Green Input Output Budidaya Ikan di Jaring Apung

2 Pengganda Pendapatan Income Multiplier Pengganda pendapatan tipe I adalah besarnya peningkatan pendapatan pada sektor perekonomian akibat meningkatnya permintaan akhir output suatu sektor sebesar satu unit. Akhirnya apabila permintaan terhadap output sektor tertentu meningkat sebesar satu rupiah, maka akan meningkatkan pendapatan rumah tangga yang bekerja pada seluruh sektor perekonomian sebesar nilai pengganda pendapatan sektor yang bersangkutan. Sedangkan pengganda pendapatan tipe II selain menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung juga menghitung pengaruh induksi induce effect. Pengganda Pendapatan Tipe I : ∑ = + + = n i j n j n a Cij a MPSj 1 1 1 . dimana : MPSj = Pengganda pendapatan Tipe I sektor ke j a n+1j = Koefisien input gajiupah rumah tangga sektor j Cij = Unsur matriks kebalikan Leontief terbuka Pengganda Pendapatan Tipe II : ∑ + = + + = 1 1 1 1 . n i j n j n a Dij a MPTj dimana : MPTj = Pengganda pendapatan Tipe II sektor j Dij = Unsur matriks kebalikan Leontief tertutup

3.5. Green Input Output Budidaya Ikan di Jaring Apung

Green input output adalah analisis input – output yang telah diperluas atau disesuaikan khusus budidaya ikan di jaring apung beserta sektor-sektor yang terkait termasuk di dalamnya memperhitungkan aspek penurunan kualitas air waduk sebagai output negatif dari perekonomian ke sistem alami dan sebagai input dari sistem alami ke perekonomian. Model green input – output ini merupakan model input – output yang diperluas kerangka dasarnya dengan memasukkan keterkaitan suatu sektor dengan sektor ekosistem, dimana penurunan kualitas air waduk diinternalisasikan sebagai pengurang dari koefisien input – output. Dengan menginternalisasikan penurunan kualitas air waduk dalam tabel I-O, nilai matriks akan berkurang sehingga setelah data diolah akan terlihat penurunan pengganda output, pendapatan, dan tenaga kerja sektor budidaya ikan di jaring apung. Struktur tabel Green input – output dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini. Tabel 8. Struktur Tabel Input – Output Perikanan Budidaya Ikan Jaring Apung Permintaan Antara Sektor Produksi Permintaan Akhir Output Total Output Output Penurunan Kualitas Air 1 ... j ... n Y X N 1 X 11 ... X ij ... X 1n Y 1 E 1 X 1 N 1 2 ... ... ... ... ... ... ... ... ... . ... ... ... ... ... ... ... ... ... i X i1 ... X ij ... X in Y i E i X i N i . ... ... ... ... ... ... ... ... ... . ... ... ... ... ... ... ... ... ... Input Antara Se ktor Produk si n X n1 ... X nj ... X nn Y n E n X n N n Upah dan Gaji Rumah Tangga L 1 ... L j ... L n Nilai Tambah Lain V 1 ... V j ... V n Input P ri me r Impor M 1 ... M j ... M n Total Input I 1 ... I j ... I n Kuadran I Kuadran II Kuadran III Input Penurunan Kualitas Air R 1 ... R j ... R n Total Input Bersih T 1 ... T j ... T n Sumber : Axel J. Schaffer 2002 disesuaikan Dengan sektor produksi sebagai berikut : 1. Perikanan darat tambak, kolam, sawah 2. Budidaya Ikan di Jaring Apung 3. Pembenihan ikanPendederan ikan 4. Industri kayu, bambu, rotan dan furniture 5. Air bersih 6. Perdagangan 7. Hotel 8. Restoran 9. Angkutan jalan raya 10. Angkutan sungai dan danau 11. Komunikasi 12. Bank atau Lembaga Keuangan 13. Pemerintahan umum dan pertahanan 14. Jasa sosial dan kemasyarakatan 15. Jasa perorangan dan rumah tangga Untuk menghitung besarnya penurunan kualitas air adalah dengan cara mengasumsikan penurunan produksi dari tahun sebelumnya, atau selisih antara produksi tahun ini dengan tahun sebelumnya, rumusnya dapat ditulis sebagai berikut : PKA = PPI PPI = PPD 1 – PPD 2 Dimana : PKA = Nilai Penurunan Kualitas Air Waduk PPI = Nilai Penurunan Produksi Ikan di Jaring Apung PPD 1 = Nilai Produksi Ikan Tahun 2005 PPD 2 = Nilai Produksi Ikan Tahun 2006

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1.Kondisi Wilayah 4.1.1. Wilayah Administratif Kabupaten Cianjur, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Cianjur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta di utara, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Sukabumi di barat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta di Lampiran 2. Kabupaten Cianjur terdiri atas 30 Kecamatan, 348 Desa dan 6 Kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Cianjur. Ke-30 kecamatan tersebut, yaitu : Agrabinta, Leles, Bojongpicung, Campaka, Campaka Mulya, Cianjur, Cibeber, Cibinong, Cidaun, Cikadu, Cikalongkulon, Cilaku, Ciranjang, Cugenang, Kadupandak, Cijati, Karangtengah, Mande, Naringgul, Pacet, Cipanas, Pagelaran, Sindangbarang, Sukaluyu, Sukanagara, Sukaresmi, Takokak, Tanggeung, dan Warungkondang, Gekbrong. Banyaknya DesaKelurahan, RW dan RT setiap kecamatan pada tahun 2006 dapat dilihat pada Lampiran 3 PMD dalam BPS Kabupaten Cianjur, 2007

4.1.2. Keadaan Umum Wilayah

Sebagian besar wilayah kabupaten Cianjur adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Lahan-lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan dan perkebunan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat. Keadaan itu ditunjang dengan banyaknya sungai besar dan kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya pengairan tanaman pertanian. Sungai terpanjang adalah Sungai Cibuni, yang bermuara di Samudra Hindia. Dari luas wilayah Kabupaten Cianjur 350.148 hektar, pemanfaatannya meliputi 83.034 Ha 23,71 berupa hutan produktif dan konservasi, 58,101 Ha 16,59 berupa tanah pertanian lahan basah, 97.227 Ha 27,76 berupa lahan pertanian kering dan tegalan, 57.735 Ha 16,49 berupa tanah perkebunan, 3.500 Ha 0,10 berupa tanah dan penggembalaan pekarangan, 1.239 Ha 0,035 berupa tambak kolam, 25.261 Ha 7,20