Kebocoran Wilayah Regional Leakage

mengurangi kesempatan generasi yang akan datang untuk meningkatkan kesejahteraannya juga.

2.3. Kebocoran Wilayah Regional Leakage

Pembangunan yang dilaksanakan di suatu wilayah pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut tanpa melupakan tujuan pembangunan yang lebih luas atau nasional. Kegagalan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan akan terlihat apabila laju pertumbuhan ekonomi meningkat, namun tingkat pendapatan masyarakat tidak meningkat atau tetap rendah. Ini mengindikasikan bahwa kegiatan pembangunan di wilayah tersebut belum mampu menciptakan spread effect di wilayah tersebut. Kegiatan pembangunan seringkali kurang dapat ditangkap secara lokal dan regional, sehingga penduduk setempat hanya menjadi penonton. Hal ini dapat terjadi karena berbagai hal, seperti sumberdaya manusianya yang belum siap menerima perubahan, kebijakan pemerintah yang kurang mendukung perkebangan wilayah tersebut, memerlukan dana yang cukup besar serta dukungan pendanaannya yang sulit di akses oleh masyarakat di wilayah tersebut, sumberdaya alam yang tidak mendukung, dan lain-lain. Tingkat kebocoran suatu wilayah dapat ditandai dengan tingginya keterkaitan ke belakang backward linkage sedangkan keterkaitan ke depannya forward linkage cenderung rendah dan juga berkaitan dengan rendahnya dampak pengganda multiplier effect, karena nilai tambah value added yang semestinya ditangkap wilayah tersebut justru manfaatnya diambil wilayah lain. Beberapa hal yang dapat mengakibatkan tingginya tingkat kebocoran wilayah, antara lain Anwar, 1995 : a. Sifat Komoditas Komoditas yang bersifat ekspoitatif umumnya yang natural resources mempunyai kecenderungan mengalami kebocoran wilayah yang tinggi apabila dalam sistim produksinya membutuhkan persyaratan-persyaratan tertentu, baik kualitas sumberdaya manusia, teknologi yang dipakai, kedekatan dengan pasar maupun persyaratan lainnya yang mengakibatkan aktifitas ekonomi suatu komoditas yang berasal dari suatu wilayah dilaksanakan di wilayah lain, sehingga nilai tambahnya sebagian besar ditangkap wilayah lain. b. Sifat Kelembagaan Salah satu sifat kelembagaan yang utama adalah menyangkut kepemilikan owners, karena berkaitan dengan tingkat kebocoran wilayah yang terjadi. Faktor pemilikan lahan juga berpengaruh terhadap persyaratan dalam penerimaan tenaga kerja walaupun hal ini tidak secara nyata, namun sering terlihat bahwa pemilik yang berasal dari luar daerah misalnya warga negara Indonesia atau warga negara asing dalam mengambil keputusan atau kebijakan akan berbeda jika dibandingkan dengan yang berasal dari daerah setempat. Pada umumnya tingkat kebocoran suatu wilayah dapat dilihat dari komposisi impornya, baik impor sebagai input antara maupun sebagai input dari komponen permintaan akhir. Biasanya untuk mengukur tingkat kebocoran wilayah digunakan rasio input antara yang berasal dari impor dengan total input yang berasal dari luar daerah lebih mementingkan profit sedangkan yang berasal dari daerah setempat yang dipentingkan selain profit, juga sosial budaya yang ada di daerah tersebut harus lebih terjamin kelangsungannya.

2.4. Efek Pengganda Multplier Effect