
i
= stok
E
i
= ekspor Sektor kolom menunjukkan penggunaan input yang dihasilkan oleh sektor
lain untuk kegiatan produksi.
∑
=
= +
n j
i j
ij
X G
X
1
n =
1, 2, ..., n
X
ij
= banyaknya
input sektor i yang digunakan oleh sektor j
Y
i
= permintaan
akhir terhadap
sektor i = L
j
+ V
j
+ M
j
L
j
= upah
dan gaji rumah
tangga
V
j
= nilai tambah lainnya M
j
= impor
Kuadran II menggambarkan transaksi permintaan akhir yang berasal baik dari output berbagai sektor produksi maupun impor yang dirinci dalam berbagai
jenis penggunaan. Permintaan akhir adalah permintaan yang langsung digunakan untuk konsumsi rumah tangga, pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan
stok, dan ekspor. Secara keseluruhan komponen permintaan akhir merupakan pengeluaran wilayah. Jadi merupakan komponen perhitungan Produk Domestik
Regional Bruto PDRB dari sisi pengeluaran. Pada kuadran III ditunjukkan penggunaan input primer atau nilai tambah
yang terdiri dari upah dan gaji, surplus usaha, pajak tak langsung netto dan penyusutan. Yang dimaksud dengan input primer adalah faktor-faktor produksi
yang secara langsung terlibat dalam produksi atau merupakan balas jasa atas pemakaian faktor-faktor produksi yang terdiri dari tenaga kerja, tanah, modal, dan
kewirausahaan. Jumlah seluruh nilai tambah ini adalah PDRB yang dihasilkan seluruh wilayah. PDRB ini akan sama dengan seluruh permintaan akhir dikurangi
dengan impor barang dan jasa.
2.5.3. Green Input-Output Perikanan Budidaya Ikan Jaring Apung